Flora Indonesia: Dance Orchid

Mirip pasangan yang tengah menari. (foto: Heryus Saputro)

Oleh HERYUS SAPUTRO SAMHUDI

ALMARHUM H.Harmoko, wartawan senior dan pendiri harian Pos Kota yang amat fenomenal di tlatah pers Indonesia, meninggalkan banyak kenangan dalam diri saya. Paling tidak, di tahun 1985 dan 1986, saat almarhum menjadi Menteri Penerangan RI, saya menjadi bagian dari sejumlah wartawan Ibukota yang ikut dalam ‘proyek’ jalan-jalan atau blusukan ke berbagai daerah di sekujur Kalimantan dan Pulau Jawa.

Saya tak hendak ikut campur dengan urusan politiknya yang amat sangat membela kepentingan Golkar, partai politik yang dipimpinnya. Tapi acara Safari Ramadhan yang digelarnya tiap tahun, dalam rentang waktu sekitar 2 minggu di tiap bulan Ramadhan, sudah membuka ruang ruang lebar bagi hobi saya menjelajah dan memahami lebih jauh lokasi-lokasi spesifik di berbagai sudut Indonesia.

Tahun 1986 misalnya, saya jadi berkesempatan berkeliling ke sejujur pantai selatan Pulau Jawa. Dari Bayah di dekat Taman Nasional Ujung Kulon – Banten, Sawarna dan Ciletuh (kini jadi geopark) di Sukabumi, Sindangbarang Cianjur, hutan Sancang dan Rancabuaya di Garut, Segara Anakan di dekat Nusakambangan, nyeberang ke Jawa Tengah hingga pantai sasaran surfer dunia, G-Land Plengkung di Banyuwangi.

Tak kalah menarik adalah Safari Ramadhan tahun sebelumnya, 1985, yang digelar di sekujur Kalimantan, menerabas 4 provinsi: Kalbar, Kalteng, Kalsel, dan Kaltim (saat itu provinsi Kaltara atau Kalimantan Utara belum lahir). Sunggu, saya amat sangat menikmati perjalanan darat ini. Dengan bus, dengan speedboat ataupun perahu ketinting (dengan mesin tempel) berjam-jam menyusur sungai.

Memotret dan memotret apa yang menarik dan terjangkau untuk dipotret. Tak Cuma bentuk-bentuk kehidupan masyarakat, panggung budaya, artefak tua dan cenderamata khas setempat, tapi juga fenomena hutan, sawah-ladang, bukit, kehidupan sosial di tengah perkebunan sawit nasional ataupun PMA (lho…?) serta ragam kehidupan fauna dan flora Kalimantan yang khas dan langka.

Selembar yang masih saya simpan adalah foto Anggrek Penari atau Dance Orchid. Saya temukan tanaman jenis anggrek tanah ini di kebun pinggir hutan di Putussibau – hulu Sungai Kapuas Besar di kaki Pegunungan Muller, Kalimantan Barat.Disebut begitu karena bunga anggrek (berukuran 2Cm ini memang serupa sepasang orang yang sedang berdansa atau menari. Subhannallah…!

20/07/2021.

Avatar photo

About Heryus Saputro

Penjelajah Indonesia, jurnalis anggota PWI Jakarta, penyair dan penulis buku dan masalah-masalah sosial budaya, pariwisata dan lingkungan hidup Wartawan Femina 1985 - 2010. Menerima 16 peeghargaan menulis, termasuk 4 hadiah jurnalistik PWI Jaya - ADINEGORO. Sudah menilis sendiri 9 buah buku.