Dengan tingkat kesulitan skill, kuat diwarna art and progresif rock, harmonisasi musik yang pas, sangat dinamis dalam irama ketukan rancak, meski di sana sini harus diakui pula orisinilitas musiknya buka pure musik God Bless.
Oleh RIRIZ SENO*
BAGI penggemar musik Indonesia, group musik rock God Bless bukan hal yang asing. Terlebih generasi musik tahun 80 – 90 an, diingatannya akan lebih familiar. Meski bergonta ganti pemain, selama puluhan tahun, belum lama diadakannya Konser 48 Tahun, namun keberadaan God Bless masih tetap eksis sampai kini.
Menilik dari album-album yang pernah dirilisnya, God Bless (1975) – Cermin (1980) yang kemudian direlease ulang ditahun 2018 – Semut Hitam (1988) – Raksasa (1989) dan album album lain setelahnya.
Dari sekian album, tak salah kalau harus diakui bahwa album Cermin (1980) adalah album fenomenal yang belum tertandingi sampai kini. Formasi lama saat pembuatan album Cermin digawangi oleh : Ian Antono (Lead Guitar), Ahmad Albar (Vocal), Donny Fattah (Bass), Abadi Soesman (Keyboard), Teddy Sujaya (Drum) masih tetap garang membawa warna God Bless.
Sembilan judul lagu : Selamat Pagi Indonesia, Anak Adam, Cermin, Musisi, Sodom Gomorah, Balada Sejuta Wajah, Insan Sesat, Ingat, Tuan Tanah, nyaris semua dengan piawai dikemasnya dalam satu adonan musik. Masa tahun 1980 an jangan tanya untuk teknologi MIDI, Sampling terlebih techno computer music, sama sekali belum ada saat itu, kecuali hanya pita analog record 16 track, yang 2 in – 24 track pun masih belum lazim.
Tentunya bagi generasi musik kini, sebagai wahana belajar, halal dan syah kalo kita mengatakan bahwa album Cermin adalah album fenomenalnya God Bless, tanpa bermaksud mengesampingkan album yang lain. Dengan tingkat kesulitan skill, kuat diwarna art and progresif rock, harmonisasi musik yang pas, sangat dinamis dalam irama ketukan rancak, meski di sana sini harus diakui pula orisinilitas musiknya buka pure musik God Bless.
Di lagu Anak Adam, kita akan dibuka dengan lentur kelincahan jari jemari Abadi Soesman. Ada sisipan suara synthesizer gamelan Bali seperti memperkenalkan bahwa aku ini Indonesia. Lagu yang panjangnya kisaran sebelas menit ini memang butuh sedikit selera untuk menikmati. Bisa jadi Abadi Soesman dari bawah sadarnya, di interlude membawa kita ke warna musik jazz rock Chick Corea, lantas ada sentuhan musik Emerson ELP. Dengan kelincahan jemari Abadi Soesman, seperti mengajak suara lead guitar Ian Antono untuk penuh toleransi mendampingi, yang biasanya gitar selalu mendominasi dalam musik rock.
Selanjutnya Lagu Mengenang Kusni Kasdut