Sosok Prabu Baladewa digunakan oleh dalang Ki Warseno Slank yang ditanggap main oleh Gus Miftah di pesantren Ora Aji Sleman, Jumat malam pekan lalu – untuk menghajar sosok ustad jenggotan. Sebelumnya, viral ustad yang menyarankan dalang yang sudah berIslam agar memusnahkan wayang. Tapi, siapa sih Prabu Baladewa?
Kocap Kacarita :
Prabu Baladewa adalah seorang Raja dari negeri Mandura, penerus Prabu Basudewa dari Ibu yang bernama Dewi Mahendra. Sewaktu muda bernama Raden Kakrasana. Dalam lakon Mahabharata, dia disebut Balarama – sebagai putra Prabu Basudewa.Nama Baladewa mengandung arti Balatentara Dewa.
Wataknya keras, mudah marah alias temperamental, “darting” (darah tinggi), gemar mengamuk tapi juga mudah memaafkan. Baladewa lahir bersama adiknya Narayana yang kelak dikenal sebagai Prabu Kresna, penguasa negeri Ndwarawati. Namun kulit mereka berbeda rupa.
Baladewa berkulit putih sedangkan Kresna berkulit hitam. Walaupun hatinya keras mudah naik darah tetapi Baladewa sebenarnya tukus, pemaaf, arif bijaksana, jujur dan tanpa tedeng aling-aling.
Baladewa sangat disegani kawan maupun lawan karena memegang prinsip menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan. Sikapnya tegas, tidak segan-segan melabrak atau memarahi orang yang dianggapnya bertindak salah.
Tapi Prabu Baladewa juga mau menerima kritikan dan mudah hilang amarahnya jika apa yang dilakukan memang tidak benar.Dalam banyak lakon, dikisahkan, kemarahannya sering ditenangkan oleh sang adik Prabu Kresna, yang arif bijaksana dan pandai bertutur kata.
Sang Kakak pun tak ragu minta maaf untuk sikap emosionalnya pada adiknya itu. Ciri ciri penampakan Prabu Baladewa memiliki badan perkasa dengan rambut ‘ngore’ dan memakai praba yaitu simbol kebesarannya sebagai raja di Mandura.
Baladewa ditampilkan dengan muka dan badan putih atau muka berwarna merah dengan gembleng. Wanda Sembada, Geger dan Bantheng.Ia memakai ulur-ulur naga Mamongsa, jangkahan raton dengan dua pasang uncal kencana, sepasang uncal wastra, dan celana cindhe. Ia juga mengenakan kampuh bermotif parang barong. Atribut lainnya kelatbahu Naga Pangangrang, gelang columpringan dan mengenakan keroncong.
Prabu Baladewa memiliki fisik yang sangat kuat dan ia sangat mahir dalam olah ketrampilan menggunakan gada. Bima (Werkudara) dan Duryudana pun pernah berguru kepadanya.
Selain memiliki dua pusaka sakti pemberian Batara Brahma, yaitu Nangggala dan Alugara, ia juga mempunyai kendaraan gajah yang bernama Kyai Puspadenta.
Baladewa menikah dengan Dewi Erawati, putri Prabu Salya dengan Dewi Setyawati atau Dewi Pujawati dari negara Mandaraka. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putera bernama Wisata dan Wimuka.
Di waktu muda, Baladewa berguru pada Resi jelmaan Batara Brama di pertapaan Argasonya. Setelah selesai berguru itulah dia mendapat pusaka sakti yaitu senjata Nanggala, berujud angkus atau mata bajak, dan Alugora berujud gada dengan kedua ujung runcing.
Menjelang perang besar Baratayuda, Prabu Baladewa menunjukkan keberpihakannya kepada kubu Kurawa. Sedangkan adiknya, Prabu Kresna membela Pandawa.
Selanjutnya, Demi Baladewa, Kresna ubah skenario Perang Bharayuda