“Saya triple minoritas, tetapi saya Indonesia. Saya cinta Indonesia, darah saya merah, saya cinta Indonesia as much as (sebanyak) kalian yang mayoritas mencintai Indonesia. Jadi, untuk Maluku Utara terima kasih, kenal saya karena saya mencintai kalian Maluku Utara,” ujar Sherly Laos saat ramah tamah usai pelantikan kepala daerah di Jakarta, Kamis (20/2/2025).
OLEH DIMAS SUPRIYANTO
KABAR baik dan menggembirakan datang dari Maluku Utara. Sherly Tjoanda, yang kini dikenal dengan nama Sherly Laos, terpilih sebagai Gubernur Maluku Utara untuk periode 2025-2030. Jabatan itu didapat mendadak, setelah suami meninggal karena kecelakaan speedboat di pulau Taliabu, pada 12 Oktober 2024 lalu.
Para pendukung almarhum Benny Laos dari delapan partai meminta dia menggantikan dan ternyata berhasil – mendapat dukungan mayoritas, yaitu 359.416 suara (50,69 persen), kandidat dari Partai Demokrat ini mengungguli tiga pasangan pesaingnya. Tentulah melalui liku liku yang menegangkan. Luar biasa.
Sherly Tjoa, 42 tahun, dilantik langsung oleh Presiden Prabowo Subianto bersama sama Sarbin Sehe sebagai Wakil Gubernur Maluku Utara, serta 961 kepala daerah dan wakil kepala daerah lainnya di Istana Merdeka Jakarta, pada Kamis (20/02/2025) lalu.
Dalam Pilkada Serentak 2024 dia satu satunya kandidat yang yang menyandang status “triple minority”, yakni seorang perempuan, penganut Katolik dan keturunan Tionghoa. Sherly mengaku sempat meragukan dirinya sendiri lantaran latar belakangnya itu. Namun, warga Maluku Utara telah menghayati dan mengamalkan Bhineka Tunggal Ika dalam praktik senyatanya. Minoritas hanya angka.
Maluku Utara dikenal dengan julukan “Negeri rempah-rempah” dan “Negeri para raja”. Namun telah menerapkan semboyan “Marimoi ngone futuru” – semboyan bahasa Ternate – yang berarti “Bersatu kita teguh”.
Provinsi di bagian timur Indonesia, di kaki Gunung Gamalama ini baru terbentuk pada 4 Oktober 1999, dimana sebelumnya merupakan kabupaten dari Provinsi Maluku bersama dengan Kabupaten Halmahera Tengah. Di masa lalu ada empat (4) kesultanan di sana, yaitu Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo.
Pada pertengahan tahun 2024, jumlah penduduk Provinsi Maluku Utara mencapai 1.374.859 jiwa, dengan kepadatan penduduk sebanyak 42 jiwa/km2
Menurut data demografi di Maluku Utara, penganut Katolik – agama yang dianut Sherly Tjoanda – hanya 0,50%. Sedangkan mayoritas penduduk di sana Islam (74,50%), menyusul Protestan (24,97%), Kepercayaan (0,44%), Hindu, Buddha dan Konghucu masing masingnya hanya 0,01% . Namun, warga Maluku sudah terlanjur sayang padanya.
“Saya mungkin adalah triple minoritas tetapi saya Indonesia. Saya cinta Indonesia, darah saya merah, saya cinta Indonesia as much as (sebanyak) kalian yang mayoritas mencintai Indonesia. Jadi, untuk Maluku Utara terima kasih, kenal saya karena saya mencintai kalian Maluku Utara,” ujar Sherly Laos saat ramah tamah usai pelantikan kepala daerah di Jakarta, Kamis (20/2/2025).

Keputusan wanita kelahiran 8 Agustus 1982 ini untuk maju sebagai calon gubernur Maluku Utara adalah wujud pengabdian dan meneruskan perjuangan suaminya, Benny Laos, yang telah meninggal dunia. foto : Instagram
Ibu tiga anak ini mengenang betapa besar cinta almarhum suaminya terhadap Maluku Utara dan bertekad untuk melanjutkan apa yang telah dia mulai. “Tidak ada hal yang bisa saya gantikan untuk seorang Benny Laos karena dia memberikan saya yang terbaik. (Oleh karena itu), saya dan anak-anak membalasnya dengan memberikan yang terbaik bagi kesayangan Benny Laos, yaitu Maluku Utara,” katanya, sebagaimana diungkapkan kepada Kompas.com
Meski tidak menganggap dirinya sebagai wanita super, Sherly percaya bahwa kesuksesan tak akan terwujud tanpa tim yang solid. “Saya bukan superwoman. Saya butuh tim super, tim yang solid untuk membangun Maluku Utara,” ujarnya.
Alumni International Business Management dari Universitas Petra Surabaya ini mengungkapkan optimisme besar terhadap potensi Maluku Utara yang kaya akan sumber daya alam dan pertumbuhan ekonomi yang mengesankan, dengan angka pertumbuhan mencapai dua digit.
Kesejahteraan masyarakat Maluku Utara masih menjadi tantangan besar. “Saya ingin memperbaiki kualitas hidup masyarakat Maluku Utara agar lebih sejahtera,” katanya. Ia juga menegaskan pesan yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto saat melantik 961 kepala daerah hasil Pilkada Serentak 2025 di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, dalam retret bahwa para kepala daerah berpikir kreatif dan inovatif untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
“Arahan kepada kami 961 kepala daerah adalah ketika dilantik adalah untuk berpikir mencari strategi dan inovasi yang terbaik bagaimana meningkatkan taraf hidup masyarakat,” kata Sherly Tjoanda.
Pengalamannya sebagai Ketua Yayasan Bela Peduli dan Ketua DPD-HKTI di provinsinya menunjukkan dia bukan sekadar wanita pendamping suami. Studi program ‘double degree’ Inholland University of Applied Sciences di Belanda – yang diselesaikan pada 2004 lalu – segera dipraktikkan untuk memajukan masyarakat di provinsinya.
Setelah Ahok BTP tumbang oleh politik SARA di Jakarta (2017) kita mendapatkan lagi pemimpin dari triple minority. Maluku Utara yang jauh dari ibukota mengirimkan cahaya teladan, bahwa dari seorang pemimpin dibutuhkan kemampuannya, integritasnya dan kerja kerasnya untuk mewujudkan impian bersama. Bukan latar belakang keluarga, suku dan agamanya.
Semoga tak ada ganguan politik identitas ala Pilgub Jakarta 2017 yang main gila di sana.
Semoga cahaya dari timur Indonesia, khususnya dari Maluku Utara menyebar ke seantero Indonesia. ***