Usia Kepala Tujuh dan Pakai Sepatu Hak Tinggi


Tuhan masih memberi kesehatan dan kesempatan pada saya. Saya ingin meninggalkan sesuatu yang barangkali tak besar artinya, tapi punya nilai. ” tegas Mutiara Sani.

Oleh DIMAS SUPRIYANTO

LAMA tak tampil dan bersuara – pekan lalu dia bicara di depan lima wartawan di Bale Benyamin di Jatinegara, Jakarta Timur. Bukan hanya nampak sehat dan ceria, Mutiara Sani masih runtut dan mantap bicaranya. Khas aktris teater yang terlatih. Kata demi kata terjaga. Cantik juga di usianya. Dengan dandanannya berkelas dan anggun.

Jika Anda familiar dengan gaya bicara Ratna Sarumpaet – aktivis di teve swasta itu – maka demikianlah gaya Mutiara Sani. Runtut dan jelas, mantap intonasinya. Keduanya memang kakak beradik.

Mutiara Sarumpaet adalah nama asalnya. Kelahiran Medan, 24 Juli 1948 . Adiknya Ratna Sarumpaet kelahiran 1949.

Setelah menikah dengan Drs. Asrul Sani, penyair, penulis, sutradara dan budayawan, namanya berganti menjadi Mutiara Sani. Adapun Drs. Asrul Sani sudah berpulang pada 2004 lalu.

Mutiara Sani tidak menjadi aktifis LSM dan atau terjun ke politik. Itu yang membedakannya dengan adik, Ratna Sarumpaet. Total di seni peran. Di keluarga besar ini masih ada Riris Sarumpaet dan Sam Sarumpaet yang dikenal sebagai sutradara sinetron.

Tentu saja dia punya sikap, punya keberpihakan dan dia tegas bersuara. Mutiara tetap konsisten di dunia seni dan budaya. Fokus di sana. Hingga kini dia menyampaikan dengan bahasa yang runtut dan tertata. Bicara tentang Parfi, organisasi artis film.

Mutiara Sani dan Tim Lima alias Tim Patriot

Mutiara Sani menegaskan sikapnya ingin menjaga marwah Parfi. “Ini dunia saya dan dunia suami saya. Saya ingin di usia saya yang tersisa melihat kembali Parfi yang dibanggakan” katanya.

“Saya melewati masa ketika Parfi sebagai organisasi begitu berpengaruh, punya wibawa dan punya marwah. Saya menginginkannya kembali, ” katanya.

Mutiara Sani kini berusia 73 tahun. Terjun ke film sejak 1973. Film pertama yang ia bintangi berjudul “Bulan di Atas Kuburan” bersama Muni Cader dan Rachmat Hidayat. Berlanjut dengan “Jembatan Merah” di tahun yang sama, lalu “Para Perintis kemerdekaan” (1977), “Kemelut Hidup” (1978), “Di Bawah Lindungan Kabah” (1981) dan “Bulan di Atas Kuburan” (2005, remake).

Di zaman keemasan TVRI dia tampil di sana dalam pentas drama.

Di era booming sinetron streaming dia main di “Tukang Bubur Naik Haji The Series” (2015) – “Perempuan Di Pinggir Jalan The Series” (2015).

Di pentas teater, namanya identik dengan Sanggar Pelakon dan pementasan naskah “Mahkamah” yang beberapa kali dipentaskan.

Naskah “Mahkamah” pernah ditayangkan di TVRI pada tahun 1984 dan kemudian di pertunjukan pada tahun 1988 di Gedung Kesenian Jakarta, dan dipentaskan lagi Maret 2007 oleh sutradara Jose Rizal Manua. Dia berjuang bersama Soultan Saladin, aktor kawakan yang kini berusia 72 tahun.

Bersamanya juga aktor, novelis dan penyair kawanan, Aspar Paturusi.

Mutiara Sani dan Aspar Paturusi. Bertekad mengembalikan Marwah Parfi. Foto dms.

Aspar Paturusi yang kini sudah 78 tahun tapi masih bersemangat membawa bendera melihat Parfi berkibar kembali. Sebagaimana Soultan Saladin dan Mutiara Sani.

“Kami tidak ada keinginan duduk di organisasi. Kami akan di belakang. Organisasi itu harus diurus oleh anak anak muda yang kompeten, ” kata Mutiara Sani.

“Tuhan masih memberi kesehatan dan kesempatan pada saya.”

“Saya ingin meninggalkan sesuatu yang barangkali tak besar artinya, tapi punya nilai. “

Usai bicara dan acara resmi kami masih terlibat perbincangan dan foto bareng. Mondar mandir dengan high heels-nya. Dia bertubuh kecil. Saat berdiri bersamanya tak nampak tinggi. Meski sudah pakai hak tinggi.

Tapi Mutiara Sani – sebagaimana berulangkali ditegaskannya – masih nampak bersemangat tinggi. ***

Avatar photo

About Supriyanto Martosuwito

Menjadi jurnalis di media perkotaan, sejak 1984, reporter hingga 1992, Redpel majalah/tabloid Film hingga 2002, Pemred majalah wanita Prodo, Pemred portal IndonesiaSelebriti.com. Sejak 2004, kembali ke Pos Kota grup, hingga 2020. Kini mengelola Seide.id.