“Sesungguhnya kita ini lemah. Yang membuat jadi kuat, kokoh, & hebat itu, karena rahmat Allah agar kita rendah hati.”
…
Seide.id -Kredo itu sesungguhnya mengajar dan mengajak siapa pun untuk tidak mengejar pengakuan diri yang semu alias ‘bendiarani’. Karena apa pun yang kita miliki di dunia ini tidak lebih sekadar titipan, dan bersifat sementara.
Faktanya, lihat sebaran dahsyat di medsos itu. Berjuta orang memburu pengakuan dan memposisikan diri ‘bendiarani’. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang membungkus diri dengan gengsi.
Bagaimana agar hidup ini tidak bendiarani?
Coba bertanya pada diri sendiri. Kedepankan pikiran yang jernih dan hati yang bening agar kita tidak tendensius, menilai orang lain dari kacamata sendiri, apalagi untuk menghakiminya.
Ketika hendak memposting suatu hal, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, orang lain, atau sekadar ‘copy paste’. Kita bertanya, apa niat, motivasi, dan manfaat yang hendak dibagikan itu pada orang lain?
Sederhana, tapi tidak mudah. Ketika kita kedepankan keegoisan, golongan, perasaan suka atau tidak suka, atau berbagi postingan agar tidak keduluan yang lain, ternyata itu hoaks. Kita racuni orang lain, dan diri sendiri. Banyak juga yang saling mencaci, memfitnah, dan menyakiti. Sesungguhnya, apa yang dicari?
Alangkah bijak, jika kita berbagi hal baik dan positif agar bermanfaat bagi orang lain. Sehingga suasana hati pun jadi adem dan damai.
Begitu pula dalam berpikir, bertutur kata, dan berperilaku. Jauhi keegoisan, tonjolkan diri sendiri, dan gengsi. Lebih baik berkata jujur, benar, dan seia-sekata. Kita memberi bukti, memotivasi, dan semoga menginspirasi.
Sesungguhnya, hidup ‘bendiarani’ itu lukai diri sendiri. Pengakuan semu itu membuat kecewa, aib, dan nestapa.
Berbeda halnya, jika kita berbagi itu tanpa keinginan untuk tonjolkan diri. Karena niatnya dari hati yang tulus.
Semangat berbagi yang niatnya baik itu menjauhi apresiasi, dan datangnya dari kerendahan hati.
Selalu menganut ilmu padi. Makin merunduk kian bersisi.
…
Mas Redjo/ Red-Joss
