Seecara historis, sebelum terjadi halving, Bitcoin mengalami harga berombak; naik turun ( Foto: DailyHold)
Meski banyak prediksi harga Bitcoin dapat naik ke angka Rp 1,5 miliar hingga Rp 2,4 miliar, namun Bitcoin juga akan mengalami koreksi berdasarkan siklus pasar historis. Bisa jadi ini disebut Bitcoin dalam zona “mengkhawatirkan” . Ada beberapa alasan historis untuk yang satu ini.
Secara historis, Bitcoin akan terkoreksi parah pada hari-hari menjelang halving, saat imbalan penambang dipotong separuhnya. Peristiwa ini kemungkinan akan terjadi pada 15 April 2024.
Mulai 17 Maret, Bitcoin telah memasuki zona mengkhawatirkan di mana penelusuran sejarah pra-halving dimulai. Secara historis, Bitcoin telah melakukan penelusuran ulang sebelum separuhnya, yakni 14-28 hari.
Dilihat dari historis, menurut Rekt Capital , pada tahun 2020, penelusuran ulang ini sedalam -20%. Lalu pada tahun 2016, penelusuran ulang ini sedalam -40%. Pada 17 Maret kemarin, BTC berjarak 30 hari lagi dari halving dan telah mundur -11% pada minggu lalu.”
Jika demikian, Bitcoin bisa turun hingga Rp 624 juta per koin berdasar siklus pasar tahun 2016- 2020. Hitungannya, menurut Rekt, 20% dari harga US$ 65,348 atau sekitar US$ 13,000 menuju sisi negatif atau penelusuran ulang 30% akan menjadi lebih dalam dari itu.
Menurut pedagang tersebut, Bitcoin bisa turun hingga kisaran $40.000 berdasarkan pergerakan harga BTC selama siklus pasar 2016 dan 2020.
Saat penulisan ini pagi ini, harga Bitcoin di angka US$65,256 atau Rp 1,018,878,450
Anda boleh percaya dengan analisa model Reks ini, atau model TechDev yang menyebut Bitcoin akan naik perlahan di angka US$ 160,000 atau Rp 2,49,600,000.