Kuliner Nusantara: Sup Gabus ‘Orang Perahu’ Putussibau

SOP GABUS TOMAN 2022-0530HS

Gabus Tomang (Canna micropelles) dalam akuarium tetangga – Foto Heryus Saputro Samhudi

Oleh HERYUS SAPUTRO SAMHUDI

MASIH ada seekor ikan gabus toman/tomang (Canna micropelles) pemberian seorang adik saya yang menangkapnya dari rawa di pinggir rumahnya di kawasan Bojongsri, Depok, Jawa Barat. Orang biasa menjadikan gabus toman/tomang (yang jadi toponimi kawasan Tomang di Jakarta Barat) sebagai ikan hias. Tapi karena tak punya akuarium besar, ya…sudah, dimasak saja…!

Dimasak apa, yang nggak ribet mengolahnya, tapi hasilnya hmmm…? Mendadak saya ingat perjalanan Safari Ramadhan dengan Menpen (alm) Harmoko keliling Kalimantan tahun 1985. Di Pussibau, Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, 846 Kilometer menyusur Sungai Kapuas Besar dari Kota Pontianak, Kalimantan Barat, seorang Ibu menyajikan Sop Ikan Gabus yang diolahnya secara sederhana…

Ikan gabus toman/tomang (Canna micropelles) – Foto Heryus Saputro Samhudi

Mengingat apa yang dilakukan Si Ibu dari keluarga Suku Dayak yang tinggal di sembulungan (perahu kayu sekaligus rumah tinggal yang difungsikan sebagai moda transportasi hilir-mudik Sungai Kapuas Besar) itu, saya pesiangi ikan gabus toman yang ada. Dibersihkn isi perut dan sisiknya, dibuang kepalanya, di-fillet dan potong belah empat, menghasilkan daging siap olah seberat 1,2 ons. Lumayan…!

Yang saya ingat, Si Ibu ‘orang perahu’ di Putussibau itu lantas melumuri daging siap olah itu dengan perasan air jeruk nipis, dan didiamkan sejenak seraya menyiapkan bumbu: bawang merah (di pedalaman Kalimantan biasa digunakan ‘bawang dayak’) bawang putih, bawang daun, rimpang jahe yang semua diiris tipis, bubuk lada, daun salam, batang sereh dipeprek, garam dan gula pasir secukupnya.

Kuliner Nusantara: Sop Gabus ‘Orang Perahu’ Putussibau – Foto Heryus Saputro Samhudi.

Wajan dipanaskan dan diisi minyak sayur secukupnya, untuk menggoreng daging gabus yang sudah dilumuri air jerup nipis. Digoreng hanya sebentar, setengah matang untuk kemudian diangkat dan ditiriskan. Wajan diganti dengan yang baru untuk menumis bawang merah bawang putih hanya dengan sedikit minyak sayur, Daging gabus lantas dimasukkan ke dalam oseng bawang, diaduk rata.

Kedalam daging gabus dan osengan bawang lantas dituangi air matang secukupnya. Juga bumbu-bumbu lain selain irisan bawang daun. Irisan jahe, daun salam, batang sereh, bubuk lada, garam dan gula pasir. Diaduk rata hingga menyatu, dengan sesekali dikoreksi rasanya hingga sesuai selera.Tambahkan air bila kurang. Biarkan olahan dalam wajan di atas api, hingga kuahnya mendidih.

Matikan api. Tabur irisan bawang daun ke atas hidangan. Aduk bila perlu, atau biarkan meng’hijau-putih’ segar begitu saja, sebelum isi wajan dipindahkan ke piring saji. Nikmati bersama sepiring nasi plus ‘teman-teman’ lauk lainnya yang ada di atas meja. Rasanya? Kata saya sih, enak banget. Tapi jangan pernah lupa berhati-hati. Jangan sampai lidah tergores duri gabus dibalik dagingnya yang empuk. ***

SEIDE 30/05/2022 PK 11:50 WIB

Avatar photo

About Heryus Saputro

Penjelajah Indonesia, jurnalis anggota PWI Jakarta, penyair dan penulis buku dan masalah-masalah sosial budaya, pariwisata dan lingkungan hidup Wartawan Femina 1985 - 2010. Menerima 16 peeghargaan menulis, termasuk 4 hadiah jurnalistik PWI Jaya - ADINEGORO. Sudah menilis sendiri 9 buah buku.