Bencana Alam Terjadi Bukan Seizin Allah, Melainkan…

Stop!
Jangan pernah mengaitkan bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir bandang, tsunami, atau kejadian yang luar biasa itu sebagai rencana Allah. Semua peristiwa itu seakan terjadi atas izin-Nya.

Coba direnungkan dengan hati yang bening. Mungkinkah Allah yang Maha Baik merencanakan hal buruk terhadap kita? Allah yang Maha Pencipta merusak karya-Nya sendiri?

Untuk direnungkan pula. Ketika kita mengalami musibah terus menerus, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, apakah hal itu dapat dikatakan sebagai nasib atau takdir kita?

Sekiranya kita mempunyai pandangan atau anggapan sedangkal itu terhadap Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, saatnya kita mawas diri. Mengetuk hati untuk bertanya akan keimanan kita sendiri.

Allah yang Maha Pencipta tidak mungkin merusak karya agung-Nya, DIA, bukan kita yang memiliki napsu duniawi, rapuh, dan mudah tersulut emosi.

Allah Maha Penyabar, Pengasih, dan Penyayang. Allah selalu mengampuni dosa kita yang lemah dan rapuh ini, ketika kita menyesal, bertobat, dan agar kita tidak berbuat dosa lagi.

Begitu pula saat alam murka. Alam ingin mengobati dan menyembuhkan lukanya akibat ulah kita, manusia yang merusak, rakus akan kekayaannya, dan mencemarinya dengan limbah.

Sekali lagi, stop!
Jangan pernah menilai Allah sedangkal pikiran dan akal budi kita. Hal itu sangat melukai hati Allah, karena kita ciptaan-Nya.

Allah tidak pernah menguji keimanan kita, karena sejatinya kita dicobai oleh pikiran sendiri. Kita harus berani membuka hati dan mohon kepada-Nya agar kita semakin peka untuk melihat hikmah di setiap peristiwa.

Hidup ini serangkaian pilihan yang mesti kita putuskan untuk memilih yang terbaik.

Dengan menyertakan Allah dalam setiap langkah dan mengambil keputusan, hidup kita semakin bermakna.

Di Mana Tuhan Saat Pandemi?

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang