Pernah mengalami yang terburuk, kasus bisa meningkat lagi bila ada varian baru. Apalagi yang divaksin dosis ke dua baru 30 persen.
SEBUAH pencapaian besar bagi negara yang pernah menghadapi penularan varian Delta hingga menimbulkan gelombang kematian besar beberapa bulan lalu. Meski sudah menyuntikkan semiliar dosis, namun baru sekitar 30 persen warga yang mendapatkan vaksin dua dosis.
Sekitar 75 persen dari total warga dewasa di India sudah mendapatkan vaksin dosis pertama, sementara sekitar 30 persen sudah mendapatkan vaksin penuh dua dosis.
Pejabat mengatakan kampanye vaksinasi belakangan membantu mengurangi jumlah penularan kasus baru.
India, dengan penduduk sebanyak 1,4 miliar orang, menjadi negara kedua di dunia yang sudah melakukan vaksinasi sebanyak lebih dari 1 miliar. Negara lainnya adalah China yang sudah berhasil melakukannya sejak bulan Juni.
“India menulis sejarah,” kata Perdana Menteri India Narendra Modi di akun Twitter-nya. “Kita menyaksikan keberhasilan sains, usaha dan semangat bersama dari 1,3 miliar penduduk India.”
Untuk merayakan keberhasilan tersebut, PM Modi mengunjungi sebuah rumah sakit pemerintah di ibu kota Delhi.
Kementerian Kesehatan India juga mengumumkan akan adanya berbagai pertunjukan musik dan acara lainnya di seluruh negeri.
Jumlah kasus baru menurun tajam di India sejak gelombang kedua terjadi beberapa bulan lalu, saat varian Delta pertama kalinya dideteksi di negeri tersebut, tulis jurnalis senior Sastra Wijaya untuk ABC News.
Di masa puncaknya, kasus harian mencapai ratusan ribu hingga rumah sakit kewalahan menampung pasien. Begitu pula tempat-tempat kremasi tidak bisa menampung jenazah.
Pemerintah India meningkatkan kampanye vaksinasi nasional selama beberapa bulan terakhir, hal yang menurut para pakar membantu mencegah penularan kasus.
Namun perbandingan antara yang sudah mendapatkan vaksinasi dengan yang belum masih sangat besar yakni mencapai ratusan juta orang.
Menurut VK Paul, kepala satgas penanggulangan COVID India, percepatan pemberian dosis kedua sekarang merupakan prioritas penting.
India sebagai negara pemasok vaksin penting di tingkat global menghentikan ekspor vaksin di bulan April karena meningkatnya kasus di dalam negeri.
Pemerintah India sekarang merasa optimis jika pasokan vaksin di dalam negeri yang sudah meningkat akan mencukupi kebutuhan internasional dan dalam negeri.
Menurut VK Paul, dua lembaga yang memasok vaksin sudah terus meningkatkan produksi mereka, dengan Serum Institute sekarang memproduksi 220 juta dosis setiap bulan dan 30 juta dosis diproduksi oleh Bharat Biotech.
Menurut data kementerian kesehatan India, kasus aktif saat ini hanya sekitar satu persen dari total keseluruhan, yakni ada 34 juta kasus dan lebih dari 450 ribu orang meninggal.
Survei serologi yang dilakukan bulan Juni dan Juli menunjukkan lebih dari 60 persen penduduk India memiliki antibodi virus yang menyebabkan COVID-19.
Menurut para pakar hal ini bisa mengurangi kemungkinan adanya peningkatan kasus besar-besaran dalam beberapa bulan mendatang,
Bahkan di beberapa negara bagian yang angka kasusnya sempat meningkat selama beberapa pekan lalu, seperti di Kerala dan Malabar, sekarang mulai menurun.
“Ada perasaan lega bahwa India sudah melewati dan pernah mengalami masa-masa terburuk namun ini juga disertai dengan perasaan waspada,” kata K Srinath Reddy, presiden dari lembaga Public Health Foundation of India.
“Bila pun ada peningkatan kasus, kecil kemungkinan akan sebesar seperti yang kita lihat sebelumnya,” katanya.
Dalam beberapa bulan terakhir kehidupan di India sudah kembali normal. Pasar dipadati dengan warga dengan berbagai kegiatan, turis bisa kembali masuk ke India setelah perbatasan ditutup selama 19 bulan.
Kini warga di India sedang bersiap menyambut salah satu hari besar dalam kalender agama Hindu Diwali. Namun ada juga kekhawatiran jika keadaan bisa berubah dengan cepat karena ada varian baru yang muncul, baik dari dalam negeri atau luar India.
“Bila virus ini berubah atau bermutasi, maka keadaan akan berubah pula,” kata VK Paul.
“Ini bisa mengubah segalanya.” – ABC/dms