Surat Terbuka Brigjen TNI Junior Tumilaar dan Surat ‘Pengakuan’ Irjen Pol. Napoleon Bonaparte

BRIGJEN TNI JUNIOR TUMI

Brigjen TNI Junior Tumilaar

Seide.id – Meskipun era surat tertulis tangan atau diketik di lembaran kertas sudah dianggap ketinggalan jaman seiring berkembangnya teknologi internet, surat dalam bentuk fisik ternyata masih cukup ampuh untuk menyampaikan pesan. Terutama bila isinya kuat dan mengusik perasaan masyarakat. Itulah yang kemudian di sebut viral.

Saat ini ada dua surat yang tengah viral. Yakni surat terbuka yang ditulis oleh Irjen Pol. Napoleon Bonaparte (NB) dan surat dari Brigjen TNI Junior Tumilar untuk Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit.

Surat terbuka tulisan tanganBrigjen TNI Junior Tumilar

Dua-duanya berpangkat jenderal, meski pun saat ini masing-masing berada di posisi berbeda. Irjen NB berada di dalam tahanan Bareskirm Polri, sedangkan Brigjen Junior Tumilaar menjabat sebagai Inspektur Kodam Merdeka. Irjen NB berdalih sedang membela agamanya, dan dengan alasan itu ia lalu menggebuki tahanan lain yang diduga penista agama, Muhammad Kace, hingga babak belur.

Sedangkan Brigjen Junior Tumilaar sedang membela rakyat kecil yang sedang ditekan oleh pengembang yang kemudiam melibatkan aparat kepolisian. Brigjen Junior Tumilaar merasa terusik karena, anggota Babinsa yang membela rakyat kecil mempertahankan tanahnya, didatangi oleh aparat Brimob bersenjata, dan dipanggil ke Polres.

Sebagaimana ditulis  republika.id, surat yang ditulis Junior dengan tembusan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa, Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima Kodam Merdeka Mayjen Wanti Waranei Franky Mamahit, viral di media sosial.

Isi surat orang nomor tiga di Kodam Merdeka itu berisi keheranannya atas sikap Brimob Sulawesi Utara (Sulut) bersenjata yang mendatangi salah seorang personel Badan Pembina Desa (Babinsa). Hal itu terkait pembelaan sang Babinsa kepada warga bernama Ari Tahiru (67 tahun), yang tanahnya disebut diserobot PT Ciputra International.

Iruen Pol Napoleon Bonaparte

Junior tidak terima ketika sang Babinsa membela rakyat kecil, berkonsekuensi harus dipanggil Polresta Manado, dan Ari yang merupakan warga buta huruf harus ditangkap aparat. Dia pun menulis surat di Kota Manado pada 15 September 2021, yang ditujukan kepada orang nomor satu di organisasi Polri.

Junior merupakan abiturien Akademi Militer (Akmil) 1988 yang merintis karier di TNI AD di korps Zeni. Dia pernah menjadi Komandan Kodim 021/Tapanuli Tengah, dan Staf Khusus Direktur Zeni Angkatan Darat (Dirziad).

Berikut isi surat terbuka Junior:

Salam sinergitas TNI-Polri dan salam presisi.

Saya bersurat dimotivasi oleh kebenaran berdasarkan Ketuhanan Allah Yang Maha Esa-Maha Kasih Yang bernama Yehuwa.

Saya Brigjen TNI Junior Tumilaar (Irdam XIII/Merdeka) memberitahukan dan bermohon agar Babinsa (Bintara Pembina Desa) jangan dibuat surat panggilan Polri. Para Babinsa itu bagian dari sistem pertahanan Negara di darat. Para Babinsa diajari untuk tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat, bahkan wajib mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya.

Kami beritahukan kepada Bapak Kapolri, bahwa ada rakyat bernama Bapak Ari Tahiru rakyat miskin dan buta huruf berumur 67 tahun ditangkap ditahan karena laporan dari PT Ciputra International/Perumahan Citraland. Bapak Ari Tahiru sampai surat ini dibuat masih ditahan (± 1/2 bulan). Juga Bapak Ari Tahiru ini pemilik tanah waris yang dirampas/diduduki

PT Ciputra International/Perumahan Citraland (memang beberapa penghuni anggota Polri). Bapak Ari Tahiru sebagai rakyat minta perlindungan Babinsa, itu pun Babinsa kami pun dipanggil Polri/Polresta Manado.

Selain itu, pasukan Brimob Polda Sulut bersenjata mendatangi Babinsa kami yang sedang bertugas di tanah Bapak Edwin Lomban yang sudah ada putusan Mahkamah Agung Nomor 3030 K tahun 2016.

Atas laporan PT Ciputra International/Perumahan Citraland, Polresta Manado membuat surat panggilan kepada Babinsa. Akhir kata Demi Allah Yang Maha Esa-Maha Kasih, mari kita bela rakyat miskin/kecil dan jangan bela perusahaan yang merampas tanah-tanah rakyat. Terima kasih, semoga diberkati Allah Yehuwa.

Saya Tentara Rakyat

Junior Tumilaar

Brigjen TNI

Tembusan:

1. Panglima TNI

2. Kasad

3. Pangdam XIII/Merdeka

4. James Tuwo (Pengacara Ari Tahiru dan Edwin Lomban)

5. Ibu Brigita H Lasut

Isi surat Junior membuktikan bahwa TNI masih bersama-sama rakyat. Di masa Orde Baru dulu kita kerap mendengar jargon “ABRI manunggal dengan rakyat”. Selain itu juga ada slogan, “Dari Rakyat untuk Rakyat”. Artinya ABRI / TNI memang tidak bisa dipisahkan dengan rakyat, meski pun di masa Orde Baru ABRI / TNI dijadikan alat untuk melanggengkan kekuasaan oleh pemerintah yang berkuasa.

Sepanjang sejarahnya, tentara nasional memang tidak bisa dipisahkan dengan rakyat. Dalam perjuangan membela tanah air di masa penjajahan atau ketika mempertahankan kemerdekaan, tentara selalu bahu membahu dengan rakyat. Pertempuran besar di Surabaya pada 10 November 1945, long march pasukan Siliwangi dari Jawa Tengah ke Jawa Barat, penumpasan DI/TII di Jawa Barat dan berbagai operasi lainnya.

Surat yang ditulis oleh Brigjen Junior Tumilaar merupakan panggilan hati seorang prajurit yang menjadi bagian dari rakyat. Herman Wijaya

Avatar photo

About Herman Wijaya

Wartawan, Penulis, Fotografer, Videografer