MENGAJI DARI BUYA SYAKUR: Hadis Sahih dan Hadis Terong

K.H. Abdul Syakur Yasin, MA

penulis SYAEFUDIN SIMON Editor DS sumber KH ABDUL SYAKUR YASIN MA foto : ISTIMEWA

PEDOMAN umat Islam adalah Qur’an dan hadist. Hadist ini bisa berupa ucapan rasul yang terkonfirmasi benar (hadis sahih) dan perbuatan rasul yang dicatat sahabat dan sahih (terkonfirmasi benar).

Sarat kebenarannya punya kriteria ketat. Pertama, orang yang menceritakan (meriwayatkan) hadist  adalah sahabat Rasul. Kedua periwayat atau perawinya adalah orang yg perbuatannya baik (berakhlak mulia). Ketiga, perawinya,  tidak pernah berbohong. Ketiga sarat itu berlaku sepanjang umur perawi,  baik ketika Rasul masih hidup maupun sesudah wafat.

Syarat tersebut tidak boleh cacat. Di kalangan kaum Syiah atau ilmuwan hadist yang rasional, misalnya, hadist-hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah dianggap cacat. Kenapa? Karena Abu Hurairah waktu jadi Gubernur Syam di zaman Khalifah Umar dilaporkan melalukan korupsi. Ia memperkaya diri. Padahal Abu Hurairah termasuk orang yang paling banyak meriwayatkan hadist.

Juga jadi pertanyaan, mungkinkan Abu Hurairah yang masuk Islam di tahun ketiga (ada yang bilang tahun keempat) Rasul sebelum wafat, bisa meriwayatkan 5.375 hadist atau 4 hadist perhari? Umar bin Khatab pernah mau menampar Abu Hurairah karena dua hal. Pertama dianggap korup. Kedua seenaknya dalam meriwayatkan hadist.

Kaum Syiah menolak hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah. Tapi kaum Sunni oke. Menerima hadist dari Abu Hurairah.  Yang jadi masalah, hadist-hadist yang diriwiyatkan Abu Hurairah ini bertebaran di kitab hadist sahih Bukhari Muslim (yang saat ini dianggap confirmed) dan jadi pedoman hampir semua umat Islam di dunia, terutama yang bermazhab  Sunni.

Buya Syakur mempertanyakan, mungkinkah Imam Bukhari mampu mencatat ratusan ribu hadist dan kemudian melacaknya dalam waktu sesingkat itu?

Untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadis sahih, Bukhari menghabiskan waktu selama 16 tahun. Ia  mengunjungi berbagai kota guna mendapatkan keterangan yang lengkap tentang suatu hadis, baik mengenai konten (matan) hadis itu sendiri maupun mengenai orang yang meriwayatkannya (perawinya).

Di antaranya, Imam Bukhari melawat dua kali ke Syam (Suriah), Mesir, hingga Aljazair. Kemudian, ia melawat ke Basra empat kali. Lalu, menetap di Hijaz (Makkah dan Madinah) selama enam tahun dan berulang kali ke Kufah dan Baghdad.

Dari pertemuannya dengan para ahli hadis tersebut, Bukhari berhasil mengoleksi
sebanyak 600 ribu hadist. Dan, 300 ribu di antaranya telah dihafal oleh Bukhari. Hadis-hadis yang dihafalnya itu terdiri atas 200 ribu hadis cacad  dan 100 ribu hadis sahih. Karena itu, dalam kitab-kitab fikih dan taukhid, hadis-hadis Imam Bukhari dianggap memiliki derajat kebenaran tinggi.

Betulkah? Buya Syakur Yasin, pimpinan ponpes Cadang Pinggan Indramayu,  menghitung pemburuan hadist oleh Imam Bukhari dan produktivitasnya dalam menyeleksi ratusan ribu hadis tersebut (lihat hitungan di bawah). Hasil akhirnya cukup mencengangkan. Imam Bukhari dalam satu jam mampu menyeleksi 4,3 hadist. Artinya, sang imam menyeleksi kebenaran satu hadist hanya butuh waktu 15 menit saja.

Mungkinkah? No. Kapan waktunya tidur. Istirahat. Makan. Dan kapan melawat  ke Mesir, Siria, Bagdad, dan lain-lain? Secara rasional jelas impossible.

Lalu, kenapa pula yang diriwayatkan Abu Hurairah demikian banyak, padahal kebersamaannya dengan rasul hanya 3 sampai 4 tahun?

Logikaknya, mestinya orang yang meriwayatkan hadis paling banyak adalah Ali bin Abi Thalib. Ia sepupu Rasul dan orang pertama yang masuk Islam dan sepanjang hidupnya menyertai Nabi Muhammad. Bahkan ketika wafat, Rasul berada di pangkuan Ali.

Kemana rimbanya hadist hadist riwayat Ali, Fatimah (putrinya) dan Hadijah, istri pertama Rasul? Bukankah mereka adalah orang-orang yang paling dekat dengan Rasul? Betul hadist riwayat keluarga dekat Rasul ada. Tapi jumlahnya sangat sedikit, tak  sebanding dengan hadis yang dikoleksi Abu Hurairah.

Dari semua istri Rasul, yang paling banyak meriwayatkan hadis adalah  Aishah, putri Abu Bakar. Aishah pula yang oleh kaum muslimin Suni diberi gelar Ummul mukminin (ibunya kaum beriman). Padahal Aisyah ini adalah orang yang menggerakkan peperangan melawan Ali. Perang Jamal adalah peristiwa sangat memalukan dalam sejarah Islam. Mertua sambung memerangi menantu dan sepupunya. Naif.

Islam politik telah memporak-porandakan kesatuan Islam,  dan tentu saja, berpengaruh terhadap pilihan dan sebaran hadis.

Dari situ, kita bisa melihat benang merahnya, ada tendensi politik dalam periwayatan hadist. Jika sudah demikian, di tengah semrawutnya hadis, pakailah pedoman dalil naqli (Qur’an) dan akli (rasionalitas) dalam menguji kebenarannya.

Ini karena, kata Buya Syakur, banyak sekali orang yang “menjual Rasul’ untuk kepentingan politik dan bisnisnya dengan memproduksi hadist.

Sampai-sampai, tambah Buya,  ada pedagang terong yang ketika dagangannya tidak laku, ia langsung berteriak:  Rasulullah menyatakan bahwa terong adalah obat seluruh penyakit. Begitu beredar hadis tersebut, terong pun ludes. Jadi rebutan  pembeli.

Dari kisah ini, kini kita paham — dari mana datangnya hadist bahwa air kencing onta adalah obat segala penyakit. Mungkin badui gurun yang memelihara onta punya inisiatif membuat hadist  tersebut untuk menjual air kencing hewan ternaknya.

Lucunya, banyak tokoh Islam di Indonesia  percaya hadist kencing onta tersebut. Weleh!

Avatar photo

About Syaefudin Simon

Jurnalis Senior, tinggal di Bekasi. Penulis beberapa buku termasuk Ghost Writeer. Salah satu buku karyanya yang membaut ia menyesal membautnya adalah buku berjudul Korupsi No Bapak Pemberantas Korupsi