Orang seperti Ahok tidak muncul 50 tahun sekali. Setelah Bang Ali Sadikin, kini baru muncul Ahok. Kita beruntung. Bangsa Indonesia harus menjaganya. Demikian diucapkan oleh Bambang Warih Koesoema (BWK), tokoh mahasiswa ITB era 1970an, aktifis pro demokrasi, yang juga pernah menjadi wakil rakyat dalam diskusi santai di Kuningan, jelang pilgub DKI Jakarta, 2017 lalu.
Nahas, Ahok tumbang dan tersingkir bahkan masuk penjara Mako Brimob. Gara gara rekaman video pidatonya di Pulau Seribu, Jakarta Utara, diplintir oleh Buni Yani.
Tapi mutiara tetaplah mutiara. Bahkan jatuh di lumpur tetaplah mutiara. Emas tetap emas – bukan loyang – di mana pun dia disimpan. Terbukti Ahok bangkit dari keterpurukannya dan kini berkibar sebagai Komisaris Utama PT. Pertamina, BUMN dengan aset USD 70 miliar (2021) setara dengan Rp.984, 9 triliun, salahsatu penyumbang terbesar keuangan negara.
Sementara orang orang yang dulu menjatuhkannya satu per satu masuk bui dan meninggal . Juga terhinakan seperti yang terakhir divonis empat tahun penjara di PN Jakarta Timur, beberapa hari lalu.
AHOK BTP memang fenomenal. Dia gubernur yang menjadikan DKI Jakarta Kota Dunia, meneruskan jejak sejarah H. Ali Sadikin (1927 2008) yang ketika menjadi Gubernur DCI – Daerah Chusus Ibukota (1966-1977) mengubah kota Jakarta dari The Big Village (kampung besar) menjadi Metropolitan (kini kosmopolitan dan bahkan megapolitan).
Ahok menyandang predikat “double minoritas”, dia Tionghoa dan Kristen. Namun nasionalismenya yang tebal, kecintaannya pada negeri kekahirannya, mendorongnya untuk berjuang bagi kemajuan bangsa dan memberikan berkah bagi sebagian besar rakyat, utamanya di ibukota.
Dia pemimpin yang melayani, transparan. Langsung ketemu warga dan menuntaskan masalah masalah yang mendera mereka di kantirnya di balaikota. Tegas terhadap maling dan penilep duit rakyat, termasuk yang bersarang di balaikota, DPRD dan instansi jajarannya.
Ahok BTP adalah mimpi buruk bagi PNS / ASN maling, bandit dan tukang tilep beserta pengusaha rekanannya yang biasa menggelembungkan (mark up) nilai proyek dan pengadaan barang. Dia menerapkan e-budgeting. Transparan.
Ahok tak hanya menghapuskan “tradisi” korup menghabiskan duit negara, triliunan dana APBD untuk menghamburkan ke proyek proyek yang di-mark up, melainkan mendapatkan pemasukan dan proyek prestisius tanpa mengeluarkan uang. Sebagaimana nampak pada Jembatan Simpang Susun Semanggi yang nampak megah hingga kini. Jembatan nol rupiah uang negara! Tanpa hutang, tanpa APBD dan APBN.
PARA ulama intoleran di MUI menuding Ahok menghina agama. Padahal Ahok hanya membela diri dari serangan penggunaan ayat untuk mendekreditkan dirinya karena dia non muslim. Kebiasan buruk Ahok yang bicara blak blakan, sering tidak terkontrol, dijadikan senjata oleh musuh politiknya.
Buya Syafii Maarif dan KH Mustofa Bisri (Gus Mus) dua ulama yang kurang sependapat dengan aksi turun ke jalan ini menentang Ahok gara-gara pidatonya itu.
Buya Syafii Ma’arif mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, salah satu ormas muslim terbesar di Indonesia sedangkan Gus Mus, mantan Rais Am PBNU yang notabene ormas muslim terbesar di Indonesia. Keduanya tak menganggap Ahok menista agama.
Tapi amplifikasi pada potongan dan plintiran video Buni Yani telah mendorong kelompok Anti Ahok untuk menurunkannya, lewat gerakan putihkan Jakarta.
Skandal jatuhnya Ahok dan naiknya penggantinya – menggunakan isu sektarian – merupakan aib bagi demokrasi Indonesia kini.
Bambang Warih Koesoema (kelahiran 1944) meninggal Mei 2017 di usia 73 tahun. Dia tak sempat melihat Ahok masuk bui. Juga tak sempat melihat Ahok bangkit. Tapi bangsa Indonesia menjaganya, sebagaimana yang dia minta – karena Ahok memang fenomenal.
Ahok BTP lahir di Mangar, Belitung Timur, 29 Juni1966. Dia berulang tahun ke-55 hari ini dan tengah berbahagia dengan nyonya barunya, Puput Nastiti Dewi yang dinikahi Januari 2019 lalu bersama putra mereka yang lucu, Yosafat Abimanyu Purnama.
Selamat ulang tahun, Ko Ahok BTP. Jangan lelah mencintai Indonesia. Indonesia adalah negeri kita, negeri bagi mereka yang mencintainya, dan memakmurkannya. Negeri bagi semua suku ras dan agama yang mengabdi setulusnya. ***
Foto: Instagram basukibtp