Linda Amalia Gumelar : ‘Atasi Bencana Otak, Pemerintah Wajib Libatkan Masyarakat!’

Linda Amalia Gumelar - Yayasan Stroke

Linda Amalia Gumelar ( tengah ) bersama jajaran pimpinan Yastroki di Menara Kuningan, Jaksel. (ist)

Seide.id – Linda Amalia Gumelar, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak, Kabinet Indonesia Bersatu, mendesak pemerintah melibatkan lembaga kemasyarakatan untuk menangani bencana otak atau stroke yang melanda lebih dari 2,1 juta rakyat usia 15 tahun ke atas.

“Tanpa upaya ke arah itu, mustahil bisa karena keterbatasan kemampuan untuk mengatasi strok atau bencana otak yang menjadi penyebab mati kehidupannya,” katanya, Sabtu (20/01), di Kantor Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), Menara Kuningan, Jl. R. Rasuna Said, Jaksel.

Linda Gumelar didampingi jajaran dewan pembina, dewan pengawas Yastroki terdiri dari Prof. Dr. dr Teguh Ranakusuma, Mayjen (Purn) Eddy Rate M., SH, MH, serta Ketua Umum Mayjen (Purn) Dr. dr. Tugas Ratmono, SpN, MARS, MH saat menyampaikan pernyataan siang itu .

Kehadiran Linda Gumelar berkaitan dengan rangkaian peringatan HUT ke-35 mengangkat tema Yastroki Menuju Indonesia Ramah Stroke.

Kalangan mitra pun hadir dari unsur produsen obat, penyelenggara layanan kesehatan, organisasi profesi kedokteran juga organisasi non pemerintah yang berkolaborasi meminimalisir problem bencana otak yakni Komunitas Relawan Emergensi Kesehatan Indonesia (KREKI), Yayasan Kreshna, dan Yayasan Jakarta Weltevreden.

Pengurus memakaikan rompi Yastroki kepada Linda Amalia Gumelar di Menara Kuningan, Jaksel. (ist)

Mengutip data dari Kementerian Kesehatan, populasi pengidap stroke di Indonesia berdasarkan hasil diagnosis dokter pada tahun 2018 total 2.120.362 jiwa. Pengeluaran untuk biaya pengobatan dan perawatan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kes) belakangan ini, setahun naik Rp 1 triliun. Tahun sebelumnya sekitar Rp 2 triliun, menjadi kisaran Rp3 triliun.

Stroke serupa dengan matinya kehidupan, kata Prof Dr. dr. Teguh Ranakusuma Penderitaan berlangsung menahun. Berisiko kehilangan keleluasaan aktivitas di dalam maupun luar rumah. Bahkan terpaksa diberhentikan sebagai tenaga kerja.

Diungkapkan, pencetus serangan stroke antara lain karena stres ditandai marah-marah. “Saya kena stroke dipincu sering marah saat bekerja,” kata Suhadi, penyintas atau orang yang berhasil keluar dari serangan stroke. Kaki mengalami kekakuan otot. Pengakuan serupa dikemukakan sejumlah penyintas stroke yang lain. (*/dms)

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.