Aktor Soultan Saladin, Hasanudin Nasution (pengacara) dan Aspar Paturusi Ingin mengembalikan marwah dan memurnikan Parfi. Foto dms.
Seide id – Konflik di internal PARFI – organisasi aktor dan aktris film Indonesia, masih berlanjut. Saat pandemi Covid 19 berangsur mereda, tensi sejumlah aktor aktris film kawakan justru menaik.
Mereka berkumpul dan bersepakat untuk meminta kembali gedung PARFI di Kuningan, Jakarta.
Soultan Saladin, 72, Mutiara Sani,73 dan Aspar Paturusi, 78, yang sementara ini bergabung dalam kelompok Lima alias kelompok ‘Patriot’ menegaskan ingin mengembalikan marwah PARFI dan memurnikan Parfi. Ketiganya didukung Dr. Syaiful Amri dan Yana Achbari. Selain itu juga ada pengacara Hasanuddin Nasution dari Peradi .
“Parfi itu organisasi profesi. Wadah bintang, aktor dan aktris film. Bukan pemain sinetron, artis YouTube. Karena wadah artis sinetron, sudah ada. Bentar lagi ada artis YouTube, ” kata Sultan Saladin.
“Nah sekarang kita murnikan lagi PARFI sebagai wadah orang film, ” tegas aktor yang berakting di layar perak sejak 1972 lewat film Kabut Bulan Madu dan Intan Berduri ini.
“Bintang film sampai kapan pun ada. Cuma kondisi perfilman kita memang menurun,” akuinya saat memberikan keterangan di Taman Benyamin Sueb, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis siang (25/11/2021).
PARFI berdiri awal Maret 1956 sebagai wadah aktor aktris film nasional oleh Djamaludin Malik dan Usmar Ismail. Terpilih sebagai ketua pertama Suryo Sumanto.
“Kami ingin kembalikan marwah PARFI sebagai organisasi insan film, ” kata Soultan Saladin, berkali kali.
Mutiara Sani, aktris film dan teater isteri sutradara dan budayawan Drs. Asrul Sani menyatakan, di masa lalu Parfi punya aura kehormatan tersendiri dan disegani oleh organisasi lain. Tapi sekarang sudah berubah.
“Jadi Parfi sekarang bukan untuk orang banyak melainkan untuk kepentingan diiri sendiri, ” jelasnya
“Ini yang membuat saya terus merenung dan gelisah. Beruntung saya tak sendiri” kata Mutiara Sani.
“Film adalah dunia saya dan dunia suami saya. Hal yang saya ingin di sisa kehidupan saya, melihat Parfi kembali bermartabat. Punya nilai, ” kata kakak dari dramawati dan aktivis Ratna Sarumpaet ini.
“Saya memang sempat jadi sekjen di sana. Dan yang saya lihat orang orang di dalam organisasi memanfaatkan Parfi untuk keuntungan diri sendiri – yang di masa lalu tidak saya lihat, ” kata aktris yang memulai debut lewat film Bulan di Atas Kuburan dan Jembatan Merah (1973) ini.
Selanjutnya badan hukum sudah berubah