Uang Digital dan Kontrol Pemerintah

Uang Digital dan Kontrol Pemerintah

Uang Digital segera hadir dan dibuat oleh Bank Sentral di setiap negara. Meski aman, tidak mudah hilang atau dicuri, Uang Digital dikhawatirkan mudah dikontrol oleh negara atas penggunaan keuangan milik pribadi masyarakat.

Bulan-bulan ini, hampir semua negara tengah memprsiapkan diri untuk meluncurkan CBDC ( Central Bank Digital Currency) atau Uang Digital. Dengan uang Digital, pemerintah tak perlu lagi mencetak uang kertas yang beayanya mahal. Uang Digital juga tak mudah dipalsukan. Melalui Uang Digital, jumlah pencetakan uang digital juga gampang dikontrol. 

Pemerintah Indonesia juga sudah mempersiapkan Rupiah Digital. Saat ini sedang dikaji, terutama dalam pendistribusin nantinya. Apakah masih memakai bank tradisional, atau ada cara lain yang lebih praktis.

Uang Digital, mirip seperti yang sudah ada saat ini seperti halnya OVO, Dana, GoPay, LinkAja atau Genius. Hampir semua eMoney dibatasi jumlahnya. Jika tidak, bank tradisional akan mati. Tidak ada gunanya. Tetapi, pada akhirnya, eMoney seperti Ovo, Dana, GoPay, LinkAja atau Genius bisa mati jika Rupiah Digital sudah ada. 

Rupiah Digital akan lebih aman berkat penggunaan blockchain dan sistem desentralisasi dan mudah dilacak karena berhubungan dengan akun seseorang yang saya kira nanti akan menggunakan akun berbasis nomor KTP si pemegang. Termasuk NPWP.

Salah satu negara yang telah berhasil menerbitkan Uang Digital adalah China dengan e-CNY atau Yuan Digital. e-CNY dikeluarkan oleh Bank Sentral China ( PBOC) dan dioperasikan oleh operator yang berwenang dan mengadopsi model manajemen terpusat dengan sistem operasional dua tingkat. Yuan Digital merupakan substitusi utama dari kas dalam peredaran dan akan berdampingan dengan uang fisik RMB ( Mata uang kertas China) yang mengutamakan melayani permintaan pembayaran ritel domestik. 

Kelebihan Yuan Digital adalah dapat memberikan kredit legal tanpa batas, penggabungan akun yang dinamis, anonimitas yang dapat dikontrol, serta tanpa bunga atau beaya pertukaran. 

Peredaran Yuan Digital sendiri menggunakan proses dua tahap, yakni mentransfer Yuan Digital dari PBOC ke bank komersiel, kemudian bank akan mendistribusikan mata uang langsung ke konsumen. Proses transaksi ini dilakukan baik melalui online maupun offline.

Meski Uang Digital lebih aman, tidak mudah hilang, dicuri namun keamanan pemiliknya masih menjadi perdebatan. Yakni kontrol dari pemerintah. Sejak lama para pengamat keuangan mengkhawatirkan kontrol ini berkaitan dengan sifat digital yang mudah dilacak, dikontrol dan direkayasa. Dengan uang digital, pemerintah dapat memantau apakah uang digital seseorang digunakan sewajarnya, atau dipakai untuk pencucian uang atau penggunaan yang salah lainnya. 

Gubernur Florida, Ron DeSantis, misalnya, dengan lantang telah secara resmi melarang CBDC atau Uang Digital dipakai di negara bagian tersebut. Undang-undang meminta negara bagian lain untuk mengadopsi undang-undang serupa karena DeSantis percaya bahwa mata uang digital yang dikendalikan pemerintah adalah “tentang pengawasan dan kontrol” kepada uang yang dimiliki masyarakat. 

Jika benar, Bank Sentral atau Negara dikhawatirkan mencampuri urusan keuangan rakyatnya, layak dibuat Undang Undang agar negara tidak bisa seenaknya mengontrol keuangan rakyatnya. 

Uang Digital ( CBDC) dan Nasib Uang Kripto

Kripto Sebentar Lagi Menjadi Prioritas Utama Untuk Menghubungkan Mata Uang Digital dan Bisnis Lain

Crypto News: UANG DIGITAL BRAZIL BERHASIL

5 Kunci Agar Selamat Dari Resesi Dan Perubahan Uang Tunai Ke Uang Digital

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.