Seide.id – Adalah Basuki Tjahaja Purnama atawa Ahok, yang ketika jadi gubernur DKI pernah dicap sebagai anti Islam, cuma gara-gara dia melarang berjualan hewan kurban di trotoar dan memotong hewan itu serampangan.
Padahal diaturnya tempat jualan dan pemotongan hewan kurban, bukan berarti dia melarang tradisi Islam. Menurutnya, berkaca pada adab pemotongan hewan kurban di Saudi Arabia, darah hewan bisa berbahaya bagi kesehatan jika dilakukan pemotongan di tempat sembarangan.
Apakah Ahok anti Islam? Ya enggaklah. Buktinya selain gencar merenovasi masjid di Jakarta, bahkan ada yang dibangun baru, dia juga menyumbangkan puluhan ekor sapi untuk dikurbankan setiap Idul Adha saat itu. Dan daging kurban yang dihasilkan dibagi-bagi kepada para orang miskin, utamanya penghuni rusun yang dia cintai.
Maka untuk menjaga kesehatan banyak orang, seluruh sapi kurban yang akan disumbangkannya tidak boleh dipotong di sembarang tempat, tapi harus di Rumah Pemotongan Hewan (RPH).
Tapi niat baik itu malah sempat disalah pahami. Kebijakan Ahok yang melarang penjualan dan pemotongan hewan kurban di pinggir jalan mendapat reaksi keras, bahkan dinilai mau mengubah tradisi perayaan Idul Adha di Jakarta.
Bahkan sumbangan sapi kurban dari Ahok sempat ditolak, dengan berpegang pada dalil bahwa orang Islam diwajibkan berkurban bagi mereka yang mampu, sementara yang gak mampu gak berkurban tidak apa-apa. Kata pemuka agama.
Nah, Pak Ahok itu kan bukan Muslim, jadi istilah menyumbang sapi untuk berkurban itu gak berlaku. Sehingga muncullah pertanyaan, kalau Ahok mau berkurban, kurban apa, mau menyumbang, menyumbang untuk siapa, kan membingungkan. Masih kata ngustad yang pada dasar memang sudah gak suka pada si penyumbang.
Tapi demi tetap menerima sumbangan sapi dari Ahok, ada juga yang mengusulkan dengan usul nyeleneh. Caranya, kasih sapinya ke orang muslim dan biar si muslim itu yang memberikan ke panitia kurban sebagai kurban mereka. Baru sah. Katanya. Padahal menurut saya ya sama aja. Cuma pindah tangan dan numpang lewat doang.
Lantas Ahok dapat apa? Ya cuma dapat namalah. Pahalanya? Ya buat yang menerima sapinya. Enak banget kan.
Tapi apa Ahok kecewa? Gak ada kata kecewa dalam kamus Ahok untuk berbuat baik. Mau dapat pahala atau enggak, gak masalah. Yang penting sumbangan yang diberikannya dari duit halal.
Selama menjabat gubernur DKI, segala hal yang berbau sumbangan pribadi, entah membantu orang kesulitan atau sekadar ngasih amplop buat kondangan ke hajatan warganya, Ahok selalu menggunakan kocek pribadi. Bukan menggunakan uang negara.
Dibilang uang sumbangan dari kafir pun dia gak peduli. “Saya bangga kok jadi kafir, yang penting tidak korupsi.” Begitu balasnya.
Anti korupsi dan tidak akan pernah korupsi. Itulah tekad Ahok yang sulit ditiru para pejabat relijius sekalipun. Tekad yang membuatnya dibenci seperti halnya Pak Jokowi. Tekad yang membuatnya disingkirkan dan dikorbankan oleh para koruptor atas nama penistaan agama yang gak pernah dilakukannya.
Saat menjabat DKI 1, tiap Idhul Adha, Ahok gak pernah absen menyumbangkan puluhan hewan kurban. Mau dibilang salah alamat atau gak paham ajaran Islam, dia gak peduli. Gak dapat pahala juga gak apa-apa. Yang penting daging kurbannya bermanfaat dan sampai ke warganya yang membutuhkan.
Setelah itu dia keliling Jakarta sambil menikmati libur, ketemu warga, dan mengucapkan selamat Hari Raya Idhul Adha. Begitulah dari tahun ke tahun sampai masa tugasnya berakhir.
Tapi hari ini, 29 Juni 2023, kenangan di Hari Raya Idhul Adha yang sudah lama dia lupakan seperti hadir dengan sendirinya atas anugerah semesta dan Tuhan tentunya. Karena di Idhul Adha kali ini bertepatan dengan Hari Kelahiran dirinya yang ke-57. Sebuah kebetulan dari peredaran bulan dan matahari yang belum tentu terjadi 10 tahun sekali.
Tanpa harus keliling Jakarta atau Indonesia, umat muslim yang masih mencintainya atau yang tetap membencinya, sedang bersuka cita merayakan Idhul Adha. Kegembiraan yang buat Ahok pribadi mungkin serasa sedang memeriahkan ultahnya.
Selamat Ulang Tahun buat Pak Ahok
Selamat Hari Raya Idhul Adha 1444 H buat yang merayakan.
Selamat menikmati daging kurban buat siapa saja.
Ramadhan Syukur