Seide. Upacara mengenang D-day setiap 6 Juni di pantai Normandia, Perancis, kali ini istimewa. Pangeran Charles – Prince of Wales – pemegang Tahta Kerajaan Inggris Raya secara resmi membuka British Normandy Memorial (BNM), sebuah monumen penting untuk mengenang 22. 442 orang pasukan Inggris yang gugur saat pendaratan tentara Sekutu di pantai itu, Selasa pagi, 6 Juni 1944.
Setelah menunggu 77 tahun, monumen BNM ini melengkapi 2 monumen lainnya yang sudah ada di sana yakni American Normandy Memorial dan satunya monumen untuk mengenang para pejuang Perancis.
Dirintis sejak 2015, pembangunan monumen pun dimulai tahun 2018 setelah memperoleh ijin dari pemerinatah Perancis termasuk ganti untung pada pemilik lahan pertanian karena tempat usahanya terpakai. Menelan biaya 20 juta poundsterling, sekitar 400 milyar rupiah, BNM menjadi peringatan penting bagi generasi muda bahwa kemerdekaan dan kebebasan sebuah bangsa sangat penting meski banyak jiwa harus gugur demi mewujudkannya.
Dengan jatuhnya Perancis, 25 Juni 1940, praktis seluruh Eropa barat dikuasai Nazi-Jerman dibawah Hitler. Banyak orang terbunuh, sumber daya alam dikuras termasuk merampok ribuan benda seni bersejarah yang tak ternilai harganya dari negara-negara yang mereka kuasai. Pendaratan di Normandia ini adalah upaya banyak negara untuk bangkit menumbangkan rezim kejam.
Kita harus angkat topi pada pasukan Inggris (juga tentara dari negara lain) yang gugur disini karena mereka berjuang di kampung orang, demi kampung orang dan gugur juga di tanah orang, semata-mata demi kemerdekaan sebuah bangsa.
Tercatat ada 30 negara yang bergabung saat pendaratan 150.000 pasukan di tanggal 6 Juni saja. Jendral Eisenhower, panglima tertinggi Sekutu, membagi pendaratan di lima titik di Normandia masing masing dengan kode: pantai Utah dan Omaha (pendaratan oleh tentara Amerika), pantai Gold, Juno, Sword serbuan dilakukan oleh tentara Kanada, Inggris, Perancis, Polandia, Australia dan banyak lagi tentara yang secara sukarela bergabung dari berbagai negara.
Menariknya, monumen ini berada di dekat kota Ver Sur Mer, dengan pemandangan di depan adalah pantai dengan sandi Gold disusul pantai Juno dan Sword tempat pasukan Inggris mendarat dengan korban 22.442 pasukan, 77 tahun silam.
Ada sekelompok kecil para veteran pendaratan yang masih hidup dan diundang dalam upacara pembukaan monumen ini termasuk David Mylchreest yang kini berusia 97 tahun. Para veteran ini tentu tak kuasa menahan air mata, mengenang kawan seperjuangan yang gugur disana.
Tulisan pendek ini untuk menggugah kesadaran kita, benar kata Bapak Bangsa, Soekarno, bahwa “Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya”
Harus kita sadari, kita semua berhutang nyawa pada generasi 1945, karena Kemerdekaan yang kita nikmati sekarang adalah berkat jasa dan pengorbanan mereka…
Dan, mesti kita akui, kita harus belajar banyak dari bangsa lain cara mereka menghargai para veteran dan para pahlawannya…