Bukan Priyayi yang Minta Dilayani, melainkan Melayani Demi Ibu Pertiwi

Tidak ada gunanya pencitraan itu, jika sekadar retorika dan janji kosong semata, apalagi untuk mendulang suara.

Jangan ninabobokkan kami dengan basa basi, karena kami tidak membutuhkan hal itu.

Juga bukan pakaian keren perlente, berjas, berdasi, dan pamer status di medsos. Melainkan yang kami butuhkan adalah bukti dan kerja nyata.

Bagaimana kami percaya seyakin-yakinnya, jika Tuan yang terhormat selalu tampil perlente bersepatu kilap, tapi lebih senang nyaman bersembunyi di belakang meja dan minta dilayani.

Ingat janji manis Tuan yang penuh keoptimisan mengajak kami untuk menyongsong masa depan gemilang. Bergerak dan maju bersama untuk membangun negeri, bukannya melepas kami jalan sendiri.

Kenyataannya, Tuan-tuan gaduh sendiri. Saling nyinyir, menghujat, bahkan saling menyerang yang semakin menunjukkan jati diri Tuan yang asli.

Padahal kelangkaan kedelai, minyak goreng, dan harga kebutuhan pokok yang meroket itu harus segera diatasi untuk temukan solusi.

Yang kami butuhkan adalah Tuan hadir di saat kami membutuhkan dan Tuan selalu ada bersama kami.

Tidak ada gunanya Tuan-tuan yang terhormat berebut pepesan kosong. Saatnya bersatu padu dan bergandeng tangan untuk bergerak bersama mengejar ketinggalan untuk membangun negeri.

Tak ada kata terlambat, Tuan-tuan yang terhormat. Ingat, jabatan itu bukan sekadar kepercayaan rakyat, melainkan amanah yang harus diwujudnyatakan agar menjadi berkah.

Semangat melayani untuk membangun negeri: Indonesia Jaya!
(MR)

Kancil & Siput

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang