HUMOR PASUTRI: Di Semifinal Euro 2021, Saat Chiesa Membobol Spanyol

Humor Pasutri

Oleh HARRY TJAHJONO

Rabu dini hari, 7/7/2021, rumah keluarga Dona-Doni mirip suasana lapangan bola. Semifinal Italia vs Spanyol di Euro 2021 memang seru dan sudah ditunggu-tunggu. Meskipun hanya ditonton empat orang, yakni pasutri Dona-Doni serta kedua anaknya Doni-Dini, keramaiannya tergolong heboh. Sebab, Dona jagoin Spanyol, Dono-Dini jagoin Itali, sementara Doni tidak memihak karena takut menimbulkan kesalahpahaman. Tapi justru netralitas Doni itulah yang kerap bikin kontroversi. 

Setelah babak pertama imbang, babak kedua tambah tegang dan tanpa gol. Di detik pertama perpanjangan waktu, serangan balik Insigne ke Immobile bisa ditepis Laporte. Tapi bola liar cepat disambar Chiesa, menusuk kotak penalti, melepas tembakan melambung dan…gooool!! Satu kosong untuk Itali.

Dono-Dini bersorak, meledek Dona yang sedih akibat Spanyol kebobolan. Doni tidak berani ikut gembira atau ikut sedih. Tapi, diam juga salah. Dituduh tidak membela, tidak berempati dan tidak percaya pada pilihan istri. 

Tidak percaya istri? Bagi Doni, hanya istri yang pantas menjadi tumpuan kepercayaan suami. Sebelum menikah, Doni sudah bercita-cita mempercayakan banyak hal kepada istri. Ketika kemudian Doni naik pelaminan bersama Dona, cita-cita itu segera Doni wujudkan.

Soal mengatur penggunaan uang gaji, misalnya, sepenuhnya Doni percayakan pada istri. Jadi, setiap awal bulan, amplop gaji langsung diserahkan pada Dona. Terserah mau dibagaimanakan, Doni percaya saja. Sebab, selain jujur, Dona jelas lebih pandai mengatur. Lebih hemat, lebih teliti dan lebih hati-hati. Hasilnya, gaji yang sebetulnya hanya cukup dimakan sebulan, ternyata masih ada sisa untuk ditabung.

Dalam hal cinta dan kesetiaan, Doni juga percaya penuh pada Dona. Percaya Dona karena benar-benar mencintai Doni seutuhnya. Doni percaya Dona setia dan tak akan mungkin pernah berpaling dari Doni. Demikian pula sikap Dona terhadap Doni. Hasilnya, rumah tangga Dona-Doni jauh dari cekcok dan rasa curiga, damai tenteram senantiasa.

Soal mempercayakan banyak hal secara penuh pada istri sebagai rumus jitu membangun rumah tangga bahagia itu, Doni coba tularkan pada Darto, temannya, yang rumah tangganya sedang guncang dan bahkan terancam perceraian.   

“Kalau saja sejak awal kamu percaya penuh pada istri, dan sebaliknya istrimu juga percaya padamu, saya jamin rumah tanggamu damai bahagia,” kata Doni menegaskan.

Darto diam saja. Sepertinya sedang menyesali sesuatu.

“Tapi, tak ada kata terlambat untuk memulai hal yang baik. Kamu kan belum resmi bercerai. Masih dalam proses. Berarti masih ada waktu untuk mulai percaya terhadap istrimu, dan kembali membangun kebahagiaan,” kata Doni lagi.

Darto mendesah. “Penyebab yang membuat kami akan bercerai itu bukan masalah saling percaya di antara saya dan Sunsun” katanya sedih.

“Penyebab langsung memang tidak. Tapi, kalau dilacak, inti penyebabnya tentu bersumber pada tipisnya rasa saling percaya di antara kalian.”

Darto menggeleng. “Bukan. Penyebabnya adalah Sunsun, istri saya, sewaktu bercanda dengan saya tiba-tiba nyeletuk….,” Darto tak melanjutkan kata-katanya.

“Nyeletuk apa?” tanya Doni penasaran.

Darto tak segera menyahut. Saya jadi tambah penasaran.

“Kamu ‘kan tahu…., selama ini saya juga percaya percaya penuh pada Sunsun,” kata Darto seperti sengaja mengalihkan topik percakapan.

“Iya…., iya…, tapi sebetulnya apa sih yang diceletukkan istrimu, kok sampai kamu memutuskan ingin bercerai segala?”

“Ceritanya cukup panjang…”

“Cobalah jelaskan. Siapa tahu saya bisa membantu.”

“Begini….,” Darto menelan ludah.  “Waktu itu kami sedang bercanda. Saya bilang, anak-anak itu lebih banyak mewarisi ciri-ciri fisik, bakat dan kepandaian saya…..”

“Ya wajar, dong. Kamu kan bapaknya. Terus?”

“Tapi, rupanya Sun salah paham. Tersinggung. Dia bilang, anak-anak kami justru lebih banyak mewarisi kecantikan dan kecerdasan dari dirinya. Entah kenapa, pembicaraan yang semula cuma saya maksudkan untuk bercanda itu berubah menjadi pertengkaran. Saya ngotot dengan pendapat saya, sampai kemudian Sun nyeletuk…” Darto tak melanjutkan ucapannya.

“Nyeletuk apa?” tanya Doni makin penasaran.

“Nyeletuk begini….,” Darto menelan ludah banyak sekali. “Dia bilang, bagaimana mungkin saya bisa yakin bahwa anak-anak yang dia lahirkan itu adalah anak kandung saya. Padahal, yang tahu persis siapa ayah kandung seorang anak hanyalah ibunya….”

“Dia nyeletuk begitu?” tanya Doni kaget.

Darto mengangguk. “Begitu dia nyeletuk begitu, saya merasa hancur. Benak saya jadi dipenuhi pikiran yang bukan-bukan….,” katanya pelan.

Doni terdiam. Merenung. Celetukan Sunsun, bahwa yang tahu persis siapa ayah kandung seorang anak hanyalah ibunya, membuat benak Doni tiba-tiba juga digerumuti kegelisahan.  Jangan-jangan istri Darto dulu…., jangan-jangan istri saya dulu……

“Ya. Setelah dia nyeletuk begitu, entah kenapa saya jadi berpikir…., jangan-jangan Sunsun sudah menyalahgunakan kepercayaan yang selama ini saya berikan kepadanya. Misalnya, ketika saya sedang tidak berada di rumah…., dia menerima tamu dan …,” Darto tak mampu melanjutkan ucapannya. Darto kembali menelan ludah banyak sekali, seperti sedang kehausan.

Doni masih terdiam. Masih merenungkan celetukan Sunsun yang menggeliat-geliat dalam rongga kepala saya. Itu membuat Doni berkeringat dingin.

“Itulah penyebab yang membuat kami memutuskan bercerai. Sepele saja. Cuma bermuasal dari bercanda yang lalu berkembang menjadi pertengkaran,” kata Darto setelah tak lagi haus.

Doni Stermangu. Tak tahu harus berkata apa.

“Kalau kamu ingin rumah tanggamu tetap utuh, dengar dan laksanakan nasihat saya. Yaitu, jika bercanda atau bertengkar dengan istri, jangan sampai menyinggung masalah anak. Sebab, ibarat tim sepakbola Spanyol, istri punya jurus serangan balik yang mampu membuat gawang pertahanan suami kebobolan,” lanjut Darto.

Doni mengangguk sambil terus berpikir, jangan-jangan, jangan-jangan….

Gooool! Akhirnya Spanyol berhasil menjebol gawang Italia. Skor imbang 1-1.*

Avatar photo

About Harry Tjahjono

Jurnalis, Novelis, Pencipta Lagu, Penghayat Humor, Penulis Skenario Serial Si Doel Anak Sekolahan, Penerima Piala Maya dan Piala Citra 2020 untuk Lagu Harta Berharga sebagai Theme Song Film Keluarga Cemara