Menurut sebuah penelitian, seorang wanita setiap hari mengucapkan 10.000 kata, sementara lawan jenisnya 7.000 kata.
Selama PPKM dan WFH jumlahnya tentu di bawah itu. Tapi bagaimanapun, setiap hari kita berkata-kata, lisan maupun tulisan. Apalagi kalau ditambah kata-kata yang kita ucapkan di dalam hati. Dalam hal tulisan, misalnya di medsos, berkata-kata itu bisa mengambul wujud posting, komen, atau reply.
Setiap hari kita mendengar atau membaca kata-kata. Ada yang menyejukkan, ada yang bikin panas telinga. Itu konsekuensi pergaulan, sebab tidak semua orang berniat baik, piawai memilih kata-kata, dan tingkat sensitivitas setiap orang juga berbeda. Kitalah yang harus bijak mengatur respons.
Aku pernah merasakan sedapnya “dibanting” di medsos. Yah, aku bisa apa selain menghibur diriku: rapopo, no big deal. Tapi aku berharap, mudah-mudahan aku tidak menjadi si tukang banting.
Suatu hari aku mendapat bekal berharga dari misa yang kuhadiri secara online, agar aku lebih bijak berkata-kata. Itu dimulai dari berbaik sangka. Artinya, dari kedalaman hati sendiri. Lengkapnya:
- Berbaik sangka
- Berbaik kata
- Berbaik karya
Terima kasih, Romo. Semoga aku tidak lupa.
2 Juli 2021