Flora Indonesia: Bunga Bangkai (1) “Si Penis Rusak”

Jenis tanaman berumbi gatal dan beracun ini memang memiliki bunga generatif tunggal yang ngacung panjang mengasosiasikan bentuk ‘penis rusak’.

Oleh HERYUS SAPUTRO SAMHUDI

NAMANYA bunga atau kembang, selalu diidentikan dengan sesuatu yang indah dan wangi. Tak percaya? Simak saja karya-karya sastra, baik prosa maupun puisi, akan kita temukan ungkapan-ungkapan indah dan harum bunga. Tapi karya sastra itu fiksi atau fakta yang sengaja difiksikan. Faktanya, ada juga jenis bunga tumbuhan yang (benar) indah, tapi bau busuk, hingga disebut bunga bangkai.

Para ahli tumbuhan di abad-abad lalu mencatat, ada sekitar 170 jenis tumbuhan bunga bangkai yang secara ilmiah diidentifikasikan dalam Bahasa Latin sebagai Amorphophallus sp. Jangan kaget dan merasa jengah, kata Amorphophallus itu berasal dari Bahasa Yunani Kuno “Amorphos” yang berarti “cacat, tanpa bentuk” dan “phallos” yang berarti “penis”.

Bukan tanpa alasan bila para ahli tumbuhan tempo doeloe menabalkan nama Amorphophallus atau ‘penis cacat’ atau ‘penis tanpa bentuk’ kepada marga tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae) ini. Sebab jenis tanaman berumbi gatal dan beracun (tapi sejak berabad-abad silam bangsa Jepang sudah mengolahnya jadi tepung Konyaku yang mahal dan beken se-dunia) ini memang memiliki bunga generatif tunggal yang ngacung panjang mengasosiasikan bentuk ‘penis rusak’.

Indonesia adalah negeri dengan biodiversitas atau keanekaragamanhayati yang tinggi, nomor dua dunia setelah Brazil. Untuk species Amorphophallus misalnya, Indonesia teridentivikasi memiliki 25 jenis yang tersebar nyaris di sekujur negeri. Ada 6 jenis di Pulau Jawa, 3 jenis di Kalimantan, 1 jenis di Sulawesi dan 8 jenis di Sumatera termasuk Amorphophallus titanium Becc yang endemik dan langka, dan bunganya diakui sebagai raksasa terbesar dunia.

Anayya dan kembang porang – Foto Shiskha Prabawaningtyas

Mengejutkan…! Satu dari jenis Amorphophallus khas Indonesia itu, tanggal 24 November lalu, mekar di rerumput tanah rabuk di halaman belakang rumah kakaknya Resti di Bogor. “Bunga raksasa, bagus, tapi bau bangkai tikus…!” komentar Anayya, cucu keponakan yang pertama kali melihatnya. Shiskha, tantenya Anayya, memotret dan nge-share fotonya ke laman WA keluarga.

Menjawab pertanyaan Shiskha, saya balik bilang bahwa ini bukan foto Bunga Bangkai Raksasa sebagaimana yang sering mekar di Kebun Raya Bogor.Tapi sama jenis Amorphophallus, yakni “Kembang suweg alias porang,” tegas saya. Spontan Shiskha balik berkomentar: “Hah…! Porang yang umbinya kita ekspor ke Jepang, dan petaninya di Jawa Timur baru-baru ini ditinjau Mas Jokowi, Presiden kita?” (bersambung)

28/11/2021 PK 08:25 WIB

Avatar photo

About Heryus Saputro

Penjelajah Indonesia, jurnalis anggota PWI Jakarta, penyair dan penulis buku dan masalah-masalah sosial budaya, pariwisata dan lingkungan hidup Wartawan Femina 1985 - 2010. Menerima 16 peeghargaan menulis, termasuk 4 hadiah jurnalistik PWI Jaya - ADINEGORO. Sudah menilis sendiri 9 buah buku.