Primbon Jawa sebagai Dasar Perhitungan Hari Baik dan Buruk

Seide.id – Bagi sebagian masyarakat Jawa yang memegang teguh adat, Primbon Jawa biasa digunakan sebagai dasar perhitungan hari baik dan buruk. Khususnya, saat mereka hendak mengadakan hajatan atau suatu acara sakral.

Primbon Jawa adalah buku yang berisi tentang perhitungan, perkiraan, ramalan yang terkait hari baik-buruk, nasib, dan watak pribadi seseorang berdasarkan kelahiran, hingga ciri-ciri fisik.

Siapa yang Menyusun Primbon?

Secara umum, nama penyusun primbon Jawa tidak tercantum kecuali primbon dengan seri Betaljemur Adammakna tulisan pangeran Harya Tjakraningrat dari Kesultanan Yogyakarta.

Danurejo VI juga dikenal dengan nama Kanjeng Pangeran Harya Cakraningrat. (17 Maret 1900 – 15 Oktober 1911)
Sumber Gambar : kratonjogja.id

11 Ajaran Umum dalam Primbon Jawa

Mengutip dari buku _Falsafah Hidup Jawa_ tulisan Suwardi Endraswara, adapun 11 ajaran yang tertuang dalam primbon Jawa, antara lain:

1. Pranata Mangsa
Ajaran ini berisi tentang cara membaca gejala alam semesta. Ajaran ini juga dikenal dengan sebutan ngalam semesta.Ajaran ini dimanfaatkan oleh kaum tani pedesaan untuk menghitung waktu tandur (menanam padi) atau nelayan untuk menentukan waktu melaut.

2. Petungan
Ajaran ini berisi tentang perhitungan neptu (nilai numerik) seperti kecocokan jodoh.

3. Pawukon
Ajaran ini berisi tentang rumusan perhitungan waktu, baik hari, pasaran, bulan, atau tahun.

4. Pengobatan
Ajaran ini berisi wejangan tentang pengobatan tradisional.

5. Wirid
Ajaran ini berisi sastra Wedha yang mengandung pesan, sugesti, larangan yang menuju ke suatu titik mistik.

6. Aji-aji
Ajaran ini berisi gambaran kehidupan supranatural orang Jawa yang memiliki kekuatan melalui mantra yang mereka dirapalkan.

7. Kidung
Ajaran ini berupa syair yang berisi wejangan.

8. Ramalan/Jangka
Ajaran ini hampir sama dengan petungan, hanya saja lebih luas sifatnya tidak sekedar untuk pribadi.

9. Tata Cara Slametan
Ajaran ini berisi tentang tata cara ritual orang Jawa sebagai tanda syukur, tolak bala’, dan sebagainya.

10. Donga/Mantra
Ajaran ini hampir sama dengan Aji-aji dan Wirid tetapi menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an yang ejaannya diJawakan.

11. Ngalamat/Sasmita Gaib
Ajaran ini berupa fenomena aneh yang terjadi pada alam semesta. Masyarakat menganggap fenomena ini sebagai pertanda agar kita lebih waspada.

Itulah 11 ajaran umum yang terdapat dalam Primbon Jawa. Bagi sebagian masyarakat ada yang masih menerapkan ajaran-ajaran tersebut tetapi dampak modernitas juga membuat sebagian masyarakat mulai meninggalkannya.

Tonson Mosque, Masjid Tertua di Negara Gajah Putih yang Berdiri Sejak Abad 10

Sejarah dan Keistimewaan Seni Kaligrafi Islam

Elisabeth Philip, Tokoh Pembangkit Ekonomi Warga Desa Tlogoweru Demak