2. Map manila 8-10 halaman yang berisi tahapan bagaimana cara melakukan siaran langsung -saat itu juga- dari presiden kepada seluruh warga Amerika, misalnya, presiden mengabarkan, “saat ini kita telah diserang oleh **** dan peluru musuh telah manghantam negara bagian ****, saya minta semua warga untuk berlindung”
Nah, siaran itu, saat itu juga harus bisa dilihat dan diketahui seluruh warga.
Secara mendadak wajah dan suara presiden HARUS muncul menembus semua jaringan televisi, tablet dan hp milik warga, juga di radio-radio di dalam mobil!
Untuk keperluan ini, sebuah Satelit Milstar– Military Strategic and Tactical Relay- diam-diam mengikuti pergerakan Football, dan ketika presiden siap mengudara, saat itu juga satelit akan menjaming/ memblok semua saluran komunikasi umum di seluruh dunia.
Bila siyal Satelit tadi kurang kuat, ada beberapa pesawat Boeing E-6 Mercury dari gugus tugas Tacamo yang langsung mengudara dan meneruskan sinyal-sinyal siaran presiden hingga bisa diikuti oleh seluruh warga di seluruh pelosok negara.
Itu sebabnya Footbal dilengkapi antena yang selalu terhubung dengan satelit militer di atas sana. Dan, diam-diam, secara bergantian, Milstar selalu mengikuti pergerakan football termasuk saat presiden bergeser pergi ke luar negeri.
Ada 5 satelit Milstar yang tersedia dan terus melekat. Tanpa dukungan satelit, football tak berguna lagi.
Di luar angkasa ada 320 satelit mata-mata/ satelit militer, separuh lebih milik Amerika, disusul Rusia, Cina, Inggris, jepang dan India
3. Benda ketiga di dalam koper adalah, buku 75 halaman yang dicetak merah dan hitam -agar mencolok- berisi prosedur evakuasi bagi presiden menuju bunker perlindungan terdekat.
Bila ada hantaman nuklir kedua, ketiga dan seterusnya, dan kondisi bahaya radiasi yang bisa menembus bunker, maka presiden segera dievakuasi masuk pesawat khusus yang dinamakan –pesawat hari kiamat/ doomsday plane- ada 3 pilihan pesawat dan bisa dijangkau mana yang terdekat, ada: Boeing E-4B, Boeing E-6 Mercury dan Northrop Grumman E-10.
Di dalam pesawat berharga masing-masing sekitar 3, 1 T ini tak ada kemewahan –seperti kemewahan yang bisa diperoleh presiden di Air Force One– presiden hanya disediakan tempat tidur lipat yang mepet ukuran badan.
Sementara semua instrumen pesawat yang dipakai adalah instrumen analog, tak ada program digital untuk auto pilot atau fly by wire.
Instrumennya jadul harus dikerjakan secara manual –putar/ engkol, pencet dan tarik- sebagaimana layaknya pesawat jaman dulu. Kemudinya pun memakai jenis tongkat panjang era baheula!
Mengapa memakai peralatan jadul? Itu karena saat nuklir meledak akan tercipta tsunami elektronik yang langsung melumpuhkan perangkat digital dan komputer dimana saja, itu sebabnya instrumen pesawat memakai kendali manual agar lebih aman.
Rusia juga menyiapkan skenario yang sama. Ada tiga pesawat yang tersedia: Ilyushin II-80, 82 dan 96-400 yang lebih baru.
4. Dan isi koper terakhir adalah kartu –seukuran kartu biskuit yang dibawa presiden. Isi kode dalam dua kartu ini (yang dibawa presiden dan yang ada di dalam koper) harus sama. Dengan begitu, mesin bisa membaca bahwa presiden sendirilah yang membuka dan mengoperasikan football.
Sebetulnya, baik Rusia maupun Amerika menggunakan arsenal nuklirnya –yang terhubung pada koper football- adalah untuk pertahanan, dan sebagai pilihan terakhir.
Mereka tidak mau ceroboh dengan menyerang lebih dahulu. Keduanya tahu, negara yang diserang hanya memiliki waktu kurang dari satu menit untuk bereaksi dan risiko yang ditanggung dunia sangatlah besar.
Namun selalu ada kemungkinan error, komandan di lapangan yang ceroboh atau pemimpin yang rada-rada gokil.
Hillary Clinton pernah menyerang Trump dengan ucapan, “orang yang memakai twitter untuk memprovokasi rakyat (dan akhirnya Twitter tidak mempercayai Trump dan menutup akunnya), tidak bisa kita percaya untuk memegang kendali nuklir!”
Pemegang kendali Football memang harus orang yang sehat jiwa dan raganya.
Gunawan Wibisono