Hikayat Kumis dan Gerbong

Seide.id – Foto utama, Charlie Chaplin (atas) diangkat Douglas Fairbanks, di depan Gedung Bursa, Wall Street-NewYork tahun 1918.

Penampilan kedua bintang film top saat itu untuk membantu pemerintah Amerika menjualkan Surat Hutang Negara atau Obligasi, guna membiayai keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Dunia Pertama di Eropa (1914-1918).

Jerman yang bertikai dengan Perancis mulai menyeret Inggris setelah pada 7 Mei 1915, kapal laut Lusitania milik Inggris ditorpedo kapal selam Jerman, U-boat 20, tanpa peringatan di lepas pantai Irlandia.

Dari 1.959 penumpang, 1.198 di antaranya tewas, termasuk 128 orang Amerika.

Pemerintah Jerman dalam pembelaannya menyatakan, Lusitania membawa amunisi. Padahal faktanya kapal itu memang mengangkut penumpang biasa. Inggris kontan marah.

Amerika segera menuntut ganti rugi atas kematian warganya serta meminta Jerman untuk mengakhiri serangan terhadap kapal penumpang dan kapal dagang yang tidak bersenjata.

Awalnya Jerman mematuhi, tapi suasana perang tak bisa dihindarkan bila peluru atau terpedo nyasar menghantam kapal sipil.

Puncak kesabaran Amerika habis tatkala kapal pengangkut SS. Housatonic lagi-lagi tenggelam setelah dihajar terpedo U-boat 53 tanggal 3 Februari 1917.

Sikap netral Amerika hilang dan tanggal 6 April 1917 negara itu menyatakan bergabung dengan Inggris dan Perancis dalam memerangi Jerman.

Kas Amblas

Satu tahun perang, kas negara amblas dan morat-marit, untuk itu negara lalu membuat Obligasi dan dijual bagi umum. Untuk menggaet minat masyarakat diterjunkanlah dua bintang top di atas.

Puluhan ribu tumpah ruah di Wall Street. Sayangnya, penjualan tetap lesu karena sampai tahun 1910 warga Amerika masih belum akrab dengan Obligasi.

Dengan terseok-seok Amerika melanjutkan perang di Eropa.

Di pihak lain kas keuangan Jerman,  yang dikeroyok 4 negara besar  Perancis- Inggris-Amerika dan Italia, jebol tak kepalang tanggung. Ekonomi lesu, harga merangkak naik, bahan makanan juga mulai sulit membuat rakyat Jerman makin menderita!

Melihat kenyataan ini parlemen Jerman mengambil inisiatif untuk mengakhiri perang yang hanya membawa sengsara, dengan meminta gencatan senjata pada pihak Sekutu.

Tanggal 11 November 1918 di atas gerbong penumpang yang telah didisain untuk ruang pertemuan, pihak Jerman menyatakan menyerah pada Perancis dan PD1 pun berakhir.

Gerbong bersejarah, Jerman menyerah pada Perancis 1918, PD I berakhir. Militer Jerman di lapangan jadi dendam.

Keputusan para politisi Jerman yang sepihak dan begitu mendadak -tanpa koordinasi dengan pihak  militer Jerman di lapangan- tentu membuat marah.

Mengapa perang harus berhenti? Padahal posisi Jerman sedang unggul?

Militer Jerman berada di wilayah Perancis, artinya mereka dalam keadaan di atas angin, bukan sedang mundur balik ke kampung!

Militer Jerman Marah

Militer makin marah tatkala mengetahui akibat pernyataan menyerah Jerman di atas gerbong kereta, membuat negara itu tidak saja harus membayar ganti rugi perang milyaran Mark per-tahun, negara itu juga kehilangan beberapa wilayah pentingnya!

Di sisi timur, dipotong untuk Polandia, di selatan diiris untuk Cekosloavakia dan di sebelah barat daerah kaya akan baja dan bahan industri -kawasan lembah Ruhr- harus setor ‘jatah preman’ pada Perancis.

Hermann Goering penerbang Ace kebanggaan Jerman langsung frustasi, Kapten Erwin Rommel yang berhasil mengalahkan ribuan  tentara Italia ikut marah, juga kalangan militer lainnya.

Kekuatan militer Jerman dikebiri. AL nya tak boleh memiliki kapal selam, AU nya tak boleh mempunyai pesawat tempur -pesawat yang ada bahkan harus dihancurkan. Dan jumlah AD dipangkas habis, juga tak boleh membuat tank.

Diantara ribuan tentara yang marah dan dendam terseliplah satu prajurit yang tidak saja marah besar tapi ia juga terluka fisiknya, dan, ironisnya prajurit ini adalah pengagum Charlie Chaplin. Ia adalah kopral Adolf Hitler!

Kelak, ketika ia telah kuat secara politik, ia mendandani dirinya lengkap dengan kumis sepotong mirip Chaplin!

Sejarah kemudian mencatat, 22 tahun kemudian, tepatnya sejak tanggal 10 Mei 1940 serangan -sangat cepat- Jerman ke arah barat berhasil menggulung kekuatan gabungan Inggris dan Perancis hanya dalam 6 minggu! Perancis menyerah!

DI dalam gerbong yang sama Perancis menyerah pada Jerman, 22 Juni 1940

Dan sebagai pelepas dendam kesumat, sekaligus untuk mempermalukan Perancis, Hitler memerintahkan penandatanganan menyerahnya Prancis dilakukan di gerbong yang sama, juga di tempat yang sama, yakni di sebuah hutan kota dekat Compiègne, sebelah utara ibukota Paris, pada 22 Juni 1940

Sayangnya, gerbong bersejarah itu kemudian – atas perintah Hitler- dihancurkan memakai dinamit. Gerbong yang ada sekarang -jadi museum- adalah barang replika.

Itulah asal muasal meletusnya PD2, semua  karena dendam! (gun)

Avatar photo

About Gunawan Wibisono

Dahulu di majalah Remaja Hai. Salah satu pendiri tab. Monitor, maj. Senang, maj. Angkasa, tab. Bintang Indonesia, tab. Fantasi. Penulis rutin PD2 di Facebook. Tinggal di Bogor.