Catatan : NESTOR RICO TAMBUN
Oni Anita Martha Hutagalung, dengan bulang sulappei khasnya, bersama teman-teman TIM 11, telah tiba Pulau Jawa, setelah berjalan kaki 41 hari, menapaki 1.000 kilometer lebih dan melintasi 5 provinsi di Sumatera.
Mereka ingin menemui Presiden Joko Widodo di Istana untuk menyampaikan aspirasi agar pabrik pulp PT Toba Pulp Lestari (TPL), yang ditengarai telah menimbulkan kerusakan lingkungan dan ekosistem di kawasan Danau Toba.
Ito Oni, 54 tahun, ibu 3 anak dan nenek 2 cucu, mestinya santai-santai saja di Binjei sana, dengan uang pensiun dari almarhum suaminya. Begitu pula Togu Simorangkir dan putranya Bumi, serta 8 anggota TIM 11 yang lain. Mereka punya kehidupan sendiri yang nyaman.
Mereka berjalan kaki, menahan panas dan hujan, untuk menyampaikan aspirasi bahwa Tano Batak, kawasan Danau Toba, sedang tidak baik-baik saja. Untuk impian kawasan Danau Toba yang lebih baik di masa depan.
Saya berharap teman-teman di media, para jurnalis, melihat perjuangan menyakitkan untuk tujuan idealis seperti ini punya news value dan pantas diberitakan. Tdakkah aspirasi kelestarian bumi pantas didukung?
Akhir-akhir ini banyak gerakan dan organisasi yang menamakan perjuangan lingkungan, budaya, masyarakat adat di Tano Batak yang menyuarakan penutupan TPL. Mereka sibuk berdiskusi dan berbagi informasi di grup-grup WA.
Saya berharap di antara teman-teman ini ada yang sedikit memberi perhatian nyata pada perjuangan TIM 11. Bagaimana keadaan mereka di Pulau Jawa yang masih dihantam pandemi ini? Dimanakah mereka bisa isitirahat dengan aman? Sudahkah mereka tersambung diplomasi dengan pihak Istana?
Hanya sekedar tanya dan harapan. Agar kita tak terkesan sibuk sendiri masipandok hatana. Tampakna do tajomna, rim ni tahi do gogona….