Kehadiran Presiden Amerika dan Presiden China, bersama 15 kepala negara lain, menunjukkan Indonesia kredibel. Dengan tema Recover Together, Recover Stronger, Indonesia mengajak seluruh negara di dunia untuk saling bahu-membahu, mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
Oleh DIMAS SUPRIYANTO
PERHELATAN akbar KTT 20 di Nusa Dua, Bali, berhasil menghadirkan 17 kepala negara dan mempertemukan dua presiden adidaya, yaitu Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping, Senin malam (14/11/2022). Ini adalah pencapaian tersendiri bagi Indonesia – khususnya pemerintahan Presiden Jokowi.
Mengapa kedua kepala negara adidaya itu tidak bertemu di Singapura, Malaysia, Thailand atau di Filipina? Dalam forum ini Indonesia adalah satu-satunya wakil dari ASEAN, menjadi satu dari sembilan negara berkembang, serta menjadi negara anggota dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia.
Sayang sekali Presiden Russia Vladimir Putin tidak hadir. Namun Russia tetap mengirim delegasinya dan bertemu dengan Amerika pada tingkat menteri keuangan dan kesehatan G20 di Bali. Delegasi Rusia dan Amerika Serikat turut menghadiri forum itu secara tatap muka, Sabtu malam, 12 November 2022.
Dengan format tatap muka pada 15 dan 16 November 2022 di Nusa Dua, Bali kali ini, KTT G20 dibayangi oleh krisis global di sektor pangan dan energi, yang dipicu oleh perang Ukraina.
Kita sama sama tahu, bahwa ketidakhadiran Putin bukan faktor kita, Indonesia sebagai tuan rumah. Melainkan pada resistensi akibat situasi politik Russia sendiri, terkait dengan perang di Ukrania.
‘Group of Twenty’ atau G20 berkumpul, dengan tujuan utama, mengamankan pertumbuhan ekonomi, menjamin kemakmuran, memastikan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, memulihkan keadaan ekonomi global pasca menghadapi krisis.
Fokus Indonesia sebagai tuan rumah adalah mendorong pemulihan ekonomi global paska-pandemi, dengan prioritas bidang kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi, sebagaimana tema/tagline yang dicanangkan, Recover Together, Recover Stronger.
Melalui tema tersebut, Indonesia mengajak seluruh negara di dunia untuk saling bahu-membahu, mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
Kehadiran Amerika dan China, bersama 15 kepala negara lain, menunjukkan Indonesia kredibel. Posisi kita yang Non Blok, jelas ikut mendukung kehadiran negara negara industri maju itu di sini.
DUNIA sedang tidak baik baik saja – sebagaimana juga hubungan China dan Amerika Serikat tidak sedang baik baik saja. Hubungan antara kedua negara adidaya itu telah meregang karena ketegangan yang ditimbulkan oleh perang dagang dan perebutan pengaruh di Indo-Pasifik.
Kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan dan posisi ambigu Beijing mengenai invasi Rusia ke Ukraina menjadi perhatian kedua negara.
“Saya baru saja bertemu langsung dengan Xi Jinping dari republik rakyat china. Kami melakukan percakapan terbuka dan jujur tentang niat dan prioritas kami,” ungkap Joe Biden, seusai pertemuan.
“Dia jelas, dan saya jelas, bahwa akan membela kepentingan dan nilai-nilai Amerika, mempromosikan hak asasi manusia universal dan membela tatanan internasional dan bekerja sejalan dengan sekutu dan mitra kita,” katanya.
“Kami akan bersaing dengan penuh semangat tetapi saya tidak mencari konflik, saya ingin mengelola tanggung jawab persaingan ini,” tegasnya.
Pertemuan Xi dan Biden di Hotel Mulia, Nusa Dua, Senin sore ini tidak menghasilkan pernyataan bersama, namun kedua belah pihak akan menyatakan sikap kemudian. Bagaimanpun, Biden dan Xi masih akan satu forum di KTT G20.
Seauh ini, sebagai presidensi G20, Indonesia berhasil mempertahankan forum dari keterpecahan imbas dari perang Ukraina. Sebab Indonesia selalu membuka ruang dialog di antara para anggota negara G20.
Di tingkat menteri keuangan saja ada sampai 100 lebih pertemuan bilateral baik secara virtual atau tatap muka.
Merujuk pada abjad, anggota G20 terdiri dari, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, China, India, Indonesia, Inggris (UK) Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Perancis, Rusia Turki Uni Eropa. Selain ke-20 negara itu, ada juga Spanyol sebagai tamu undangan permanen di G20.
Menghabiskan dana Rp674 miliar, mengutip bisnis.com, dari penjelasan Direktorat Jenderal atau Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan, gelaran KTT G20 jelas mengangkat pamor Indonesia ke seantero dunia. Khususnya pada kepemimpinan Presiden Ir. Joko Widodo alias Jokowi. ***