Narendra Modi Jadi PM India untuk Periode Ketiga, Meski Partai Pendukungnya Gagal Raih Suara Mayoritas

Narendra Modi Terpilih Lagi

Narendra Modi harus membentuk pemerintahan koalisi untuk meloloskan legislasi. Sebab, partai pendukungnya ; Bharatiya Janata Party (BJP) gagal meraih mayoritas di Lok Sabha, majelis parlemen India

Seide.id – Perdana Menteri India Narendra Modi kembali terpilih untuk periode ketiga setelah partai pimpinannya Bharatiya Janata Party (BJP) memenangkan pemilihan parlemen. Namun partai pendukungnya, BJP, gagal meraih mayoritas kursi di Lok Sabha, majelis rendah parlemen India.

Narendra Modi menjadi perdana menteri kedua dalam sejarah India yang memenangkan pemilu tiga kali berturut-turut setelah Jawaharlal Nehru pada tahun 1962.

Meski demikian, hasil perhitungan suara yang dirilis, Selasa (4 Juni) menunjukan BJP gagal meraih mayoritas kursi di Lok Sabha, majelis rendah parlemen India.

Melansir berita dari CNA, Partai beraliran Hindu nasionalis itu hanya unggul di 240 daerah pemilihan (dapil). Angka ini di bawah 272 kursi yang diperlukan untuk mengamankan mayoritas di parlemen.

Berita baik bagi BJP adalah Modi dipastikan akan tetap menjadi orang nomor satu India setelah koalisi Aliansi Demokratik Nasional (NDA) yang menaungi BJP memenangkan 292 kursi.

Hasil ini merupakan kejutan besar setelah hanya beberapa hari lalu exit poll menunjukan BJP diprediksi akan menang telak dengan mudah.

Bahkan Modi dengan ambisius menargetkan menyapu 400 kursi Lok Sabha.

Perolehan kursi BJP anjlok 63 kursi dibanding pemilu sebelumnya pada tahun 2019 .

Untuk pertama kalinya sejak berkuasa 10 tahun lalu, Modi harus membentuk pemerintahan koalisi untuk meloloskan legislasi.

Saham di bursa SENSEX anjlok akibat spekulasi bahwa gagalnya Modi memenangkan mayoritas akan menghambat kemampuan BJP untuk mendorong reformasi India.

“India telah memberikan mandat kepada BJP dan sekutunya “untuk ketiga kalinya secara berturut-turut,” kata Modi dalam pidato kemenangannya di ibu kota New Delhi.

“Periode ketiga ini akan menjadi periode keputusan besar, dan negara ini akan menulis bab baru dalam pembangunan. Ini adalah jaminan dari Modi.”

Partai Kongres yang memerintah India selama 54 dari 74 tahun sejak kemerdekaan menunjukan tanda-tanda kebangkitan setelah 10 tahun menjadi oposisi.

Partai yang dikendalikan oleh keluarga Gandhi ini berhasil mengantarkan koalisi oposisi INDIA memenangkan 234 kursi parlemen.

Koalisi yang terdiri dari 37 partai politik ini dibentuk tahun lalu untuk menandingi hegemoni kekuasaan Modi.

Partai Kongres sendiri menggandakan jumlah kursi mereka dari 52 menjadi 99 kursi.

“Pemilih telah mengatakan kepada Narendra Modi ‘Kami tidak menginginkanmu’,” kata pemimpin Kongres Rahul Gandhi dalam pidatonya.

“Ini adalah kekalahan moral bagi BJP,” ucap anggota parlemen Kongres Rajeev Shukla kepada wartawan

Lawan-lawan Modi di koalisi INDIA bertarung melawan mesin kampanye BJP yang terorganisir dan didukung pendanaan yang kuat, serta apa yang mereka katakan kriminalisasi bermotif politik terhadap tokoh-tokoh oposisi.

Lembaga think tank AS Freedom House mengatakan tahun ini BJP “semakin sering menggunakan institusi pemerintah untuk menghantam lawan-lawan politiknya.”

Misal, penangkapan dan pemenjaraan terhadap salah satu politisi senior oposisi, Menteri Besar Delhi, Arvind Kejriwal.

Kejriwal ditahan pada bulan Maret atas tuduhan korupsi, tetapi kemudian dibebaskan dan diizinkan berkampanye.

Dia kembali ke tahanan setelah pemungutan suara berakhir.

Pemilihan India bisa dikatakan sangat luar biasa besar dengan logistik yang rumit di mana tercatat 642 juta pemilih memberikan suara mereka mulai dari kota-kota besar seperti New Delhi dan Mumbai hingga di daerah hutan yang jarang penduduknya serta negara bagian di pegunungan Himalaya.

“Orang-orang harus tahu tentang kekuatan demokrasi India,” kata ketua komisi pemilihan Rajiv Kumar.

Pemilu India ini digelar selama 43 hari atau 1,5 bulan dalam 7 fase yang berbeda.

Cna/ agencies/dms.

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.