Sugeng Tindak Ki Warseno Hardjadarsana Slank.

Ki Warseno Slank

Sisi pembeda dengan saudara dan keluarganya, Ki Warseno Slank tekun mendalami ilmu “non seni” yakni menyelesaikan S1 di Universitas Tunas Pembangunan Surakarta, melanjutkan kuliah S2 di Magister Administrasi Publik di UGM Yogyakarta dan menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Sebelas Maret (UNS). Nama resmi yang tercantum padanya, Dr. Ir. Warsina Hardjadarsana, M.Si.

OLEH DIMAS SUPRIYANTO

JAGAT pakeliran Jawa kehilangan sosok pentingnya. Maestro Dalang senior Ki Warseno Slank telah berpulang pada Kamis (12/12) sekitar pukul 04.30 WIB. Berita kepergiannya mengejutkan banyak pihak, terutama para pecinta wayang kulit yang sering menikmati pagelaran wayangnya.

Ki Warseno meninggal dunia karena serangan jantung mendadak sehabis pergi ke acara kondangan di Novotel. Sempat mendapatkan perawatan medis selama dua hari di Rumah Sakit PKU Muhammdiyah Solo. Namun Tuhan berkehendak lain

Tutup usia pada pukul 04.30 WIB selepas subuh, di usia 59 tahun, Ki Warseno Slank adalah adik kandung dari Ki Anom Suroto dan paman dari Ki Bayu Aji Pamungkas. Meski merawat pakem sebagaimana Kangmasnya, dengan suara jernih pula, antawecana yang terjaga, Ki Warseno dikenal kreatif mengolah panggung dengan pertunjukkan kekinian. Berkolaborasi dengan intrumen modern, sebagai pembeda dengan kakak, ponakan (Ki Bayu Aji, anak Ki Anom) dan dalang lainya.

Ki Warseno Slank menyerahkan gunungan pada Susuhunan Pakubuwono XII – ist

Terlahir di Klaten 18 Juni 1965, dengan nama lengkap Warseno Hardjo Darsono, Warseno kecil tumbuh di keluarga dalang. Ayahnya Ki Hardjodarsono dan kakeknya Ki Hardjomartoyo merupakan dalang ternama atau dalang kondang di Wilayah Solo dan sekitarnya.

Ki Warseno mengawali profesi dalang ketika berusia 16 tahun. Pada awalnya, memiliki gaya seperti kakaknya yaitu Ki Anom Suroto, dengan gaya pakeliran yang patuh pada pakem klasik.

Dalam perkembangannya, seiring berjalannya waktu, dia membentuk karakter sendiri dan membangun ciri khas. Nama Warseno Slank menjadi kondang di jagat wayang kulit lantaran sering ‘slenge’kan’, sering menyuguhkan cerita/lakon wayang di luar pakem.

Slank adalah kependekan “slenge’an” mengutip nama grup band Jakarta yang menginspirasi gaya seninya dan mengadopsi di pertunjukkan wayang purwa. Ki Warseno menemukan ciri khas gaya pakelirannya yang komunikatif dan selalu dekat dengan kalangan muda yang cenderung hura-hura atau slengekan.

Dia kerap mengkolaborasikan berbagai musik etnis dan Barat dan banyak melakukan eksperimen kreatif dengan memadukan beberapa aliran musik seperti rock, punk, rap yang dipadukan dengan gamelan. Hasilnya adalah musik gamelan kolaboratif yang digandrungi kawula muda, wayang campursari

Nyaris dalam setiap pertunjukan yang dilakukan oleh Ki Warseno tidak lepas dalam menyuarakan rasa hormat kepada antar umat beragama, suku dan adat istiadat. Serta melalui budaya pewayangannya tersebut seringkali memperkenalkan nilai-nilai luhur Pancasila di saat pertunjukannya.

Tak heran jika dia mendapat penghargaan Piala Presiden di Festival Greget Dalang Surakarta pada tahun 1995. Di bulan Agustus 2024 lalu Ki Warseno didaulat untuk menjadi dalang di Hari Jadi ke-79 Jawa Tengah dengan lakon “Semar Kembar-Sembadra Larung”.

Disela kesibukannya yang sering mengisi pertunjukan pagelaran wayang, setiap malam Sabtu Legi Ki Warseno sering menggelar pertunjukan di rumahnya sebagai bentuk untuk mengenang hari kelahirannya dengan tajuk Setu Legen.

Dr. Ir. Warsina Hardjadarsana, M.Si. alias Ki Warseno Slank

Sisi pembeda dengan saudara dan keluarganya, Ki Warseno Slank tekun mendalami ilmu “non seni” yakni menyelesaikan S1 di Fak Pertanian di Universitas Tunas Pembangunan Surakarta, melanjutkan kuliah S2 di Magister Administrasi Publik di UGM Yogyakarta dan menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Sebelas Maret (UNS). Nama resmi yang tercantum padanya, Dr. Ir. Warsina Hardjadarsana, M.Si.

Pada Kamis 12 Desember dini hari, Ki Warseno telah tutup usia di umur 59 tahun, pukul 04.30 WIB selepas subuh. Dia dimakamkan secara Islam. Kepergiannya memberikan rasa kehilangan yang mendalam terutama pada keluarga besar seniman pendalangan Soloraya

Sugeng Tindak Ki Warseno Slank. ***

Avatar photo

About Supriyanto Martosuwito

Menjadi jurnalis di media perkotaan, sejak 1984, reporter hingga 1992, Redpel majalah/tabloid Film hingga 2002, Pemred majalah wanita Prodo, Pemred portal IndonesiaSelebriti.com. Sejak 2004, kembali ke Pos Kota grup, hingga 2020. Kini mengelola Seide.id.