Kuliner Nusantara, Hikayat Sambal Kecombrang

Kecombrang di tangan Heryus Saputro

Tanaman kecombrang yang sejak baheula digunakan sebagai bahan kosmetika alamiah ramah lingkungan, bahan obat, jamu dan bumbu dapur. Batang tumbuhan kecombrang dipotong dan dibelah-belah menghasilkan bagian isi batang yang penuh cairan wangi, lantas dimanfatkan sebagai sabun mandi.

Oleh HERYUS SAPUTRO SAMHUDI

Seide.id 23/11/2023 – Seperti biasa tiap turun dari gunung, ada saja tumbuhan atau bagian dari tumbuhan (yang halal dipungut atau dipetik secukupnya) dibawa Resti pulang ke rumah. Juga minggu lalu seturun dari kawasan Gunung Salak di blok Caringin, Bogor, Jawa Barat, Resti (selain seabrek foto dan video shoot untuk diolahnya jadi konten YouTube) dibawanya segengam kembang kecombrang

Kecombrang, adalah nama umum tumbuhan terna tahunan yang bunga dan buahnya biasa dijadikan bumbu atau rempah jamu dan minuman hangat segar dalam tradisi kuliner Nusantara. Nyaris tiap wilayah budaya di Indonesia mengenal tumbuhan bernama ilmiah Eltingera elatior ini, dan sama memanfaatkan bunga serta buahnya sebagai bumbu masak, rempah jamu, atau untuk kebutuhan lainnya.

Orang Jawa menyebutnya kecombrang. ”Orang Betawi juga menyebutnya  kecombrang,” ungkap penyair Yahya Andi Saputra yang master kajian tradisi lisan dan budayawan Betawi. “Kalau di daerah saya di Sumatera Utara sana biasa orang menyebutnya kincung.” ucap novelis Saut Poltak Tambunan. Sementara para sahabat saya dari Banten dan Jawa Barat umum menyebutnya honje.

Sebagai tumbuhan bermanfaat herbal, kecombrang atau kincung atau honje memang dikenal nyaris di tiap wilayah budaya di Indonesia, bahkan oleh masyarakat Asia Tenggara umumnya. Beda daerah beda panggilan. Itulah yang terjadi. Bahkan di Batak, selain sebutan kincung ada pula yang meyebutnya asam cekala (Karo) dan bunga rias bagi orang Tapanuli.

Di kawasan lain di Sumatera dan pulau-pulau sekitarnya, kincung atau bunga rias atau asam cekala dikenal masyarakat Lampung sebagai kembang sekala, bungong kala/ katikala di Aceh, dan di Minangkabau dikenal sebagai sambuang. Jaong di Kutai Kertanegara, takalu dalam bahasa Dayak Ma’anyan, lucu di Banyuwangi, sempol di Sasak Lombok, kantan di Malaysia, dan daalaa di Thailand.

Selain bunganya indah dipandang, kecombrang memberikan banyak manfaat bagi kesehatan dan memberikan kesedapan dalam makanan. Foto Heryus Saputro Samhudi

Tak kan pohon (ataupun satwa) dibudidayakan orang jika tiada bermanfaat bagi kehidupan. Demikian juga dengan kecombrang di habitat liar di hutan terbuka (ada jenis liar berumpun yang  tumbuh mencapai ketinggian 7 meter, dengan pelepah batang seukuran lingkar lengan orang dewasa) yang cukup menerima sinar matahari, dan lantas jadi tanaman pekarangan, kebun ataupun taman.

Di Bali kecombrang disebut kecicang dan batang mudanya disebut bongkot kecicang, keduanya biasa dipakai untuk meramu Sambal Matah. Kecombrang dapat melancarkan ASI dan juga membersihkan darah di dalam tubuh. Di daerah Rejang Lebong, Bengkulu, bunga kecombrang dijadikan obat pereda batuk, demam tinggi, obat luka, hingga penyubur rambut.

Tahun 1969, untuk pertama kali saya ke kawasan budaya Baduy di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwiedamar, Kabupaten Lebak, Banten yang saat itu masih menjadi wilayah Provinsi Jawa Barat. Ada banyak tabu atau hal yang dilarang, teu meunang dilakukan di Kawasan Baduy Dalam ataupun Baduy Luar. Antara lain mandi menggunakan sabun yang limbahnya akan mencemarkan sungai serta lingkungan

Lantas, dengan apa perempuan Baduy membersihkan diri hingga tubuhnya harum? Rahasianya ada pada tanaman kecombrang yang sejak baheula digunakan sebagai bahan kosmetika alamiah ramah lingkungan, bahan obat, jamu dan bumbu dapur. Batang tumbuhan kecombrang dipotong dan dibelah-belah menghasilkan bagian isi batang yang penuh cairan wangi, lantas dimanfatkan sebagai sabun mandi.

Dalam tradisi Islam di Indonesia, batang kecombrang yang berair dan harum juga digunakan untuk memandikan jenasah. Sila datang ke Los D Pasar Tanabang Jakarta dimana terdapat beberapa toko khusus menjual keperluan jenasah orang meninggal. Pasti akan Anda temukan batang daun kecombrang untuk keperluan ini, dan banyak lagi guna tumbuhan kecombrang untuk kehidupan manusia.

Ihwal kembang kecombrang yang dibawa Resti pulang ke rumah? Rupanya my soulmate sudah punya rencana pasti. Pagi tadi dia nguprek di dapur, antara lain mengolah Sambal Kecombrang bumbu apa adanya (cabe, bawang merah-putih, tomat, garam dan gula aren secukupnya), diiris-iris dioseng-oseng dinikmati bareng nasi putih, Goreng Tempe, dan buah papaya sebagai pencuci mulut. Hmmm…! ***

23/11/1023 PK 14:56 wib

Avatar photo

About Heryus Saputro

Penjelajah Indonesia, jurnalis anggota PWI Jakarta, penyair dan penulis buku dan masalah-masalah sosial budaya, pariwisata dan lingkungan hidup Wartawan Femina 1985 - 2010. Menerima 16 peeghargaan menulis, termasuk 4 hadiah jurnalistik PWI Jaya - ADINEGORO. Sudah menilis sendiri 9 buah buku.