Hilangnya Cita Cita Polisi

Hilangnya Cita Cita Polisi

Berbagai kasus di kepolisian Indonesia menyiratkan ada yang keliru di internal polisi kita. Kepercayaan masyarakata semakin tipis. Bisakan Presiden dan Kapolri bersih-bersih di rumah polisi kita ?

Agak keterlaluan sebetulnya kalau ayah menantu saya sampai ikut campur cita-cita cucu saya. Ya cucu beliau juga. Sebuah cita-cita yang sejak kecil dibanggakan dalam pembicaraan, sekarang pupus sudah.

Memutus Cita Cita

“ Kamu tak boleh lagi punya cita-cita jadi polisi. Kamu lihat apa yang dikerjakan polisi di pinggir tol itu ? Memungut korek api berisi dibuan rupiah dari sopir truk agar mereka bisa bebas berjalan. Sekarang kamu denger berita tentang  Sambo ? Itu jendral polisi yang membunuh polisi. Polisi yang jadi pendukung judi. Atau polisi yang menyebabkan 132 penonton bola mati karena gas air mata ? Tahu gak. Masih pengin jadi polisi ? Lihat itu Kapolda Minahasa yang menjual narkoba sitaan demi menghidupi keluarga ?

Ayah menantu saya sepertinya emosi. Cucu saya, usia 5 tahun, berani taruhan, tidak akan tahu apa yang dimaksud eyangnya. Ia hanya tahu eyangnya marah. Titik. 

Sejak kemarin sore, setiap bermain dengan adik dan kakaknya, ia tak boleh jadi polisi. Jadi apa saja boleh, asal jangan jadi polisi. Padahal semua orang tahu, cita-cita anak kecil sering berubah. Sering tidak pasti. Tetapi keputusan ayah menantu saya sepertinya final: cucunya tak boleh jadi polisi hanya karena berita empat polisi yang membuat bangsa Indonesia ini jadi bangsa yang maluk karena ulah polisi negeri ini.

Kejahasan Membunuh Kebaikan

Persis yang disebutkan ayah menantu saya kepada cucunya itu: 

  • Polisi pemungut uang sopir atau tidak berpihak rakyat kecil
  • Jendral Polisi yang membunuh sesama polisi disertai ulah lain, yakni  sebagai back up judi
  • Polisi yang menembakkan gas air mata penyebab kematian 132 orang penonton sepakbola
  • Kapolda yang menjual narkoba sitaan
  • Dan masih banyak kasus dan citra buruk lain di masyarakat. 

Ini hanya sekian saja polisi yang berbuat tak senonoh dibanding jumlah polisi di Indonesia sebanyak 412.818 orang. Dari jumlah itup, sebanyak 21.624 polisi bertugas di markas besar (mabes) dan 391.194 polisi di kepolisian daerah (polda). Sementara, terdapat 21.317 pegawai negeri sipil (PNS) di Polri. 

Tidak adil rasanya hanya sedikit polisi berulah, semua cita-cita polisi untuk menjadikan negeri ini aman, tenteram dan terlindungi, hancur karena mereka. Anda akan tahu maksud tulisan ini atas apa tanggapan masyarakat terhadap ulah polisi kita sekarang-sekarang ini: ketidakpercayaan atas kerja mereka, 

Bermimpi Polisi Baik dan Bersih

Jika kejadian yang banyak terkuak, rasanya masih banyak yang belum terkuat. Rasanya ada yang keliru di internel Polisi saat ini.

Sekian polisi itu yang kini, tiba-tiba menjadikan citra polisi semakin amburadul dan tidak profesional. Sedikit polisi itu yang menjadikan masyarakat semakin antipati terhadap polisi. Sedikit macam polisi itu juga yang telah mencoreng wajah kepolisian Indonesia. Dengan beberapa tipe wajah buruk polisi, menjadikan cucu saya tak lagi boleh menjadikan polisi sebagai cita-cita cucu saya oleh ayah menantu saya. 

Semoga pak Presiden dan Kapolri mampu bersih-bersih di Kepolisian kita. Harapan ini penting agar cucu saya bisa bermimpi ketemu polisi baik hati. Di saat itulah giliran saya mendorong cucu saya jadi polisi yang baik itu….

BACAAN LAIN

Menjaga Marwah Kepolisian Di Tengah Kasus Polisi “Kotor”

Sandiwara Roy atau Sandiwara Polisi?

Kepolisian Bentuk Tim Khusus Selidiki Konvoi Khilafatul Muslimin

Dukungan Bunga untuk Kepolisian RI dari Pegiat Media Sosial Vera Aoki Dkk

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.