Seide.id – Eksploitasi konstitusi, merupakan tindak memanipulasi konstitusi untuk kepentingan pribadi atau bersama kelompok secara sistematis, tidak ubahnya seperti kanker yang terencana menggerogoti demokrasi.
Dimana secara umum masyarakat abai terhadap berlangsungnya eksploitasi konstitusi, bisa terjadi oleh politik uang dianggap wajar karena beban akan kebutuhan hidup yang membebani keseharian rakyat. Sehingga melahirkan sikap masa bodo terhadap dinamika politik.
Sebenarnya muara berlangsungnya eksploitasi konstitusi akan berimbas pada seluruh sendi perekonomian. Hal mana terjadi karena eksploitasi konstitusi pasti melahirkan ketidak pastian hukum, dan situasinya tidak lagi menarik minat para investor.
Hal paling mendasar investasi adanya kepastian hukum untuk membangun iklim ekonomi yang sehat terukur. Adanya eksploitasi konstitusi oleh oligarki kelompok elit untuk mempertahankan kekuasaan yang melanggar kaidah etika, dengan sendiringa menyuburkan tidak hanya nepotisme namun juga secara pasti melanggengkan budaya korupsi, sebagai akibat pelemahan penegakan hukum.
Belum lagi jika selanjutnya adanya pelanggaran HAM, seperti upaya menekan kebebasan Pers tentu membuat naiknya tingkat frustasi dan kemarahan publik. Dan diperparah dengan turunnya investasi yang berakibat turunnya kepercayaan terhadap nilai tukar uang dan berimbas naiknya inflasi sampai pada turunnya daya beli masyarakat.
Kita bisa melihat pada contoh masifnya eksploitasi konstitusi di negara otoriter maka melemahnya demokrasi akibat dari pelemahan penegakan hukum oleh kelompok oligarki elit. Pada akhirnya akan memperburuk dunia usaha dan berimbas naiknya pengangguran terbuka oleh PHK.
Maka bisa dilihat eksploitasi konstitusi, krisis ekonomi, dan pengangguran terbuka adalah tiga masalah kompleks yang saling terkait bagaikan benang kusut dan sungguh membutuhkan solusi komprehensif.
Sehingga untuk memutus lingkaran setan ini tentu membutuhkan komitmen kuat dari seluruh elemen bangsa untuk membangun masa depan yang lebih adil dan sejahtera.
Oleh Jeannie Latumahina
Ketua Umum Relawan Perempuan dan Anak (RPA) Partai Perindo