Wukuf di Bawah Pohon Soekarno

Usai wukuf 9 Dzulhijah 1438H, menjelang mabit dan pungut kerikil di Musdalifah.

Oleh HERYUS SAPUTRO SAMHUDI

Dimana Anda pernah begitu bahagia merayakan hari ulang tahun? Mungkin di pucuk hotel bintang lima, atau si atas sebuah kapal pesiar. Alhamdulillah, Resti, istri saya, merayakan ulangtahun ke-60 tanggal 01 September 2017, di bawah tenda yang saking besarnya mampu mengurung pokok-pokok Pohon Soekarno, tepat saat kami Wukuf di Padang Arafah di pinggir Kota Mekah, pada 9 Dzulhijah 1438 Hijriyah.

Wukuf merupakan puncak ibadah Haji, yakni berkunjung ke Baitullah (Kabah) untuk melakukan beberapa amalan: wukuf, mabit, thawaf, sa’i dan amalan lainnya (antara tanggal 9 – 13 Dzulhijjah) demi memenuhi panggilan Allah SWT dan berharap ridhaNya. Ibadah haji wajib (hanya sekali) bagi seorang muslim yang telah mencukupi syarat-syaratnya, berlangsung (hanya) di Padang Arafah dan Masjidilharam di Mekah.

Disebut puncak dari ibadah haji karena saat wukuf, sejak tergelincirnya matahari hingga terbenamnya matahari pada tanggal 9 Dzulhijah, semua Jemaah (di musim haji 2017 berjumlah 2,2 juta orang) dari segenap penjuru dunia, tanpa terkecuali wajib berkumpul di Padang Arafah untuk berbagai kewajiban dan amalan agama. Juga Resti yang hari itu genap berusia 60th, dia solat Dzuhur, Asyar, Magrib di bawah Pohon Soekarno.

Wukuf di bawah tenda di bawah pohon Soekarno (Foto foto koleksi Heryus Saputro)

Pohon Soekarno adalah sebutan warga Arab Saudi untuk jenis-jenis pohon peneduh yang kini kian menghijaukan Padang Arafah yang tadina gersang kerontang, dan saat kami wukuf di tahun 2017 itu, suhunya tercatat di bar-line-climate dalam angka 49* Celsius. Disebut Pohon Soekarno karena memang Presiden Indonesia Soekarno yang usul menanami Arafah dengan pohon peneduh.

Usul ini disampaikan langsung Presiden Soekarno kepada Raja Saud bin Abdul Aziz saat kunjungan kerja sekaligus menunaikan ibadah haji di tahun 1955. Ada 2 usul Bung Karno yang langsung di setujui oleh Pemerintah Arab Saudi, yakni jalur Sa’I yang diusulkan menjadi 2 jalur serta menanam pohon peneduh di Arafah, tempat wukuf pada puncak pelaksanaan Ibadah tanggal 9 Dzulhijah agar tidak terlalu gersang.

Deret Pohon Soekarno di Mekah ( Foto Heryus Saputro)

Ada beberapa pohon tipe tropika khas Indonesia diusulkan Bung Karno, antara lain pohon Mindi (Melia azidarah) dan pohon Mimba (Azadiranchta indica L.), yang merupakan jenis cepat tumbuh (fast growing species) dan bahan pestisida nabati. Pohon ini juga tahan kekeringan, hingga cocok ditanam di Arab Saudi. Pohon-pohon inilah yang lantas populer sebagai Sajaroh Karno atau Pohon Soekarno.

Ada banyak sarjana pertanian dan kehutanan, dari IPB Bogor misalnya, didatangkan ke Arab Saudi untuk menanam dan menghijaukan Arafah. Bibit pohonnya antara lain didatangkan dari daerah-daerah panas di Nusa Tenggara Timur, selain pesisir Jawa. Pemerintah Arab Saudi mendukung dengan menyalurkan pipa-pipa air bersih ke bawah lubang-lubang tanam, dan pohon-pohon Soekarno tumbuh baik di Arafah,

Kisah ini bukan cuma tercatat dalam beberapa buku karya orang Indonesia, tapi juga terus menjadi kenangan banyak orang, antara lain dikenang Raja Salman karena ikun mendampingi sang kakek, Raja Saud saat Bung Karno datang ke Arab Saudi. Karena itu saat berkunjung ke Indonesia pada Rabu, 1 Maret 2017, di Istana Bogor, Raja Salman langsung bertanya pada Presiden Jokowi, “Mana cucu Soekarno…?”

Cucu Soekarno yang dimaksud tak lain adalah Puan Maharani yang saat itu sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). Puan belum lahir saat Bung Karno berhaji tahun 1955. Tapi tentu, Puan sudah membekali diri dengan kisah Pohon Soekarno, hingga apa yang dikisahkan Raja Salman kepada Presiden Jokowi ibarat cermin persahabatan Indonesia dan Arab Saudi.

Jabal Nur , dimana terdapat Gua Hira, tempat Nabi Mohammad SAW menerima wahyu pertama. Nampak dari kehijauan Arafah

Kenyataannya Padang Arafah-Muzdalifah-Mina (Armina) yang jadi titik pusat kehiatan haji tiap tahun, kini relatif hijau. Ribuan pohon mindi, mimba dan jenis lainnya, bertinggi sekitar 7-10meter tumbuh subur, hingga timbul gurauan yang menyebut bahwa Arafah kini tak lagi pantas disebut padang, ha…ha…ha…!

Keberhaslian Arafah juga menggerakkan penghijauan di seluruh negeri/ Kini pohon mindi, mimba, walikukun, Akasia, dan lainnya dari Indonesia, juga tumbuh di sudut-sudut rumah dan banyak kota. Mekah, Madinah, Jeddah bahkan hingga ke banyak lokasi di luar kota. Jangan kager bila semua pohon itu disebut masyarakat Arab Saudi sebagai Pohon Soekarno.

Jalan utama di Arafaf menuju Mekah

Di bawah tenda besar hingga mampu mencungkupi sekaligus beberapa pohon Soekarno itu pula kami wukuf, sebelum melanjutkan ritual ibadah haji lainnya, dan Resti merayakan HUT ke-60. Sujud, syukur dibawah rindangnya. Seperti di negeri sendiri. Selamat Hari Raya Idul Qurban 1442 Hijriyah. Jangan lupa tetap lakukan prokes 5M3T dan sukseskan vaksinasi nasional ***

20/07/2021.

Avatar photo

About Heryus Saputro

Penjelajah Indonesia, jurnalis anggota PWI Jakarta, penyair dan penulis buku dan masalah-masalah sosial budaya, pariwisata dan lingkungan hidup Wartawan Femina 1985 - 2010. Menerima 16 peeghargaan menulis, termasuk 4 hadiah jurnalistik PWI Jaya - ADINEGORO. Sudah menilis sendiri 9 buah buku.