Setiap hari, televisi menghadirkan para pembicara. Pembicara ? Ya, mereka yang suka bicara apa saja. Bahkan tak perlu tahu apapun bisa masuk menjadi pembicara. Sebab begitulah keinginan Sang Presenter dan pemodal tv.
Sang Presenter senantiasa menghadirkan Sang Pembicara yang dipilih karena suatu tujuan. Siapa saja. Kalau mood Sang Presenter sedang galau, ia mengundang Sang Pembicara yang tak tahu apa-apa tapi bisa bicara. Ia beri Sang Pembiaca sebuah peci dan berkung agar tampak releigius, lalu ditanya soal haji. Tak perulu benar atau salah sebab Sang Presenter mengejar rating, Samg Pembiacara perlu eksis.
Saking kesalnya seorang Nitizen membuat panggung untuk Sang Pembicara. Ia taruh senuah meja, dua kursi dan lampu berpijar di tengah pembuangan sampah. Di sistulah ia mengundang Sang Pembicara dalam dialog berbagai topik di atas tumpukan sampah.
Para Sang Pembicara itu tampaknya memang telah menyatu dan pantas didudukkan di atas permadani sampah. Sebab dari sanalah mereka berasal…
12.06.21
DISCLAIMER : Foto sekedar ilustrasi pemanis agar pembaca tidak tersesat di rimba logical fallacynya sendiri.