Apakah sebuah produk nyata bermerk yang bisa dimanfaatkan kegunaannya, sama dengan tas dalam bentuk gambar NFT yang hanya bisa dipandang ? Hal inilah yang saat ini sedang diperdebatkan di pengadidlan berkaiatan dengan merk terkenal Hermes (Credit Bloomberg Law)
Merk dagang ternama dari Prancis, Hermes sedang berperkara dengan artis digital Mason Rothschild berkaitan dengan NFT Metabirkin. Persidangan ini sepertinya akan menguji batas ekspresi artistik tentang tas ternama dengan karya seni bentuk tas yang dibuat NFT. Mason dituduh melanggar undang-undang merek dagang dengan menciptakan dan menjual NFT “Metabirkin”, yang menunjukkan gambar digital dari tas kulit Birkin yang terkenal.
Namun Mason berkilah bahwa NFT Metabirkin adalah karya seni. Tidak berbeda dengan cetakan Silkscreen dari kaleng Soup Campbell yang dilindungi undang-undang.
Tas NFT Metabirkins memperlihatkan tas tangan Birkin, yang dalam kehidupan nyata berharga puluhan ribu dolar, disulap dalam bentuk kartun, dengan bulu berwarna-warni. Berbeda dengan aslinya dari kulit.
Rothschild mengatakan 100 metabirkin NFT yang dibuat, telah dirilis pada akhir 2021 di ART Basel Fair di Miami dan tidak pernah ada masalah. Sepertinya ini cara bagaimana masyarakat menempatkan nilai artistik pada simbol status dan barang bernilai tinggi.
Namun menjadi masalah ketika pemilik merk dagang dengan pengacara terkenal dengan bayaran mahal, juga memiliiki pegangan kuat untuk menjaga merk paten mereka.
Menjadi pertanyaan menarik dalam kasus ini adalah, apakah tas merk dalam bentuk NFT itu merupakan produk ekspresi artistik, atau apakah tas bermerk itu produk komersil nyata.
NFT menggunakan teknologi blockchain untuk menghubungkan gambar dengan pengidentifikasi digital yang unik dan menjadi sangat populer di kalangan seniman digital. Seniman seperti Rothschild mungkin berpendapat bahwa konsumen tidak akan bingung karena Hermès menggunakan merek dagang pada tas tangan dunia nyata, sementara dia menggunakannya pada aset digital, dimana Hermes tidak pernah menjual NFT.
Pengacara Rothschild terus menunjuk ke tes Rogers, yang berpendapat bahwa metabirkin adalah ekspresi yang dilindungi. Uji, pertama-tama didefinisikan dalam keputusan kasus Rogers v. Grimaldi, memungkinkan seniman untuk menggunakan merek dagang dalam pekerjaan mereka tanpa izin selama penggunaan memiliki tingkat minimal yang berbeda dan tidak secara eksplisit membingungkan konsumen.
Bisa diduga, debat nantinya, jika masih berlangsung, adalah menguji tes Rogers itu sendiri dengan sanggahan yang seru; apakah tas dalam bentuk nyata berbeda dengan tas NFT dalam karya seni di dunia maya.
MS Sumber Bloomberg Law
CRYPTO NEWS : 3,600 Merk Dagang Kripto Siap Bertempur