Seide.id – Pelari Belarusia Krystina Timanovskaya, 24 tahun, yang sebelumnya diberitakan menolak kembali ke negaranya karena khawatir akan keselamatan jiwanya, terlihat di bandara Haneda, Tokyo, hendak bersiap masuk ke dalam jalur penerbangan menuju Wina, ibukota Austria, Rabu pagi 04/8/ 2021.
Krystina mendapat visa perlindungan atas nama kemanusiaan oleh pemerintah Polandia, yang agaknya mengubah rute penerbangannya di saat-saat terakhir demi menjaga keamanannya. Dari Austria ia akan terbang langsung menuju Polandia.
Di bandara Haneda ia sempat berkata pada reporter BBC, bahwa aksinya ini tidak terkait dengan politik, “saya mencintai negara saya, tidak mungkin saya mengkhianatinya. Ini murni akibat kesalahan yang dibuat ofisial (Belarusia) pada Olimpiade Tokyo ini” katanya.
Krystina adalah pelari spesialis 100 m dan 200 m, maka ketika pelatih dan ofisial Belarusia memaksanya untuk berlomba di nomor 100mx4 estafet dalam Olimpiade ke-32 di Tokyo, Jepang, ia menolak tampil karena tidak pernah ia lakukan sebelumnya.
Unggahan berisi protes
Sebagai protes, ia mengunggah video pendek ke dalam akun Instagramnya. Keruan saja kehebohan terjadi di Belarusia. Pelatih dan ofisialnya marah. Kamar Krystina disatroni dan langsung memberi waktu satu jam bagi atlet kelahiran 19 November 1996 itu untuk berkemas lalu langsung dikawal menuju Bandara Haneda, Tokyo.
Sebelum berkemas ia sempat membuat video pendek di aplikasi Telegram lalu mengunggah di grup Solidaritas Atlet Belarusia, dengan berseru, ““mereka (para ofisial Belarusia) berusaha memaksa saya keluar dari Jepang, tanpa meminta persetujuan saya!”
Di bandara Haneda ia minta perlindungan polisi Jepang. Pihak IOC (Komite Olimpiade Internasional) lalu turun tangan menengahi. Krystina tetap ngotot tidak mau pulang. Ia takut akan keselamatan dirinya kalau sampai menginjakkan kaki kembali di Belarusia. Atas nama kemanusiaan Polandia lalu menawarkan perlindungan dengan memberinya visa masuk.
Menyingkir sementara
Bersambung: