Thailand, Malaysia dan Australia juga mengalami peningkatan kasus harian
Seide.id – Di tengah penyelenggaraan event internasional olimpiade, Pemerintah Metropolitan Tokyo mengumumkan rekor jumlah infeksi yang mencapai 4.058 dalam 24 jam terakhir, melampaui angka 4.000 untuk pertama kalinya. Penyelenggara Olimpiade melaporkan 21 kasus Covid-19 baru terkait dengan Olimpiade, sehingga total menjadi 241 sejak 1 Juli.
Rekor jumlah kasus dikonfirmasi di setidaknya tujuh prefektur: Saitama, Kanagawa dan Chiba, yang semuanya berdekatan dengan Tokyo, serta Gunma, Tochigi, Kyoto dan Okinawa. Demikian Asahi Shimbun melaporkan.
Penyelenggara Olimpiade Tokyo melaporkan 21 kasus COVID-19 baru di antara orang-orang yang terkait dengan Olimpiade pada 31 Juli. Empat belas di antaranya bekerja sebagai kontraktor, lima di antaranya dari luar negeri. Tujuh di antaranya adalah ofisial terkait Olimpiade. Enam belas dari 21 pasien tinggal di Jepang. Itu menambah jumlah orang terkait Olimpiade yang dites positif terkena virus sejak 1 Juli menjadi 241.
Kasus OVID-19 di seluruh Jepang terus meningkat pada 31 Juli dengan angka awal menunjukkan total sudah melebihi rekor hari sebelumnya 10.743. Ini adalah pertama kalinya penghitungan harian di sana melebihi 400.
Rata-rata harian untuk pekan yang berakhir 31 Juli untuk Tokyo adalah 2.920, peningkatan mengejutkan sebesar 117 persen dibandingkan pekan sebelumnya.
Di antara pasien baru, 1.484 berusia 20-an, diikuti oleh 887 berusia 30-an, 583 berusia 40-an, dan 398 berusia 50-an. Para pejabat mengatakan 106 pasien berusia 65 tahun atau lebih.
Di Prefektur Saitama, penghitungan harian kasus COVID-19 baru melebihi 1.000 untuk pertama kalinya dengan 1.036. Rekor sebelumnya untuk Saitama, 869, dicatat pada 28 Juli. Sedangkan di Prefektur Kanagawa, 1.580 kasus COVID-19 baru dikonfirmasi, hari keempat berturut-turut untuk memecahkan rekor hariannya.
Sembilan puluh lima pasien memiliki gejala yang cukup serius sehingga memerlukan penggunaan ventilator atau peralatan lain untuk bernapas, naik tujuh dari hari sebelumnya.
Di Okinawa, prefektur paling selatan negara itu, pejabat pemerintah setempat mengkonfirmasi rekor 439 kasus COVID-19 baru pada 31 Juli.
Thailand dan Malaysia
Thailand dan Malaysia juga mencatatkan rekor kasus infeksi Covid-19 pada Sabtu (31/7/2021). Sebagian besar kasus disebabkan oleh varian Delta yang sangat menular.
Thailand mencatatkan rekor harian terbaru di angka 18.912, sehingga total akumulasi kasus Covid-19 di negara itu menjadi 597.287. Thailand juga melaporkan 178 kematian baru, menjadikan total kematian mencapai 4.857.
Pemerintah mengatakan varian Delta menyumbang lebih dari 60% kasus di negara itu dan 80% kasus di Ibu Kota Bangkok.
Sedangkan Malaysia, salah satu episentrum virus tersebut, melaporkan rekor terbaru dengan 17.786 kasus virus corona pada Sabtu (31/7).
Dengan adanya varian baru Covid-19, termasuk varian Delta, infeksi dapat menyebar dengan sangat cepat hanya dalam waktu 15 detik melalui jalur udara (airborne), kata Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah, baru-baru ini.
Dia mengatakan infeksi yang ditularkan melalui udara itu akan menaikkan tingkat infektivitas (R-naught atau Rt) di masyarakat, yang kemudian menghasilkan lonjakan kasus harian.
“Peningkatan kasus tidak hanya terjadi di negara kita tetapi seluruh dunia, dipengaruhi oleh varian Delta yang lebih dominan, termasuk negara tetangga kita dan Inggris. Kita bisa melihat lonjakan kasus sejak 26 Juni. Peningkatan ini karena Rt varian Delta yang tinggi.”
Lonjakan kasus infeksi juga terjadi di Sydney, Australia. Polisi menutup kawasan pusat bisnis untuk mencegah protes terhadap penerapan lockdown yang akan berlangsung hingga akhir Agustus.
Polisi menutup stasiun kereta api, melarang taksi menurunkan penumpang dari pusat kota dan mengerahkan 1.000 petugas untuk mendirikan pos pemeriksaan. Pemerintah New South Wales melaporkan adanya 210 infeksi baru akibat varian Delta di Sydney dan sekitarnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), Jumat (30/7), memperingatkan varian delta virus corona telah menyebar luas dan harus dianggap sebagai seruan untuk bertindak guna mempercepat vaksinasi di seluruh dunia sebelum “varian yang lebih banyak merebak.”
Dilansir dari kantor berita Associated Press, Jumat (30/7), WHO menyatakan, infeksi di seluruh dunia telah meningkat sebesar 80%, atau hampir dua kali lipat, selama empat minggu terakhir. – dms