Menggapai Hikmah Bencana – Menulis Kehidupan 381

Foto : Pixabay

Tidak ada yang mau ditimpa bencana alam, atau berdoa memohon terjadi bencana bagi dirinya dan sesama. Ketika terjadi bencana alam, ada korban menderita bahkan meninggal, harta benda rusak musnah, dan kehidupan musibah. Sejarah manusia belum pernah menghentikan bencana alam, seperti gempa bumi, hujan badai, tsunami, banjir bandang dan longsor.

Alam ini terbatas sumber dayanya dan malahan berkurang kualitasnya. Manusia beranak pinak semakin banyak, dan demi kebutuhannya, maka berbagai bentuk eksplotasi alan terjadi. Manusia tidak bisa hidup tanpa alam. Alam tetap lestari tanpa manusia.
Usaha meraih hikmah bencana alam itu, saya tulis dalam sajak:

Antara Cianjur dan Garut

Gempa mengguncang
Bencana alam datang
Derita sungguh tak diundang
Duka lara terus menghadang
Tak ada yang tahu pasti
tak juga bisa dihalangi
Terjadi dan terjadi lagi

Di Cianjur
Air mata belum kering
Lara derita masih berlinang
sedang berjuang pulih
lerai tangisan duka
obati sakit derita
perbaiki yang rusak
meraih uluran bantuan
Agar
Kembali tegak berdiri
di atas puing yang tersisa
melangkah merajut hidup

Di Garut
juga gempa datang mengguncang
mengusik irama kehidupan rutin
Berubah jadi jerit tangis
karena bencana melanda
Nasib di rindung malang
entah karena salah apa
entah teguran alam jagat
entah peringatan Karuhun
Entah hukuman Sang Hyang

Antara Cianjur dan Garut
Air mata terus berlinang
Isak tangis terus menggema
Ketakutan terus mencekam
Derita duka lara membaur
dalam jeritan doa pasrah
Dan
aneka upaya selamatkan hidup
serta doa bagi korban
yang wafat mengenaskan
Seribu tanya berbaur galau
di tengah puing ketakberdayaan
“Manusia di hadapan alam
Manusia di mata Pencipta”

Antara Cianjur dan Garut
juga yang dilanda bencana
Hujan dan puting beliung
Longsor dan banjir bandang
Yang tenggelam di laut
Yang dihantam pasang gelombang
Semua mengingatkan manusia
“Ilmu dan teknologi canggih
Bisa membaca data dan memperkirakan kejadian
Namun
Tidak ada yang tahu
Tidak ada yang mampu
memastikan kapan dan dimana
akan terjadi bencana alam
Semuanya misteri alam raya
Semua misteri Sang Pencipta”

Bencana alam di tanah air
terus terjadi silih berganti
Berita tersebar dengan cepat
karena ada teknologi informasi
yang menyatukan nafas dunia
Dan
Ternyata di luar negeri
terjadi juga bencana alam
Permusuhan perang berkobar

Selain bencana alam
Terjadi pula Bencana Kemanusiaan
sedang melanda seluruh dunia
seperti juga di tanah air
Iri dengki hoaks diagungkan
Permusuhan terus beranak-pinak
Agama dipermainkan diperdebatkan
Kesombongan diri dipertontonkan
Kemanusiaan hakiki diabaikan
Karena
Rasa Syukur semakin sirna
Terimakasih pun terus pudar

Antara Cianjur dan Garut
Mata hati jiwa insani
semua dipanggil melihat
Mata nalar rasa manusia
semua dihentak untuk bertobat
Masikah ada syukur di hati
Adakah terimakasih di jiwa
Adakah kasih sayang sesama
Adakah doa solidaritas terucap
“Bencana alam
Bisa terjadi kapan saja
Bisa melanda dimana saja
Bisa menimpa siapa saja
Tak ada yang tahu pasti”

Belajar Mengenal dan Memahami “Bencana Alam” – Menulis Kehidupan 75