Mewaspadai Kunjungan Dubes Amerika Serikat ke Kantor PKS

Dubes AS Kunjungi Kantor PKS

Amerika Serikat dan PKS yang bertolak belakang dan bertentangan – menyikapi isu pendudukan Palestina kini bersekutu melawan pemerintah Jokowi, mendorong munculnya The Next Golden Boy bagi AS.

Oleh DIMAS SUPRIYANTO

MUSUH Musuh dari musuh adalah teman – adagium lama itu berlaku menyikapi kujungan Dubes Amerika ke kantor PKS, baru baru ini. Sebab AS dan PKS adalah dua kelompok yang bertentangan –  tapi kini sama sama kecewa pada pemerintah Jokowi.

Pada Rabu, 15 Februari 2023 lalu,  Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Sung Y. Kim mengunjungi kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jalan TB Simatupang,  Jakarta. Sebagai lawatan pertama ke partai politik bagi diplomat itu sejak bertugas di Indonesia.

Salahsatu topik pembahasan dengan Presiden PKS Ahmad Saikhu, menurut Dubes Kim adalah bersama sama mendukung demokrasi dan HAM.

Dalam kebijakan luar negeri masing masingnya,  AS dan PKS bukan teman, bukan konco.  Bahkan bertolak belakang.  PKS menunjukkan sikap antiAmerika untuk kebijakan AS di Palestina, dimana selama ini sentiman pro Palestina merupakan jualan utama partai jelmaan Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir itu.   Sedangkan Amerika dikenal melindungi kebijakan Israel, yang kerap menyerang pemukiman Palestina.  Untuk beberapa dekade, mereka berseberangan.

Tapi kini keduanya memiliki titik persamaan dan musuh bersama, yakni setelah sama sama disingkirkan oleh Presiden Jokowi.  Terutama usai pengambilan konsesi raksasa tambang asal Amerika, di antaranya; PT Freeport Indonesia di Papua –  Blok Rokan di Riau dan   PT Newmont Nusa Tenggara di Sumbawa Barat. Kedekatan Indonesia dengan korporasi China, membuat peran dominan AS yang selama puluhan tahun terakhir –  tersingkir.

Nasib yang sama menimpa PKS yang kini menjadi oposisi, setelah dua periode menjadi bagian dari pemerintahan SBY dengan dua jatah kementrian.

Maka –  Amerika Serikat dan PKS punya agenda sama kini,  yakni mencari pengganti Jokowi, yang lebih bersahabat dengan kepentingan korporasi dan kepentingan politik AS.

Era Susilo Bambang Yudhoyono telah dikenal sebagai The Golden Boy  Amerika Serikat sudah berakhir. Dan kini Anies disebut sebut sebut sebagai The Golden Boy Amerika berikutnya.

Amerika Serikat dan PKS punya musuh bersama: Pemerintah Indonesia di bawah presiden Joko Widodo alias Jokowi. Dan kini mendukung calon yang sama yang ditasbihkan sebagi antitesa Jokowi, yakni Anies Baswedan – The Next Golden Boy.

Dugaan itu terbukti,  tak lama setelah pertemuan itu, PKS mendeklarasikan dukungannya kepada Anies Baswedan, di pekan berikutnya,  Kamis (23/2/2023) lalu – setelah sebelumnya tarik ulur dengan Partai Demokrat, terkait rebutan posisi kandidat wakil presidennya.

 “Pasca keputusan Musyawarah Majelis Syuro yang ke-VIII ini, saya instruksikan kepada struktur, anggota, simpatisan PKS di seluruh Indonesia untuk mengenalkan dan menyosialisasikan Saudara Anies Rasyid Baswedan ke seluruh pelosok dan penjuru negeri sebagai bakal calon presiden RI yang diusung oleh PKS,” kata Ahmad Syaikhu selaku Presiden PKS.

Diplomat Amerika dengan Sekretaris Jenderal PKS,  Abu Bakar Al Habsyi (kiri). Anies Baswedan disebut sebut sebagai The Next Golden Boy

DALAM sejarah geopolitik, Amerika Serikat melakukan perang militer kepada negara negara yang kaya Migas,  dengan dalih apa saja, untuk menguasai sumber alam dan energinya. Pelanggaran HAM, senjata biologis, sektarianisme Suni – Syiah – perang melawan teror – adalah isu jualan mereka.

Amerika Serikat telah menghancurkan Afganistan, Iran, Yaman, Libya, dan kini meninggalkan negeri yang diserangnya dengan porak poranda. AS juga selama puluhan tahun memblokade  Iran,  sebagai upaya menekan agar tunduk lalu menjadi mitra atau kaki tangan mereka.

Indonesia adalah target berikutnya, dengan cara menyusupkan kandidat Presiden sesuai visi misi mereka dan terbaru, antara lain, menggunakan PKS  sebagai kendaraannya – dengan melancarkan politik identitas – menjual dikotomi Islam – non Islam.  Selain menggunakan proxy, kaki tangan lokal, aktifis LSM, ormas, politisi di DPR RI dan DPRD, juga kampus kampus dan rumah ibadah.

Dubes Sung Y Kim mengungkap, dia berdiskusi dengan baik bersama Presiden PKS soal kedalaman hubungan Indonesia dan Amerika Serikat.  “Kami membahas bagaimana Indonesia dan Amerika Serikat dapat meningkatkan kerja sama ekonomi. Juga, memperdalam kemitraan untuk menjawab tantangan global,” ujarnya pernyataan pers usai pertemuan di kantor DPP PKS.

Sedangkan Presiden PKS,  Ahmad Saikhu mengharapkan ke depannya kerja sama Indonesia dan Amerika Serikat semakin baik. “PKS sebagai partai politik di Indonesia mendorong kemitraan strategis antara RI dan AS, supaya semakin baik,” katanya. Mayoritas – minoritas.

Sekretaris Jenderal PKS,  Abu Bakar Al Habsyi, menyampaikan kebanggaannya karena partainya diperhitungkan Amerika Serikat.  “Paling tidak mereka melihat PKS sebagai satu wajah politik di Indonesia yang jadi perhatian mereka,” ujar Abu Bakar, girang.

Di Indonesia, PKS merupakan  penjelmaangerakan Ikhwanul Muslimin (IM), yang dikenal sebagai gerakan anti pemerintah di berbagai negara.   Organisasi itu didirikan Hasan al-Banna pada 1928 di Mesir. 

Yusuf Supendi, salah satu pendiri Partai Keadilan (PK) – cikal bakal PKS (Partai Keadilan Sejahtera) –  memastikan awal pendirian partai itu pada Juli 1998 dibantu oleh banyak tokoh IM di Mesir dan Timur Tengah.  Tokoh-tokoh di awal pendirian PKS, kata Yusuf, merupakan aktivis Ikhwanul Muslimin di Indonesia.

Pendirian PKS sebagaimana ditulis laman Tempo, Februari 2013 lalu,  digagas sejumlah mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Madinah, Arab Saudi, termasuk Yusuf sendiri dan KH Hilmi Aminuddin. Disebut sebut, salahsatu pendiri PKS merupakan anak tokoh DI/TII.

Pemerintah Arab Saudi, Mesir, UEA dan Bahrain menolak aktivitas dan kehadiran Ikhwanul Muslimin. Pada 12 November lalu, Ikatan Cendekiawan Arab Saudi menyatakan gerakan dan organisasi ini  sebagai kelompok teroris. Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi lebih dulu menyatakan hal serupa pada Maret 2014 silam. D Indonesia bebas beroperasi dan terus mengritik kebijakan Jokowi.

Dan kini PKS bersekutu dengan Amerika Serikat.  Maka, Indonesia – Waspadalah.   

Avatar photo

About Supriyanto Martosuwito

Menjadi jurnalis di media perkotaan, sejak 1984, reporter hingga 1992, Redpel majalah/tabloid Film hingga 2002, Pemred majalah wanita Prodo, Pemred portal IndonesiaSelebriti.com. Sejak 2004, kembali ke Pos Kota grup, hingga 2020. Kini mengelola Seide.id.