Rakyat Yang Haus, Pejabat Yang Rakus

Rakyat Yang Haus, Pejabat Yang Rakus

Deretan mobil mewan para menteri di tempat parkir dan di jalanan, seakan memberi iming-iming rakyat

Salah satu ciri menonjol mengapa banyak pejabat haus kekuasaan untuk memperoleh kekayaan adalah kemewahan mobil-mobil dinas yang mereka naiki. Seakan masyarakat yang haus memperoleh ekonomi sepadan, diperlihatkan pameran mobil-mobil mewah di jalanan setiap saat dengan perlakuan khusus bisa mendahului kendaraan lain diiringi kendaraan raiders.

Mobil Mewah Pejabat

Mobil setingkat presiden seperti SBY biasanya memakai mobil sedan Mercy-S Class, sementara Presiden Jokowi memilih sedan Mercedes-Benz S600 Guard warna hitam.  Untuk menteri, menggunakan Toyota Crown 2.5 HV G Executive Hybrid. Untuk urusan kemewahanl mobil ini setingkat dengan BMW, lalu ada New Accord, Toyota Alphard, Toyota Camry, Toyota Land Cruiser, dan Jaguar S Type, Hummer H3. 

Untuk wakil rakyat, baik Pimpinan DPR/ MPR disediakan Toyota Crown 2.5 HV G-Executive setingkat menteri. Selain merknya wah, plat mobil bisa berganti-ganti serta deiberi tulisan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. 

Selain mobil mewah, mereka juga memperoleh rumah mewah dan gaji serta tunjangan mewah.Pokoknya menajdi pejabat Indonesia, tidak akan mungkin menjadi miskin. Kecuali pejabat yang benar-benar makan dari gaji dan tunjangan mereka. Ini model pejabat yang tidak aneh-aneh alias jujur model  jenderal polisi Hoegeng Imam Santoso, 

Mimpi Tempat Basah

Itu sebabnya, hanya segelintir cerita, pejabat bekerja untuk rakyat. Jumlahnya hanya hitungan jari kita. Kebanyakan pejabat bekerja untuk mengejar uang dan kekuasaan. Itu sebabnya, jika setiap orang ditanya mayoritas akan memilih menjadi pegawai negeri dibanding pegawai swasta atau mengejar cita-citanya sendiri yang bisa mengubah dunia. Dengan menjadi pegawai negeri, mereka berharap memperoleh tempat basah untuk selalu memperoleh tilepan uang, kalau perlu menggarong uang negara atau uang rakyat. 

Kekuasaan selalu menggoda sebab dengan berkuasa, mereka memeproleh kekayaan yang mereka harapkan. Baik pejabat tinggi maupun pejabat tingkat bawah seperti lurah. 

Saat ini sedang ricuh demo para Lurah yang meninginginkan jabatan lurah, tidak dibatasi 5 tahun, melainkan 9 tahun dengan masa jabatan 3 periode, alias 27 tahun. Apa yang hendak dicapai dengan berkuasa seperempat hidupnya ? Bukan mensejahterakan rakyat atau membuat dunia lebih baik. Mereka menginginkan kekuasaan agar memperoleh uang setiap saat dan memanfaatkan kemudahan yang diberikan negara; gaji pokok, tunjangan kinerja daerah ( TKD), tunjangan isteri 5%, tunjangan anak ( sampai 3 anak) 2%,, tunjangan makan dan berbagai tunjangan lain. 

Itu belum termasuk pungutan resmi jika masyarakat akan mengurus sertifikat tanah yang nilainya 2%, atau surat-surat lainnya. Pokoknya uang datang setiap saat di temapt pejabat seperti ini.

Masuk akal jika kemudian mereka – para lurah ini- demo berkali-kali untuk bisa diloloskan keinginan mereka agar jabatan mereka diperpanjang lebih lama agar menikmati segala kemudahaan ini. 

Itu baru di sektor kelurahan. Belum di tempat lain. 

Bikin Aturan Sendiri

Tidak banyak yang tahu bahwa anggota DPR, meski memperoleh gaji mblegedu ( besar sekali), mendapat ribuan tunjangan, bantuan bulanan dari berbagai instansi pemerintah, juga memiliki hak eksklusif. Yakni gaji seumur hidup sampai isteri dan anak kapanpun mereka masih ada di Indonesia. 

Merekalah yang membuat aturan dan mereka yang menikmati. Tak ada instansi lain seistimewa para wakil rakyat ini. Intinya juga sama: kekuasaan dan uang. Dua hal yang menggoda hampir seluruh manusia di bumi ini.

Uang-uang itu diperoleh dari pajak rakyat yang jumlahnya ribuan triliun setiap tahun. Tidak semua uang pajak kembali ke rakyat memang. Sebagian masuk ke para tukang pajak nakal yang dengan lihainya merekayasa berbagai trik untuk memperkaya diri mereka, dan keluarganya.

Cerita-cerita di atas selalu terjadi dan rakyat tinggal melongo melihat para pejabat dan wakil rakyat hidup dalam kelimpahan dan kepongahan. Tidak semua memang. Menjadi kaya tidak dilarang. Tetapi ketika menjadi pejabat, hidup berkelimpahan, meski dengan usaha sendiri dan tidak menggarongpun, juga kurang pantas mengiming-imingi rakyat dengan kemewahan. 

Di Indonesia, hanya sedikit pejabat atau pemimpin yang memiliki hasrat membantu rakyat dan hidup dalam kesederhanaan dan rendah hati. I

Tiga sosok pemimpin yang saya kenal saat ini yang begitu sederhana, rendah hati dan tidak pongah serta bersedia melayani, hanyalah Hoegeng Imam Santoso, Mohammad Hatta dan mungkin Joko Widodo. 

Bitcoin, Emas, Perak, Minyak Naik Yang Miskin Sulit Kaya

Kebijakan Aneh Gubernur NTT, Masuk Sekolah Jam 05.00

Saat Usia 64, Masihkah Kamu Ingat Aku..

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.