Seide.id. Menghadapi situasi pandemic Covid -19 ini, pemerintah menyadari bahwa pertempuran dengan Covid-19 ini tidak bisa ditangani oleh pemerintah sendiri. Peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk menanggulangi masalah ini. Menko Marves Luhut B. Pandjaitan menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan dan perencaan dalam penanganan pandemi Covid-19 dengan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat selalu melibatkan banyak pihak atau stakeholder yang ahli di bidangnya masing-masing. Tak terkecuali para akademisi dari berbagai kampus daerah di Indonesia.
“Kami mendengarkan guru besar FK UI, asosiasi profesi kedokteran, Universitas Airlangga, UGM, dan lainnya,“ kata Menko Luhut dalam diskusi virtual bersama relawan Covid-19 dan tokoh publik, Jakarta, Senin (19-07-2021). Ia menegaskan bahwa aspek pertama adalah penanganan di hulu, yakni diperlukannya dukungan masyarakat, dan hal ini menjadi kunci. “Yaitu bagaimana mereka bisa patuh pada protokol kesehatan. Saya tidak minta 100 persen, kalau 60 persen saja sudah luar biasa,“ jelasnya.
Aspek kedua menurut Menko Luhut, ialah terkait dengan kebutuhan serta pemenuhan oksigen, obat, Tenaga Kesehatan (Nakes), tempat tidur, serta vaksinasi. Aspek lainnya ialah pengetahuan tentang jenis virus delta atau Covid-19. Ia memandang sisi kebutuhan oksigen hingga vaksinasi hingga saat ini masih dapat dikendalikan dengan baik.
“Di tengah ini relatif bisa kita kendalikan. Masalah rumah sakit atau tempat tidur sekarang kita bangun, Jakarta aja 3.500 atau lebih dan seluruh kota-kota besar sekarang kita bangun tempat-tempat karantina dan pengobatan-pengobatan di ICU,“ ujarnya.
Namun demikian, mengenai obat, Luhut mengakui bahwa dalam sebulan ini stoknya sedikit terkendala. Pasalnya, Biofarma hanya mampu memproduksi atau memenuhi 22 juta dosis dalam 1 bulan. “Tapi mulai bulan depan sudah bisa sampai 30-50 juta satu bulan,“ imbuhnya.
Ia mengungkapkan pihaknya sengaja membuat forum diskusi virtual ini dengan mengajak relawan Covid-19, tokoh publik, dan pihak lainnya untuk memberikan masukan serta saran yang solutif guna berkontribusi menangani pandemi Covid-19 yang saat ini melanda. “Percayalah kita bikin yang terbaik, kita bisa lakukan. Pasti ada kurangnya tapi dengan masukan teman-teman sekalian saya sangat apresiasi sekali,“ pungkasnya.
Hadir dalam acara ini, tokoh dari Gusdurian Alissa Wahid menyampaikan apresiasi kepada Menko Luhut atas sikap permintaan maaf beberapa hari lalu, terkait evaluasi pelaksanaan PPKM Darurat yang dinilai belum maksimal menekan angka penularan Covid-19. Menurut Alissa ini sangat bijak dan penting dilakukan seorang pejabat negara. “Ini yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat,“ ujarnya.
Alissa juga menyampaikan dalam menanggulangi pendemi Covid-19, utamanya pada PPKM Darurat ini, pelibatan tokoh publik dan tokoh agama sangatlah penting. Hal ini perlu untuk mengajak masyarakat peduli dan mau mencegah penularan virus. Salah satu cara yang digalakkan pemerintah saat ini ialah vaksinasi secara menyeluruh.
Relawan Lapor Covid-19, Iqbal Elyazar mengatakan hal yang paling penting dan utama dilakukan ialah penggunaan wajib masker oleh masyarakat. Kesadaran masyarakat memakai masker baru 30 persen. Ini harus ditingkatkan kesadaran masyarakat. Menurutnya dari data yang ada bahwa penggunaan masker di Indonesia semakin menurun dari waktu ke waktu. Sehingga hal ini juga perlu didorong dan dikedepankan dalam menanggulangi wabah ini, termasuk ketika mengambil kebijakan atau imbauan. * (Ludi Hasibuan)