Foto : Jill Wellington/Pixabay
Jika kita ingin jadi baik di dalam hidup ini, kita harus bersikap total.
Sikap kita dalam menghancurkan kejahatan di dalam diri kita adalah baik. Tapi kita tidak bisa dengan cara biasa, santai, dan apalagi berjalan apa adanya, itu tidak bisa!
Menghancurkan segala bentuk kejahatan di dalam diri sendiri yang secara biasa, berarti separo hati atau setengah melawan kejahatan. Padahal kejahatan dengan segala bentuknya harus kita tolak 100%.
Kita harus mengatakan, “ya!” kepada yang baik dan “tidak!” kepada segala yang jahat.
Dibutuhkan kesadaran, komitmen, dan kerja keras yang harus kita lakukan secara radikal (radix/akar) dari segala bentuk kejahatan itu. Kita tidak bisa mencampurkan air kotor setengah gelas ke dalam setengah gelas yang berisi air bersih. Sehingga jadi kotor.
Kita mesti membersihkan air kotor yang ada di dalam gelas diri ini dengan mengisi air bersih secara terus menerus, sehingga air kotor itu meluber. Air dalam gelas itu jadi bersih dan bening.
Demikian pula hidup kita tidak bisa setengah baik, setengah jahat. Kejahatan di dalam diri kita tidak boleh diberi kesempatan untuk berkembang. Tapi harus ditolak sampai ke akar-akarnya (radix). Kita harus memiliki sikap yang tegas dan komitmen menerima segala yang baik dan benar, serta kita menolak tegas segala bentuk kejahatan.
Jahat itu buruk, dan tidak boleh ditolerir sedikit pun keburukan itu di dalam diri sendiri. Sebab, jika hal-hal yang buruk dan jahat itu jadi kebiasaan, maka manusia jadi kebal dalam sikap kejahatannya.
Hal ini sangat berbahaya bagi kehidupan dan diri sendiri. Karena kita bisa menumpulkan ‘hati nurani’ dan sikap bijak manusia yang luhur dan mulia.
Semangat untuk jadi baik, dan makin lebih baik lagi!
Ngawi, 28 Agustus 2022