Penyelenggara jasa antar makanan seperti Go Food atau Grab tidak hanya mengambil keuntungan 20% dari pemilik restaurant, tapi juga 20% dari pemilik motor dan kepada pelanggan dikenakan Rp 14,000 – Rp 24,000 untuk ongkos kirim serta Rp 10,000 beaya aplikasi dan beaya lainnya.
Jarak rumah di Residence One dan BSD Plaza hanya sekitar 650 M atau jika ditempuh jalan kaki 3 menit. Untuk memesan nasi goreng di Solaria yang terletak di BSD Plaza, konsumen diam-diam dibebani pungutan antara 40% hingga 60%, tergantung berapa jenis makanan yang anda pesan.
Mungkin itu sebabnya, tetangga sebelah yang setiap sehari tiga kali memesan makanan melalui GoFood atau Grab, sekarang nyaris hanya sesekali saja. Padahal, selama 2 tahun terakhir, selalu ada teriakan dari pengantar GoFood atau Grab sebagai sinyal pengiriman makanan sudah selesai.
Penasaran, saya mencoba praktek membeli dari GoFood dari rumah yang jaraknya hanya 600 M ke tempat penjual makanan. Ternyata, hanya untuk membeli 2 jenis makanan; Express Bowl Fillet Ikan Mayo seharga Rp 35,000 dan Cap Cay Goreng Rp 40,000, konsumen dikenakan 2 jenis pungutan oleh Go Food. Yakni ongkos kirim sebesar Rp 14,500 dan beaya layanan dan lainnya ssebesar Rp 10,000 atau total jendral pungutan dari penyedia antara makanan ini adalah Rp 24,500 atau 33% dari makanan yang kita pesan.
Bagaimana dengan 1 pesanan.
Saya mencoba pesan lagi, hanya 1 jenis makanan di tempat yang sama yakni Express Bowl Fillet Ikan Teriyaki seharga Rp 28,000, dikenakan ongkos kirim Rp 15,000 dan beaya layaan dan lainnya 25,000 atau 90% dari nilai makanan.
Aplikasi Go Food mengambil keuntungan dari berbagai pihak yang terlibat di dalamnya. Dari pihak makanan, Go Food mengambil 20% sehingga secara otomatis, pihak penyedia makanan mau tak mau harus menaikkan harga makanan 20% untuk jatah Go Food. Dari pemilik motor yang mengantar makanan, Go Food mengambil keuntungan 22% dari semula 20,04%.. Dan kepada konsumen, Go Food mengenakan lagi beaya layanan atau sebelunya disebut beaya aplikasi sebesasr Rp 3,000, kini naik 70% menjadi Rp 10,000 sebagai beaya layanan dan sebagainya.
Pada setiap pesanan GoFood, pelanggan akan menemukan komponen ‘Biaya layanan & lainnya’ di bagian ringkasan pembayaran pada halaman checkout pesanan. Biaya layanan dan lainnya’ merupakan gabungan dari beberapa komponen biaya yang dibebankan kepada pelanggan, di luar harga barang dan ongkos kirim.
Menurut pihak GoFood, komponen-komponen yang termasuk ke dalam ‘Biaya layanan dan lainnya’ adalah:
- Biaya bungkus dari restoran
- Biaya tunggu driver
- Biaya layanan aplikasi
- Biaya parkir
Ini agak aneh. Biaya bungkus dari restoran itu adalah bungkus yang selalu disediakan atau kewajiban restaurant, jadi klaim Go Food mengada-ada. Termasuk beaya tunggu driver dan beaya parkir yang biasanya tidak ada dan diada-adain.
Tahun lalu, perusahaan memperoleh 11,3 triliun namun dalam pembukuan, perusahaan masih merugi 40,4 triliun. Apa itu sebabnya, meski pungutan sudah besar, dinaikkan terus, hanya mereka yang tahu
Perusahaan penyedia makanan seperti Go Food dan Grab atau apapun namanya tetap dimanfaatkan konsumen di Indonesia yang sering tidak teliti dan tidak kritis terhadap beban yang yang harus ditanggung.
Bisa dimaklumi kalau tetangga sebelah, sekarang memilih jalan kaki ke mall seberang yang membuat mereka lebih sehat jalan kaki dan sehat ekonomi.
Begitulah pengusaha yang memanfaatkan kelemahan konsumen. Masalahnya tinggal pilihan: Go Food atau Go Foot alias Jalan Kaki.
Jalan Kaki Menjinakkan 9 Penyakit (1)
Jalan Kaki Menjinakkan 9 Penyakit (2)
Jalan Kaki Tergopoh-gopoh Lebih 10 Manfaat Plus 1 Manfaat Berharga Tak Perlu Stent Jantung