Ngayogjazz 2024; Gelaran Jazz ‘Tanpa Ngasorake’ atawa Jazz yang Jogja Banget!

Ngayogjazz2023

Penampilan Bintang Band dalam Ngayogjazz 2023 yang diadakan Gancahan, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Godean pada Sabtu (18/11 – 2023). Dusun Kalimundu memiliki banyak kearifan lokal. Menyambut Ngayogjazz 2024, persiapan sudah mencapai 90%. Dusun Kalimundu yang ketempatan untuk festival, dengan kearifan lokalnya juga ikut mengangkat UMKM lokal. (Foto : Harian Jogja / Catur Dwi Janati)

OLEH YUDAH PRAKOSO R.

NGAYOGJAZZ 2024 kembali digelar tahun ini. Gelaran yang ke-18 kalinya ini, Ngayogjazz diselenggarakan di Dusun Kalimundu, Kalurahan Gadingharjo, Kapanewon Sanden, Bantul, Sabtu (16/11/2024).

Ngejazz Tanpa Ngasorake menjadi tema yang diangkat tahun ini. Tema itu diambil dari falsafah Jawa Menang Tanpa Ngasorake yang artinya mencapai sesuatu dengan cara yang baik, dan tidak merendahkan orang lain.

Selain komunitas jazz nasional, Ngayogjazz 2024 juga menampilkan sejumlah musisi berkualitas, seperti Nationaal Jeugd Jazz Orkest (NJJO) feat. Paju Telu, Sketsa Bunyi KuaEtnika, Ten2Five, Discus, Farah Di dan Sedya Rahayu, serta ShimSham. Selain itu, ada juga Josias Andriaan Quartet feat Ingga Adriaan, MLD Jazz Project x Suara Kayu, Lantun Orchestra, Jazz Traveler, Neo Trio, serta musikus dari Jogja, Frau.

Warga sekitar juga dilibatkan dalam festival ini khususnya UMKM. Stan disediakan untuk menampilkan beragam produk kerajinan dan kuliner potensi Dusun Kalimundu. Masyarakat Dusun Kalimundu juga dilibatkan mengelola sampah yang dihasilkan selama festival.

Kepala Dusun Kalimundu, Srihadi Joko Padmono mengatakan pengelolaan sampah di Kalimundu sudah dimulai sejak 2017 di 5 RT yang menjadi pusat pengelolaan sampah. Seiring berjalannya waktu tinggal di RT 1 yang masih jalan, dan ini menjadi embrio terbentuknya Komunitas Pengelolaan Sampah Kalimundu (Kompak).

Dia mengatakan masalah sampah banyak diperbincangkan di Yogyakarta dan Bantul pada khususnya. Menjadi perhatian khusus terkait pengelolaannya. Mau dikemanakan sampah-sampah yang dihasilkan. “Rencananya nanti saat Ngayogjazz kami siapkan enam rumah keranjang botol dan 20 set sampah tiga warna untuk mengakomodasi sampah Ngayogjazz,” ucapnya dalam acara temu media di Citywalk, Mataram City, Ngaglik, Sleman, Kamis (14/11/2024).

Menurutnya setelah gelaran festival sampah-sampah akan dikumpulkan dalam satu titik di dekat Galeri Kompak. Setelah itu akan dilakukan pilah pilih, sampah yang masih ada nilai ekonominya akan dijual dan sampah organik akan dimanfaatkan. “Sisa reduksinya akan diambil oleh Dinas Lingkungan Hidup,” lanjutnya.

Lebih lanjut dia mengatakan Dusun Kalimundu memiliki banyak kearifan lokal. Menyambut Ngayogjazz 2024, persiapan sudah mencapai 90%. Menurutnya Dusun Kalimundu tidak hanya ketempatan untuk festival, tetapi UMKM dan kearifan lokalnya juga ikut terangkat.

Sosialisasi masif dilakukan serta penjelasan dari mulut ke mulut guna memahamkan masyarakat terkait tujuan dari gelaran festival ini. “Kampung kami punya kearifan lokal cukup banyak, didukung masyarakat yang guyub,” lanjutnya.

Ruang Interaksi antarkomunitas

Untuk lebih memeriahkan Ngayogjazz 2024, dihadirkan juga Guyub Jogja, sebuah ruang interaksi antarkomunitas yang terdiri dari beberapa komunitas kreatif. Mulai dari komunitas kopi, sepeda onthel layang-layang, foto, otomotif, hingga kendaraan listrik. Akan banyak aktivitas yang digelar oleh Guyub Jogja mulai dari pameran, klinik, hingga workshop.

Praktisi Seni dan Budaya, Kusen Alipah Hadi mengatakan Ngayogjazz sudah tidak lagi membicarakan sebuah peristiwa budaya. Dia melihat Ngayogjazz sebagai peristiwa cinta yang dilakukan secara terus menerus. Laiknya ibadah tidak ada yang menyuruh namun dilakukan, tanpa perlu ada yang menonton. “Ngejazz Tanpa Ngasorake saya kira ini pilihan yang benar. Ini lebih dari sekedar peristiwa budaya, ini ibadah orang-orang ke sini,” tuturnya.

Ngayogjazz yang pertama, 2007

Ngayogjazz merupakan event musik yang sudah terselenggara sejak tahun 2007 dan selalu melibatkan komunitas-komunitas jazz dan para musisi jazz dari seluruh nusantara. Hal ini memang sengaja dilakukan untuk lebih membuka ruang ekspresi yang beragam dan luas, tidak sebatas pada mempresentasikan para musisi-musisi yang sudah ternama.

Jazz sendiri menurut Ajie Wartono, pimpinan penyelenggara Ngayogjazz adalah sebuah sajian musik yang egaliter, terbuka, dan bisa dinikmati siapa saja. Hal ini tidak tertutup pada jazz mainstream saja, tetapi pada semua aliran musik yang masing-masing pemainnya independent namun tetap dijalur irama dan nada-nada dan melody yang di mainkan. Tetap pada rel jazz, dan kultur yang dibawa dan dihaslkan oleh masing-masing musisi nya.

Pada tanggal 4 November 2007, mulai pukul 14:00 WIB hingga pukul 23:00 WIB waktu itu terjadi kemeriahan yang bernuansa musik jazz di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja yang beralamat di Kembaran RT: 04 RW: 21 No. 148, Tamantirto, Kasihan, Bantul. Kemeriahan itu terwujud karena akan digelarnya acara Ngayogjazz yang pertama tahun 2007 di lokasi tersebut.

Ngayogjazz 2007 sendiri, merupakan sebuah event yang tidak sekedar event musik bagi komunitas musisi, penggemar, dan pengamat saja, akan tetapi juga sebagai sebuah event interaksi sosial yang semaksimal mungkin menghilangkan jarak antara pemain di panggung dengan para penontonnya, sehingga akan benar-benar terwujud interaksi dalam bentuk performance dengan apresiasi spontan, dan sekaligus menjauhkan image bahwasanya musik jazz adalah musik elitis yang rumit, dan jauh dari jangkauan penonton.

Oleh karenanya pada saat kegiatan jazz di Ngayogjazz itu berlangsung, musik jazz tersebut dimainkan ditengah-tengah kegiatan masyarakat dengan segala respon dan apresiasinya.

Dengan demikian, walaupun tetap sebagai focus of interest, musik jazz di sini tidak semata-mata menjadi sebuah kegiatan pertunjukan, akan tetapi diharapkan akan menjadi sebuah kegiatan permainan bersama.

Selain musik jazz, dalam event ini akan ditampilkan pula kegiatan masyarakat yang antara lain berupa kreasi hasil seni, kegiatan merti desa, dan pertunjukan kesenian tradisional setempat.

Para pengisi acara Ngayogjazz yang pertama itu hadir antara lain: Setiakawan (feat. Purwanto), Living Room, Gudeg Jogja, Caravan, dan Travel.

Tampil pula pada kegiatan ini musisi jazz nasional berkaliber internasional yaitu Syaharani, Trie Utami, dan Dewa Budjana. Mereka berkolaborasi dengan musisi-musisi jazz pilihan dari Jogja.

Pendek kata, Ngayogjazz 2007 kini sudah menjadi sebuah perhelatan komunitas yang terbuka untuk umum tanpa adanya pungutan tanda masuk. Format ini mendapat respon positif dari pecinta musik jazz dan dari masyarakat umum. Event Director kegiatan ini, Alm Djaduk Ferianto, telah berhasil memproyeksikan kesinambungan event ini sebagai event internasional. ***

Penulis adalah jurnalis senior dan tinggal di Jogya.

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.