Berjuang Menghasilkan dan Memberi Manfaat – Menulis Kehidupan 376

Foto : congerdesign/Pixabay

Untuk memahami diri dan mengelola hidup selalu membutuhkan perjuangan. Belajar dan terus belajar. Perjuangan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang tidak bisa ditunda.

Lalu, ada fakta dan panggilan kodrati agar pribadi juga bisa membeeianfaat bagi sesama. Kita terlahir untuk saling melengkapi karena saling membutuhkan. Refleksi untuk bisa membuat pribadi bisa bermanfaat bagi sesama itu, saya tuangkan dalam sajak:

Cerita Daun-daun Kering

Pagi yang menakjubkan
Angin sepoi menyapa ramah
sekelompok daun kering bertandang
Datang bersama angin
kunjungi aku di teras rumah
Mentari tersenyum
dari balik pepohonan hijau
saksikan perjumpaan kami
Beberapa Pipit berkejaran
ada kupu dan lebah
Amenari dari kembang ke kembang

Daun-daun kering
dari pohon mangga
dari pohon jati dan jambu
dari angsono dan beringin
Mereka dalam perjalanan amal
mampir sebentar kunjungi aku
Mereka datang ditemani angin

Kusapa dan kagum
mereka ceria sukacita
maka aku bertanya
“Mengapa senyum bahagia?”
Dan
dengan bangga mereka cerita
“Kami sedang akhiri tugas
kami hampir purna bhakti
tinggal selangkah lagi
Dari tumbuh bertunas
kami menjadi daun muda
untuk menopang pohon kami
agar berbunga dan berbuah
Kami menjadi daun hijau
agar pohon bisa bermanfaat
bagikan oksigen bagi manusia
Setelah selesai memberi arti
kami kering dan gugur
karena sudah ada pengganti
Sekarang kami menuju tanah
agar hancurkan bisa berfungsi
hancur dan menjadi pupuk
demi kesuburan pohon”

Setelah bercerita bangga
daun-daun kering pamit
menuju tanah teruskan bhakti
Berfungsi…
Berbagi….
Memberi…
Seperti cerita mereka
yang terngiang bergema
dalam ingatan sanubariku

Saya kembali diam menyendiri
ditemani segelas kopi
Takjub kagum pagi ini
Ada tiga kata kunci
Sungguh bermakna bagi pribadi
“Berfungsi….
Berbagi….
Memberi…..
Agar hidupku berguna berarti
dalam ziarah di bumi ini
Di tengah sesama insani
Di tengah alam ini
Di hadapan Sang Ilahi”

Berjuang Peduli dan Menghargai para Penjasa – Menulis Kehidupan 281