Foto : Khadeja Yasser/ Unsplash
Penulis : Jliteng
Seseorang yg menggunakan warna hitam dan berada di bawah sinar matahari pasti akan merasa kepanasan.
Hal ini karena warna gelap, khususnya hitam bersifat menyerap cahaya. Baju yg berwarna hitam menyerap sinar matahari.
Demikianlah dengan pendosa. Berbaju gelap, menyerap cahaya langit dan tak rela membaginya. Hidup akan selalu gerah Dibutuhkan hembusan angin baru dan baju warna terang, lembut meneduhkan. Dibutuhkan pengalaman rasuli.
Walau pada hari ini, kita tidak merasakan tiupan angin kencang; dan tidak kita melihat nyala api turun atas diri kita. Akan tetapi kita dapat memegang dada kita dan merasakan denyut hati ini.
Hati yang pernah kita miliki saat masih kanak-kanak, yang bergaul dengan siapapun; tanpa perduli agama, status ekonomi atau sosialnya.
Hati yang hanya tahu mencinta dan mengulurkan tangan bersahabat, tanpa peduli ayahnya bermusuhan dengan ayah saya. Ibunya hutang kepada ibu saya.
Jika kita raba lagi dada ini, mungkin hati masih berdenyut. Karena kasih kemurahan Allah bagi kita.
Hati yang dikobarkan lagi untuk kembali mencinta. Menjangkau dan menyentuh hati sesama ikut menyalakan kasih Allah di sana.
Saat kita menyentuh hati sesama, kita meninggalkan identitas kita di hatinya, di ingatannya dan semua peri hidupnya.
Semoga kemana pun kaki menapak dan tangan ini menyentuhkan diri, dapat meninggalkan jejak hati!
Jejak hati yang bermuatan belaskasih dan pengertian.
Jejak hati yang bermuatan kepedulian dan kebaikan.
Semoga hari ini, hati saya mampu menyentuh hati tetangga yang merasa hampa; atau hati anak perempuan yang meninggalkan rumah, atau hati seorang ibu yang sedang cemas atau hati seorang difabel yang sering dihindari orang.
Tuhan, mampukan aku hari ini ke luar, meninggalkan jejak-jejak hati.
Andaikan saja, pada hari ini ada yang berkata: “saya merasakan sentuhanmu,” biarlah orang itu merasa Engkau yang menyentuh, lewat hatiku yang tak sempurna ini.
Salam sehat, Selamat Hari Raya Pentakosta dan tetap berkobar untuk berbagi cahaya.
Memantik Ide dan Solusi Baru – Catatan halaman 149