Hipertensi: Ukur Tensi Sendiri Di Rumah

Seide.id– Tensi darah bersifat fluktuatif dari hari ke sehari, bahkan dari jam ke jam, seiring sirkadian, kapan jam tensi meninggi sendirinya, kapan jam tensi menjadi lebih rendah. Saat subuh misalnya, tensi darah cenderung merendah.

Tensi cenderung lebih meninggi setelah melakukan aktivitas fisik, kalau bukan saat sedang emosi, tegang, takut, atau cemas. Maka mengukur tensi darah yang sejati sebaiknya dilakukan saat bangun tidur pagi hari sebelum melakukan aktivitas.

Ada orang-orang pada situasi tertentu, tensinya meninggi tanpa terkendali. Misal, bila takut memasuki suasana rumah sakit, dan atau melihat sosok dokter (jas putih). Misal, sewaktu ditensi sebelum vaksinasi Covid, tensi cenderung lebih tinggi dari biasanya. Maka Depkes menilai wajar normal bahkan bila tensi sampai 180/-. Ini bukan tensi sesungguhnya.

Sekarang dianggap paling ideal apabila pengidap hipertensi mengukur tensi darahnya sendiri di rumah. Maka perlu punya alat tensimeter. Idealnya demikian.

Minum obat antihipertensi yang biasanya dilakukan rutin setiap hari, sesungguhnya tidak sepenuhnya tepat, oleh karena adakalanya tensi bisa saja ada hari-hari tensi normal, khususnya apabila hipertensinya bukan jenis yang turunan (essential hypertension), melainkan hipertensi yang didapat (acquried hypertension) atau secundair hypertension. Bila ada gangguan kelenjar gondok hyperthyroidi, gangguan ginjal, atau anak ginjal, tensi darah akan normal kembali setelah gangguannya ditiadakan. Pada kasus demikian obat hipertensi tidak harus seumur hidup sebagaimana kasus hipertensi turunan.

Mengukur tensi sendiri di rumah dipilih untuk meniadakan kejadian kesalahan menilai besaran nilai tensi mengingat tensi darah bersifat fluktuatif, naik turun dari waktu ke waktu, selain bisa sebab pengaruh emosi.

Kejadian tensi lebih tinggi dari normal bila diukur di rumah sakit, di hadapan dokter, tidak boleh dianggap tensi sejatinya. Orang yang takut dalam suasana rumah sakit atau dokter (white coat hypertension) tensinya akan selalu di atas normal setiap kali diukur bukan di rumah sendiri.

Hal lain, mengapa mengukur tensi sebaiknya dilakukan pagi hari sebelum beraktivitas, maksudnya untuk tahu apakah pada hari itu, pada pagi itu tensi betul tinggi. Hanya apabila saat diukur tensi lebih dari normal, obat antihipertensi perlu diminum. Tidak perlu diminum apabila tensi pagi hari ternyata tidak tinggi. Tetap minum obat saat tensi tidak tinggi, bisa terjadi serangan stroke hypotension.

Stroke galibnya terjadi bila tensi darah mendadak melonjak tinggi. Namun bisa juga terjadi apabila tensi mendadak anjlok, misal, karena pada saat obat diminum tensi sebetulnya tidak tinggi atau normal. Ini kejadian tak terduga pada pasien hipertensi yang membiasakan rutin minum obat antihipertensi setiap hari tanpa mengukur tensinya terlebih dulu. Cerita pasien hipertensi yang sehat, yang rajin secara rutin minum obat antihipertensi, kok bisa terserang stroke? Ini kejadian oleh karena pada saat tensi tidak tinggi, obat tetap diminum.

Tensi yang pagi hari tidak tinggi, boleh diukur kembali siang dan malam harinya. Apabila ternyata memang meninggi, obat baru diminum. Hidup berdamai dengan hipertensi, dengan cara mempertahankan tensi pada kisaran normal 135/85 bagi yang di bawah umur 80 tahunan, yang masih dinilai tensi batas normal.

Salam sehat,
Dr HANDRAWAN NADESUL

Hipertensi Bukan Sebab Doyan Marah Atau Kebanyakan Makan Daging

Avatar photo

About Handawan Nadesul

Medical Doctor, Health Motivator, Health Book Writer and a Poet