Seide.id – Dalam perbincangan bola beberapa tahun lalu, tepatnya 2018, ngalor-ngidul-ngetan-ngulon baik di ‘dunia nyata’ mau pun di dunia maya tentang piala dunia, yang menjadi fokus bukanlah kesebelasan Inggris.
Perbincangan didominasi oleh ‘kekurangmeyakinkan’nya Jerman. ‘Permakluman’ kepada Panama yang meski kalah tapi memberikan perlawanan hebat karena baru pertama kali lolos ke piala dunia.
Kekaguman kepada Senegal yang juga pertama kali lolos ke piala dunia, tapi mampu bukan saja sekadar ‘memberikan perlawanan’, tapi sudah mampu mengalahkan negara-negara raksasa sepakbola. ‘Numpang bangga’ kepada Korea Selatan dan Jepang, sebagai negara-negara hebat baru yang sangat layak diperhitungkan dalam percaturan sepakbola dunia (lho, sepakbola apa catur?).
Belgia ‘si kuda hitam’, yang kebetulan jagoannya (Romelu Lukaku) berkulit legam.
Islandia yang penduduk negrinya cuma sebanyak tukang gojek Jakarta dan hampir separuh pemainnya memiliki profesi lain yang tak main-main di luar sepakbola. Pemain bola ‘sambilan’ yang tak bisa dikalahkan oleh Argentina.
Dan…Argentina yang hampir seluruh pemainnya menjadi andalan klub-klub elite Eropa, tapi ketika harus bertanding melawan negara lain, begitu tak meyakinkan, seperti ‘bermain sendiri-sendiri’. Messi yang wajahnya selalu kebingungan dan tertunduk lesu. Kegagalannya mengeksekusi penalti, selalu jadi perbincangan hampir tanpa henti.
Inggris, luput dari perbincangan. Kalau pun diperbincangkan, paling hanya tipis-tipis. Setelah menggulung panama 6-0, barulah orang seperti ‘tersadar’.., oh iya, ya.., Inggris ternyata ikut dalam piala dunia ini kali.
Meminjam ungkapan seorang novelis bahwa Inggris adalah ‘kantor pusat’nya kebudayaan pop dunia, Inggris dengan gaya ‘kick and rush’nya yag terkenal, belakangan memang kurang meyakinkan.
Soal kebudayaan pop, mari kita kerucutkan menjadi selebrity, lalu kita kerucutkan lagi nenjadi musisi atau penyanyi. Penyanyi jadul yang terkenal sebagai pemain sepakbola handal adalah Rod Stewart.
Sang kakek berusia kepala 7 yang masih nampak sangat bugar ini, dulu adalah pemain bola ‘beneran’ dan cukup berprestasi, sebelum nasib ‘menggiringnya’ menjadi penyanyi. Tak heran dia selalu nampak lincah dan seakan tak kehabisan tenaga ketika berlaga, eh menyanyi di panggung.
Elton John, adalah musisi jadul yang juga tergila-gila pada sepakbola. Musisi, pencipta lagu dan pemain piano handal dan sahabat mendiang Lady Diana ini memiliki klub sepakbola.
Robbie Williams, personal boyband Take That yg kemudian bersolo karir, juga pemain bola handal.
David Beckam sempat menjadi Icon. Karena setelah masanya di lapangan sebagai pemain ‘lewat’ keharuman namanya masih berlanjut sebagai pelatih yang cukup berhasil. Wajahnya yang tampan lalu membawanya merambah ke dunia model.
David Beckam seperti ‘dijodohkan dan direstui’ oleh publik Inggris untuk menjadi pasangan seorang penyanyi. Victoria yang suka disapa ‘Posh‘ adalah salah-seorang penyanyi yang tergabung dalam ‘girl band’ terkenal (beberapa lagunya jadi hits dunia) yaitu The Spice Girl’. Beberapa lagunya aku tahu, karena ketika kecil anakku sering memutar lagu-lagu mereka.
Akhirnya Victoria dan David Beckham nenjadi pasangan selebrity komplet. ‘Perkawinan antara musik dan olahraga’. Rumahtangga mereka relatif moncer, karena agak sepi dari gosip miring yang kerap melanda dan menjadi ‘makanan sehari-hari pasangan selebrity.
Jika dunsanak masih mengidolakan si ‘tukang masak’ bernama Gordon Ramsay.., nah dulunya dia adalah pemain sepakbola.
Dia yang hobi masak, memang sering diminta oleh teman-teman di klubnya untuk memasak, jika mereka sedang tur untuk bertanding. Dia sempat terpuruk dan depresi ketika kakinya cedera serius dan tak boleh bermain sepakbola oleh dokter. Menurut teman-temannya dia adalah pemain hebat. Tapi nasib berkata lain. Kata orang bijak: “Pasti ada hikmah yang bisa diambil di setiap peristiwa. Tinggallah kita, bisa melihat hikmah di balik itu atau tidak?”
Dengan dukungan teman-temannya, Gordon Ramsay berhasil keluar dari keterpurukan dan sekarang dia sudah memetik hikmah itu. Dia sekarang menjadi salah-seorang ‘tukang masak’ selebrity top di dunia, bersama mendiang Antony Bourdain, yang memutuskan untuk ‘mengakhiri hidupnya’ secara tragis dan misterius…
*Bedewis dalam dialeg Sumsel artinya kira-kira: Bergerak sangat cepat, sehingga hampir tak tetlihat. Tapi kita bisa merasakan hempasan angin yang diakibatkannya…
(Aries Tanjung)