Seide.id -Sesungguhnya, saya bersyukur dan berterima kasih, karena dianugerahi kepekaan hati untuk ‘eling lan waspada’. Sehingga institusi hati ini makin terasah untuk melihat perubahan di lingkungan sekitar.
Begitu pula yang terjadi. Ketika ada salah seorang anak saya berulah dan bermasalah, saya segera melihat keanehan itu. Ia tampak menghindari kami, orangtuanya, dan tidak betah di rumah.
“Yuk, kita makan bareng. Kita ke luar, sambil nonton pertunjukan musik,” ajak saya sore itu, ketika saya naik ke lantai 2, anak-anak sedang beberes ruang tamu atas.
Kebersamaan, sesungguhnya, membangun kebersamaan dalam keluarga itu sangat penting. Alangkah baik, jika dimulai sejak dini agar anak jadi terbiasa dan berani bersikap terbuka, jujur, dan terus terang.
Perhatian, dan dengan mengamati tumbuh kembang anak, kita jadi jeli melihat perubahan anak, atau jika anak mempunyai masalah. Hal itu memudahkan kita menemukan akar masalah dan memberi solusi.
Dengan belajar dari pengalaman dan kebiasaan dalam keluarga itu melatih insting kita jadi makin peka. Kita dapat melihat perubahan teman atau orang lain lewat perilaku dan gestur tubuh.
Hal itu terjadi dan saya alami bagai getaran isyarat yang langsung memberi sinyal ke hati agar ‘eling lan waspada’ terhadap seorang yang bermanis muka untuk tidak mudah percaya, tapi berhati-hati.
Sesungguhnya, ketika seseorang berbuat ulah, menyimpang, atau bermasalah berarti ia mempunyai masalah dengan dirinya sendiri dan keluarganya!
Sama seperti yang dilakukan oleh M, ketika mencari pembenaran diri dengan menjelek-jelekkan teman yang lain. Padahal ia sendiri yang menyuruh. Lempar batu sembunyi tangan agar ia sukses ngemplang hutang bisnisnya.
Begitu pula yang dilakukan oleh VN dengan menjual penderitaan orang lain untuk menipu demi memuaskan nafsu egonya sendiri.
Saya, kau, dan siapa pun yang pernah ditipu atau dikhianati itu tentu sakit hati. Meski perbuatan itu tidak dibenarkan, tapi dengan mengasihi dan mendoakan mereka yang bersalah itu anugerah Allah. Sekaligus kita mengobati dan menyembuhkan luka sendiri.
Dengan belajar mengambil hikmah, kita melihat latar belakang orang-orang yang bermasalah itu. Ada orang yang senang berbuat curang dan menipu, karena ingin cepat kaya. Ada orang berbuat jahat, karena terjepit oleh keadaan. Atau ada juga orang korupsi, karena ingin hidup mewah, dan seterusnya.
Membenci perbuatan mereka yang jahat itu tidak salah, tapi tidak pada orangnya.
Alangkah bijak, jika mereka yang berbuat jahat, curang, tamak, atau bermasalah itu tidak kita jauhi atau musuhi, tapi dikasihi dan didoakan agar mereka sadar diri, sehingga pikiran dan hati mereka dicerahkan oleh kasih Ilahi.
Tetap semangat untuk mengasihi, karena kita dikasihi-Nya.
…
Mas Redjo /Red-Joss