Menemukan Diri dalam Dinamika Zaman – Menulis Kehidupan 248

Foto : Gerd Altmann/Pixabay

Zaman sekarang dikenal dengan kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi digital. Lalu aneka sarana digital tercipta demi mempermudah kehidupan. Namun, agar sarana digital bisa bermanfaat bagi kehidupan, maka manusia harus belajar mengubah dirinya sesuai dengan sistem sarana digital tersebut. Misalnya penggunaan gadget.

Juga dalam berbagai sarana digital lainnya, sehingga justru manusia sekarang terbelenggu sistem teknologi digital yang diciptakannya. Pada gilirannya, manusia sangat tergantung pada teknologi digital yang sudah menguasai hampir semua aspek kehidupan. Refleksi ini saya tuangkan dalam sajak:

Geliat Roda Peradaban Digital

Aneka satelit damba insan
Terus penuhi angkasa raya
hasrat jelajahi pelataran planet
hendak bangun istana abadi
lalu lari tinggalkan bumi
yang tak layak dihuni
oleh monster ilusi insani
Ingin ingkari kodrat jatidiri
sebagai ciptaan Sang Ilahi
Dengan kehebatan ilmu teknologi
kecanggihan digital milenial
keagungan kecerdasan intelektual manusia
hilangkan semua dimensi lainnya

Kecerdasan pikiran berkreasi
kembangkan ilmu dan teknologi
demi aneka kebutuhan insani
dengan peralatan serba canggih
Mempermudah kebutuhan manusia
dalam relasi dengan sesama
dalam mengolah alam raya
dalam memuaskan selera rasa
untuk aneka keperluan raga
Bukan
rindu damba sanubari jiwa
amanat dari Sang Pencipta

Gemerlap kilau digital
Telah memperpendek jarak insan
Sudah merangkul batas tempat
dengan kreasi aneka manfaat
Dan
saat yang sama terjadi
semakin tajam jurang perbedaaan
Antara yang kaya harta
dan yang miskin merana
Antara yang cerdas canggih
dan yang bodoh tertinggal
Antara yang punya kuasa
dan yang tak berdaya
Antara para pejabat negara
dan jutaan rakyat jelata
Antara elit pimpinan agama
dan umat yang dikuasai
Antara para pemilik modal
dan para buruh bawahan
Antara pemimpin militer
dan laskar para serdadu
Antara mesin-mesin robot
dan sumber daya alam
Antara kehebatan pikiran manusia
dan hukum alam semesta
Antara manusia yang sombong
dan Sang Maha Pencipta

Hukum alam semesta
sedang menata dan menggugat
segala kerusakan ulah manusia
yang lupa pada dirinya
berasal dari alam raya
Tergantung mutlak pada semesta
dan mati kembali ke bumi
sesuai hakekat kodrati
pribadi rohani jasmani
Terlahir hidup dan mati
Meskipun diistimewakan Pencipta
dengan pikiran dan budi
dengan hati sanubari jiwa
Harkat martabat manusia
untuk mengelola alam semesta
untuk hadirkan rahmat sorga

Bencana alam dimana-mana
Wabah penyakit meraja lela
musim berubah tak menentu
Kemiskinan kelaparan makin parah
Perang terus berkobar
Kekerasan pertikaian terus membara
Para pemimpin saling bersaing
Pemilik modal berebut untung
Pemilik senjata tunjukan kuasa
Para radikalis terus menghasut
Para teroris merancang aksi
Dan
nyawa manusia seperti sampah
dibuang berserakan dan dihancurkan
ruang kehidupan carut marut
tsunami informasi terus menghadang
Sedang diciptakan manusia robot
dan dunia maya data abadi
kehidupan data tanpa raga

Semua bertarung kibarkan kehebatan
entah pribadi dan kelompok
entah suku dan budaya
entah agama dan ekonomi
entah ilmu dan teknologi
entah bangsa dan negara
Dan
para pemilik modal dan pemilik senjata
juga para cerdik cendekia
berpesta pora bergelimang harta dan kenikmatan
Karena dirinya punya kuasa dan segalanya
dirinya adalah tuhan
bermimpi hidupnya abadi
tak peduli sesama insani
juga tak takut kepada Sang Ilahi Maha Kuasa